Bab Lima Belas

149 10 0
                                    

Beberapa hari yang lalu, Hyona masih bersemangat untuk tampil live di YouTube My Family bersama Kyuhyun untuk memperingati hari ayah. Sebagai seorang influencer, Hyona selalu senang tiap ada kesempatan berbagi pada orang lain. Tapi hari ini, Hyona merasa suasana hatinya benar-benar kacau. Karena di hari ayah, di hari yang sudah Hyona rencanakan bersama Haesoo untuk memberi kejutan pada Kyuhyun, malah Hyona sendiri yang dikejutkan oleh kelakuan pria itu.

Jika boleh menuruti ego, Hyona ingin membatalkan jadwal yang sudah ia setujui. Hyona ingin melayangkan amarahnya pada Kyuhyun. Bahkan jika perlu, Hyona ingin mengusir Kyuhyun dari rumah. Tapi Hyona tahu itu tidak mungkin. Akan sangat tidak profesional jika tiba-tiba Hyona membatalkan acara di hari itu juga. Hyona juga sudah belajar dari pengalaman tadi pagi, bahwa tidak seharusnya ia dan Kyuhyun tampak bertengkar di depan Haesoo.

Maka dari itu, Hyona memilih untuk memasang senyum palsu saat siang hari Kyuhyun menjemputnya di rumah sakit. Haesoo telah ikut serta bersama Kyuhyun di mobil, dan kini tengah melambai ke arah Hyona. Hyona pun masuk, membiarkan Kyuhyun mencium keningnya sebelum mereka pergi ke studio.

***

Studio itu didesain seperti ruang tamu rumah. Ada sebuah sofa panjang yang diduduki Hyona dan Kyuhyun, ditambah satu sofa yang digunakan oleh pembawa acara. Shin Hyona bukanlah wanita yang kaku jika dihadapkan pada kamera. Tapi kini untuk pertama kalinya, Hyona merasa rahangnya sakit karena terlalu memaksakan senyum. Terutama mendengar tiap pertanyaan dan pernyataan yang memang benar adanya, tapi kini terasa menyakitkan untuk didengar.

“Berhubung ini adalah hari ayah, apakah ada sesuatu yang spesial hari ini?”

Kyuhyun menoleh ke arah Hyona, sedangkan Hyona langsung menjawab dengan wajah yang sengaja dibuat ceria. “Tentu saja. Haesoo sudah menyiapkan hadiah spesial untuk Appa.” Hyona melambai pada Haesoo yang berdiri di samping manajernya, menyuruh anak itu mendekat sambil membawa kotak kado yang sejak tadi ia bawa.

Haesoo menghampiri Kyuhyun. Tersenyum cerah sambil menyodorkan hadiahnya. “Selamat hari ayah, uri Appa.”

“Terima kasih, sayang.” Kyuhyun mencium pipi Haesoo dan memangkunya.

“Mau dibuka kadonya?”

Kyuhyun berkata pada Haesoo. “Kita buka sama-sama, ya? Satu, dua, tiga.”

“Wah, cantik sekali dasinya,” puji sang MC saat Kyuhyun mengangkat dasi berwarna biru gelap dari dalam kotak.

Kyuhyun berterima kasih sekali lagi pada Haesoo. Pria itu juga mencium kening Hyona. “Terima kasih, istriku.”

“Woah! Melihat mereka baik dari media sosial maupun langsung seperti ini selalu memberikan efek hangat, ya. Betapa luar biasanya keluarga ini,” kata sang MC. “Untuk para ayah di luar sana, kami ucapkan selamat hari ayah. Terima kasih telah menjadi ayah yang hebat, ayah yang tangguh dan ayah yang penyayang. Untuk pemirsa yang sedang menyaksikan acara ini dan ingin bertanya pada Cho Kyuhyun dan Shin Hyona, bisa langsung tulis di kolom komentar.”

Pembawa acara itu kembali mengarahkan tubuhnya kepada Kyuhyun dan Hyona. “Ada satu pertanyaan khusus untuk Haesoo Eomma, seperti apa sih sosok Cho Kyuhyun di mata Anda?”

Kyuhyun dan Hyona saling menatap dan tersenyum sebelum Hyona menjawab, “Kyuhyun Oppa adalah ayah yang baik untuk Haesoo. Mungkin suamiku bukan suami yang sempurna. Tapi Oppa adalah ayah yang hebat.”

Pembawa acara menghitung dengan jarinya. “Ayah yang hebat. Lalu?”

Oppa adalah sosok yang suportif,” jawab Hyona jujur. “Kami menyadari kami berdua sama-sama sibuk, Oppa dengan Cho Corporation dan aku dengan segala aktivitasku baik di rumah sakit maupun di SH PDC. Ada saat di mana aku jauh lebih sibuk dibanding suamiku. Tapi Oppa tidak pernah menuntutku ini itu, tidak pernah menyalahkan kesibukanku, dan Oppa pun bersedia bergantian mengurus Haesoo.”

“Ya, karena aku sadar mengurus anak bukan hanya kewajiban seorang ibu, tapi juga seorang ayah,” kata Kyuhyun menimpali. Hyona mengangguk menyetujui.

“Dilihat dari kesibukan kalian yang seolah tidak ada habisnya, lalu kapan kalian biasanya quality time? Untuk membangun sebuah keharmonisan seperti ini, tentunya tidak terwujud secara tiba-tiba, kan? Pastinya ada usaha-usaha yang dikerahkan untuk menjadi seperti sekarang.”

“Biasanya di pagi hari,” jawab Kyuhyun. “Sesibuk apa pun kami, kami selalu meluangkan waktu untuk sarapan bersama. Karena di situ kami bisa saling berbincang ringan hingga bertukar insight dengan kepala yang masih fresh.”

“Bersama Cho Haesoo?”

Kyuhyun mengangguk. “Ya. Kami bertiga.”

“Kami membangun ikatan kuat di dalam rumah salah satunya lewat itu. Dan yang terpenting, kami ingin menunjukkan pada putri kami bahwa, seperti ini yang dinamakan keluarga. Berdiri berdampingan, saling mengisi, saling melengkapi, dengan tidak melupakan tanggung jawab masing-masing.” Hyona menimpali. “Kami paham betul bahwa anak tidak selalu menuruti apa yang orang tuanya katakan, tapi anak akan meniru apa yang orang tuanya lakukan. Makanya kami selalu mengikutsertakan Haesoo. Lalu di malam hari saat Haesoo sudah tidur, itu baru quality time kami berdua.”

“Pasti itu dibutuhkan konsistensi yang luar biasa, bukan?”

“Tentu saja. Apalagi saat jadwal kami sedang padat-padatnya.”

“Sekarang pertanyaan untuk Cho Appa. Melihat istri Anda sesukses dan terkenal seperti sekarang yang bahkan terkadang kesibukannya melebihi kesibukan sendiri, pernahkah Anda merasa insecure atau merasa kalau seharusnya istri tidak perlu sesukses itu?”

“Tidak,” jawab Kyuhyun. “Aku mengenal Hyona lama dan kami mengenal justru berawal dari kekaguman kami atas kesuksesan masing-masing. Jadi melihatnya seperti sekarang membuatku merasa lebih bangga.”

“Apa kalian pernah merasa cemburu melihat pasangan kalian berinteraksi dengan lawan jenis? Kolega, misalnya? Atau yang lain?”

“Cemburu berlebihan jelas tidak. Kami menanamkan rasa percaya yang kuat, dan pada dasarnya kami memang selalu terbuka untuk masalah apa pun. Jadi kami tidak memiliki alasan untuk cemburu,” kata Kyuhyun.

Kali ini, Hyona merasa berat sekali untuk mengangguk. “Ya, kami selalu terbuka. Setiap ada klien yang aneh-aneh, aku selalu bercerita pada Oppa. Oppa juga selalu bercerita padaku tentang apa pun yang dia lakukan.”

“Jadi benar-benar dilandaskan pada keterbukaan dan rasa percaya yang kuat, ya?”

“Ya.” Hyona menyahut cepat. “Prinsipnya seperti ini. Kami sudah terbuka dan saling percaya. Kami sudah melakukan yang terbaik. Aku tidak pernah berbuat yang tidak-tidak. Aku tidak pernah melakukan sesuatu yang suamiku tidak tahu. Sebagai seorang istri, aku sudah melakukan yang terbaik. Selebihnya, kalau memang dia berpaling, ya sudah silakan. Aku tidak akan mempertahankan hubungan di saat pasanganku sudah tidak mencintaiku lagi. Tapi sebagai seorang ibu, aku tetap akan berusaha melakukan yang terbaik untuk menjaga keutuhan keluargaku.”

***

Sudah tak terhitung berapa banyak Jung Jia mendengus selama mengikuti live streaming di layar laptopnya. Kyuhyun dan Hyona bertingkah seolah pasangan yang harmonis, padahal kenyataannya Kyuhyun sudah berulang kali tidur dengan Jia.

Dan bualan macam apa itu? Mereka bilang tidak cemburu? Mereka bilang saling percaya? Perut Jia terasa seperti dikocok oleh lawakan kelas atas. Lucu sekali pasangan itu.

Namun sebelum kembali ke hidup Kyuhyun, Jia memang sering merasa iri melihat kehidupan sempurna yang Kyuhyun jalani bersama Hyona. Bohong jika Jia mengatakan tidak menggali informasi tentang Kyuhyun secara diam-diam. Sampai akhirnya ia menemukan media sosial mereka yang ternyata memiliki banyak pengikut.

Sudut hati Jia yang terdalam, gadis itu merasa bahwa seharusnya ialah yang ada di posisi itu. Ialah pemilik Kyuhyun sesungguhnya. Ialah yang seharusnya menjadi pasangan Kyuhyun. Ialah yang seharusnya menjadi ibu dari anak-anak pria itu. Mengetahui posisinya telah direbut oleh orang lain, membuat Jia merasa sedih, hancur dan... marah.

Sejak awal Cho Kyuhyun adalah miliknya. Dan selamanya pria itu akan menjadi miliknya.

Sebuah seringai muncul di sudut bibir Jia, dan gadis itu buru-buru mengetik sesuatu di kolom komentar.

“Kyuhyun Oppa, kau ingat hal indah yang kita lakukan semalam? Kutunggu malam ini di tempatku untuk malam indah kita selanjutnya. I miss you.”

***

War of Life (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang