Bab Sebelas

114 8 0
                                    

Nyatanya, malam itu tidak menjadi malam terakhir bagi Kyuhyun dan Jia. Hari-hari berikutnya mereka masih sering berhubungan. Beberapa kali mereka melakukannya di hotel maupun apartemen Jia, dan beberapa kesempatan mereka melakukannya di kantor. Kyuhyun dan Jia tampak sangat profesional jika di sekitar mereka ada orang lain, layaknya seorang CEO dan sekretaris. Tapi begitu berada di ruangan sendiri, mereka selalu mengambil celah waktu itu untuk bercinta. Atau minimal bercumbu.

Seperti sekarang. Di saat kantor sudah gelap karena jam kerja telah lewat berjam-jam yang lalu, Kyuhyun dan Jia masih betah berlama-lama di ruangan Kyuhyun. Memenuhi ruang kerja Kyuhyun dengan desahan dan peluh. Ketika pelepasan sudah mereka raih, Kyuhyun baru beranjak dari atas tubuh Jia untuk membasuh diri.

“Aku mandi dulu,” katanya.

Kyuhyun tahu Hyona adalah wanita yang cerdas. Maka ia harus meminimalisir kesalahan sekecil apa pun agar tidak ketahuan. Kyuhyun selalu merapikan diri setelah bercinta. Tak jarang ia rela mandi lagi saat tiba di rumah. Pria itu harus memastikan tidak ada jejak Jung Jia sekecil apa pun, entah itu aroma, bekas ciuman, kancing baju, anting, aksesoris, bahkan helai rambut sekalipun.

Kyuhyun akui, pria itu menikmati waktu yang ia habiskan bersama Jia. Tapi pria itu tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi jika Hyona mengetahui semuanya. Biar bagaimanapun, Kyuhyun masih sangat mencintai istrinya.

“Aku pulang dulu. Kau juga pulanglah,” kata Kyuhyun saat dirinya sudah kembali rapi. Begitu pula Jia.

“Kau juga hati-hati. Aku akan mengirimimu pesan nanti.”

“Jangan terlalu sering mengirim pesan. Aku tidak ingin Hyona curiga.”

“Tapi aku ingin bertukar pesan denganmu.”

“Kita sudah menghabiskan waktu seharian setiap hari. Apa itu masih kurang?”

“Kurang,” jawab Jia manja. “Kalau bisa aku ingin dua puluh empat jam bersamamu.”

Kyuhyun hanya tersenyum tipis. Pria itu mengecup kening Jia. “Terima kasih hari ini, sayang. Sampai ketemu besok pagi.”

“I love you, Oppa.”

Lagi-lagi Kyuhyun hanya tersenyum tipis. Pria itu mengecup bibir Jia, sebelum akhirnya pulang lebih dulu.

***

Kyuhyun tiba di rumah jauh melewati jam makan malam. Tadi pria itu mengirim pesan pada Hyona agar wanita itu dan Haesoo makan malam terlebih dahulu tanpa menunggu Kyuhyun. Karena Kyuhyun sudah makan bersama Jia di kantor. Tapi ternyata Hyona tetap menyisihkan makan malam untuknya. Separuh diri Kyuhyun merasa bersalah. Tapi perutnya sudah penuh dan tidak ingin diisi lagi. Lagi pula energinya hari ini sudah habis. Bercinta dengan Jung Jia ternyata menguras cukup banyak tenaga. Ia ingin langsung tidur.

“Maaf, sayang, aku benar-benar sudah kenyang.”

Hyona tersenyum meski tak dipungkiri wanita itu kecewa. “Tidak apa-apa. Mandi dan istirahatlah. Kau pasti lelah.”

Kyuhyun mengangguk. Pria itu mengecup kening Hyona singkat sebelum beranjak ke kamar mereka.

Hyona tidak tahu apa yang terjadi. Tapi ia merasa, ada yang berbeda dari cara Kyuhyun menciumnya. Meski Hyona tak bisa menjelaskan apanya yang berbeda.

Hyona menyiapkan pakaian tidur untuk Kyuhyun selagi pria itu mandi. Lalu duduk di tepi ranjang, menunggu.

“Kau belum tidur?” tanya Kyuhyun saat keluar dari kamar mandi.

Hyona menggeleng. “Aku menunggumu.”

“Tidurlah kalau kau lelah, sayang. Jangan memaksakan diri,” kata Kyuhyun. “Haesoo sudah tidur?”

“Sudah. Ini sudah hampir jam sebelas. Tentu saja dia sudah tidur.”

Kyuhyun mengangguk. Pria itu melepas handuk dan memakai pakaiannya tanpa sungkan di depan Hyona.

“Bagaimana meeting-nya? Tumben akhir-akhir ini sering meeting hingga larut malam.”

“Ya. Aku sedang pusing memikirkan perencanaan ulang akibat investasi yang gagal waktu itu.”

Ada lagi yang berbeda dari Kyuhyun. Biasanya pria itu bicara sambil menatap matanya, tapi akhir-akhir ini Kyuhyun selalu bicara sambil lalu, seolah bicara dengan Hyona hanya formalitas belaka.

Setelah bersalin ke pakaian yang nyaman, Kyuhyun naik ke atas ranjang lalu bergelung dengan ponsel yang tadi diletakkan di atas nakas. Dan ini menjadi keanehan selanjutnya yang terjadi pada Kyuhyun. Biasanya pria itu jarang bermain dengan ponsel setiap di rumah, kecuali ada sesuatu yang penting. Tapi akhir-akhir ini, benda persegi panjang itu seolah lengket dengan tangan Kyuhyun.

Pria itu bahkan tidak memberi Hyona kecupan selamat malam.

Tunggu. Hyona jadi ingat sesuatu. Kapan terakhir kali Kyuhyun mengajaknya bercinta? Apakah di kantor saat itu? Saat Kyuhyun memperlakukannya dengan sedikit kasar dan tidak sabar?

Ada apa dengan suaminya?

Oppa,” panggil Hyona.

Kyuhyun yang masih asyik dengan ponselnya hanya menyahut singkat, “Hm?”

“Kau baik-baik saja?”

“Ya. Kenapa?”

“Tidak. Hanya merasa kau sedikit berbeda akhir-akhir ini.”

Kyuhyun akhirnya meletakkan ponselnya di atas nakas. “Berbeda bagaimana?”

“Entahlah. Akhir-akhir ini aku merasa kau sedikit... asing.”

“Mungkin hanya perasaanmu saja, sayang. Apa kau sedang datang bulan?”

“Tidak.”

“Apa kau sedang banyak pekerjaan? Atau kau tidak enak badan?”

“Pekerjaanku memang biasanya banyak. Tapi aku tidak sedang tidak enak badan.”

“Kemarilah. Mungkin itu hanya perasaanmu saja.”

Kyuhyun melebarkan tangannya. Hyona menghambur ke pelukan pria itu. Lalu tiba-tiba ia teringat sesuatu.

Oppa, tentang mantan kekasihmu yang kau ceritakan waktu itu. Apa kau sudah mendengar alasannya?”

Entah ini hanya perasaan Hyona saja atau memang benar, tapi wanita itu merasa pelukan Kyuhyun menegang. Meski hanya sebentar. Karena pria itu kembali mengelus rambutnya.

“Sudah.”

“Apa katanya?”

“Terdesak keadaan. Adiknya menderita kanker saat itu, jadi dia harus pergi demi mengobati adiknya yang sakit.”

Hyona terdiam. Entah dirinya harus merasa senang atau tidak dengan alasan itu. Alasan yang jelas-jelas menarik simpati Kyuhyun. “Lalu bagaimana perasaanmu sekarang?”

“Aku? Aku baik-baik saja.”

Hyona menggigit bibir bawahnya. “Apa kalian... masih berhubungan?”

“Tidak.”

Seharusnya Hyona merasa senang dengan jawaban itu. Tapi entah mengapa, firasatnya tidak enak.

Dan firasat tidak enak itu semakin menjadi-jadi saat Kyuhyun sudah terlelap. Biasanya, pria itu selalu memeluk Hyona saat tidur. Selalu. Setiap malam, kecuali jika mereka sedang bertengkar kecil-kecilan. Tapi kini, pria itu berbalik memunggungi Hyona, dalam keadaan mereka baik-baik saja.

Apakah... mereka benar-benar baik-baik saja?

***

War of Life (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang