Bab Sepuluh

126 8 0
                                    

Kyuhyun tiba di Luxury Hotel. Tepat di depan kamar 2107. Kyuhyun tahu tidak seharusnya ia melakukan ini. Kejadian semalam mungkin memang kesalahan. Namun berada di sini, sama artinya dengan mengkhianati Shin Hyona.

Tapi nyatanya Kyuhyun tidak bisa berhenti. Ketika Jia mempermainkannya tadi siang, Kyuhyun sudah memutuskan untuk tidak meladeni gadis itu lagi. Bahkan ketika mendapat catatan yang diselipkan di bawah cangkir kopi, Kyuhyun langsung membuangnya ke tempat sampah tanpa pikir panjang. Namun ketika dalam perjalanan pulang, lagi-lagi setan dalam diri Kyuhyun bangkit. Membuat pria itu memutar arah hingga pada akhirnya ia tiba di sini.

Kyuhyun mengambil napas sekali lagi, sebelum menekan bel kamar 2107. Dan tak perlu menunggu lama, pintu pun terbuka. Menampilkan sosok Jung Jia yang mengenakan handuk kimono. Gadis itu melebarkan pintu, memberi jalan agar Kyuhyun masuk, sebelum akhirnya menutup kembali kamar dengan rapat.

“Kukira kau tidak akan datang,” kata Jia.

“Aku nyaris tidak datang.”

“Nyatanya kau datang.”

Kyuhyun menatap mata Jia lekat dan bergerak maju, mengikis jarak di antara mereka. “Kau tahu aku tidak suka dipermainkan.”

“Aku tidak berniat mempermainkanmu, Oppa.” Jia meletakkan kedua telapak tangannya di atas dada Kyuhyun, lalu mengelusnya dengan gerakan perlahan. “Tapi aku tahu, kau pria yang mudah penasaran.”

Kyuhyun meraih pinggang Jia dan mendekatkan tubuh mereka. “Jadi kau sengaja menggodaku seharian ini? Supaya aku penasaran?”

“Kau tahu, mantan kekasih bisa tampak berjuta kali lebih indah saat bukan menjadi milik kita lagi.”

“Kau bicara tentangku? Atau tentang dirimu sendiri?”

Jia berjinjit, mendekati telinga Kyuhyun dan berbisik lembut, “Kita.”

Entah siapa yang memulai lebih dulu, tapi kini bibir mereka sudah berpadu dalam ciuman panas. Bibir mereka saling mengecap. Lidah mereka beradu. Tangan keduanya mengelus bagian sensitif masing-masing, lalu saling melepas pakaian yang melekat. Jas milik Kyuhyun, dasi hingga kemeja pria itu teronggok di lantai. Kyuhyun juga melepas kimono Jia. Pria itu tak bisa menutupi pandangan takjubnya saat menyadari bahwa di balik kimononya, Jia memakai lingerie yang begitu menggoda.

“Kau menyukainya?” tanya Jia sembari menggigit bibir. “Kapan terakhir kali istrimu memberimu pemandangan indah seperti ini?”

Tidak tahu. Kyuhyun tidak ingat. Namun pria itu memilih untuk menciumi leher Jia saja daripada menjawabnya.

Sial! Gadis ini benar-benar tahu cara memperdaya Kyuhyun rupanya.

***

Kyuhyun mengerang nikmat ketika pelepasan dahsyat berhasil ia dapatkan. Pria itu menjatuhkan diri di atas ranjang, sambil mengatur napasnya yang tersengal.

Ini benar-benar gila. Kapan terakhir kali Kyuhyun merasakan seks yang luar biasa seperti ini? Kyuhyun tidak ingat. Yang ada di ingatannya justru ketika Hyona meninggalkannya tidur di saat Kyuhyun sedang ingin bermain.

Sial! Malam ini, Kyuhyun merasa hidup untuk yang kedua kali.

Jia yang juga terengah beringsut memeluk Kyuhyun. Gadis itu menelungkupkan badan, dengan kepala disandarkan di dada Kyuhyun yang bidang.

Oppa, kau tahu.”

“Apa?”

“Tanpa menghitung yang semalam karena kau mabuk berat, ini kedua kalinya kita bercinta. Setelah malam di perpustakaan itu.”

Kyuhyun tersenyum kecut. “Ya. Karena keesokan harinya aku harus berangkat wajib militer, dan kau malah pergi meninggalkanku.”

“Kau tahu itu bukan kemauanku.”

Kyuhyun merangkul pinggang Jia dan mengelusnya. “Aku tahu. Aku minta maaf atas nama ibuku karena telah menekanmu dulu.”

“Tidak apa-apa.”

“Seharusnya saat itu aku sadar keanehanmu,” ujar Kyuhyun. “Kita sudah berjanji tidak akan berkencan melewati batas, tapi tiba-tiba kau ingin melakukannya. Terlebih, di perpustakaan.”

“Aku hanya ingin membuat kenangan yang tak terlupakan denganmu,” aku Jia.

“Kau benar. Itu tidak terlupakan.”

“Sejujurnya aku berharap kau menungguku. Tapi sepertinya harapanku terlalu muluk.”

“Karena aku sudah menikah?”

Jia mengangguk lesu. Gadis itu memainkan jarinya di atas dada telanjang Kyuhyun.

“Aku tidak bisa meminta maaf untuk itu,” kata Kyuhyun.

“Kau mencintainya?”

“Ya.”

“Tapi kau mengkhianatinya.”

“Aku tahu. Sejujurnya aku merasa sangat berdosa sekarang.”

“Apa kau menyesal?”

Kyuhyun menatap langit-langit kamar dengan gamang. “Entahlah. Aku tidak mengerti diriku sendiri.”

Jia tersenyum. “Kusimpulkan kau tidak menyesal.”

Gadis itu memagut bibir Kyuhyun. Namun beberapa saat kemudian Kyuhyun melepasnya dan bangkit dari ranjang. “Aku harus pulang.”

“Sekarang?”

“Ya.”

Kyuhyun menuju kamar mandi dan membasuh diri dengan cepat. Jia bersandar di dasbor ranjang saat Kyuhyun selesai mandi.

“Kenapa buru-buru sekali?” Jia merengut. “Kau tidak mau ronde kedua?”

“Aku tidak mau membuat istriku khawatir.”

“Apa kita akan melakukannya lagi lain kali?”

“Aku tidak janji.”

“Akan kubuat kau menginginkannya lagi.”

Kyuhyun yang sedang mengancingkan kemeja menatap gadis itu sambil menghela napas. “Jia-ya...”

“Kenapa? Aku belum puas. Bercinta dua kali belum mampu menghapus rinduku yang kutahan selama belasan tahun.” Jia melipat tangan di dada dengan bibir mengerucut. “Yang semalam saja kau tidak ingat.”

Kyuhyun menghela napas. Lalu ia melanjutkan diri berpakaian. “Kuanggap ini menjadi malam terakhir untuk kita. Kumohon berhenti bertingkah yang tidak-tidak.”

“Seperti yang kukatakan, Oppa. Aku hanya ingin mengejar apa yang ingin kukejar. Sisanya terserah padamu, entah kau mau menolakku, atau memakan umpan yang kulemparkan. Satu hal yang pasti, aku masih mencintaimu, tak peduli kau sudah beristri.”

***

War of Life (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang