Sudah enam hari Haikal dan Wilona sekolah di NIHS. Belum ada tanda keanehan disini. Tetapi kalau benar apa yang dibilang Yemi *katanya 1 minggu pertama sekolah itu jadi rutinitas penyambutan anak beasiswa* artinya dalam dua hari ini akan terjadi sesuatu bukan. *Ah kenapa gue harus memikirkan hal yang tidak penting seperti ini* batin Haikal sambil berjalan menuju kelasnya.
Sampainya di kelas Haikal sudah melihat Rama teman sebangkunya. *"Oy Ram"* sapa Haikal. *"Oy Kal, tumben pagi lo"* jawab Rama, benar sekali tumben sekali seorang Haikal datang pagi seperti hari ini.
*"Bangun kepagian aja gue, jadi ya sekalian aja berangkat sekolah"* jawab Haikal jujur karena benar sekali pagi ini dia bangun terlalu pagi karena memikirkan banyak hal.
*"Ohh"* jawab Rama singkat, Haikal yang mendengarnya mengerutkan dahi, *anak ini makin hari makin irit aja ngomongnya, mana tiap istirahat gak pernah ke kantin lagi, ada aja alasannya kalau diajakin ke kantin* batin Haikal.
*"Ram, lo ada masalah?"* Tanya Haikal. Rama yang merasa diperhatikan teman sebangkunya hanya bisa tersenyum mendengarnya *ternyata masih ada yang perhatiin gue* batin Rama.
*"Lo kalau ada masalah cerita cerita sini ya, gini gini gue temen sebangku lo anjir, jangan pusing sendiri, ntar gue bantuin, tapi ya jangan masalah duit ya wkwkwkwk kita kan sama2 beasiswa nih"* tambah Haikal berusaha mencairkan suasana.
*"Thanks Kal, gue aman kok"* jawab Rama sambil tersenyum lagi. Haikal yang dijawab demikian menghela nafas saja, dia yakin kalau teman sebangkunya itu sedang ada masalah. Tidak lama terlihat anak anak yang lain mulai memasuki kelas. Wilona pun datang bersama Jeremy yang tidak sengaja bertemu di depan. Mereka terlihat berbincang asik sambil saling tertawa. Pemandangan itu tidak luput dari perhatian Haikal.
*"Pagi Rama, pagi Haikal"* sapa Wilona pada Rama dan Haikal yang tempat duduknya persis didepannya, ada sedikit jeda dan canggung ketika menyebut nama Haikal. *Aduh, liat gak ya tadi* batin Wilona karena merasa ada yang aneh dengan tatapan Haikal setelah Wilona dan Jeremy masuk secara bersamaan.
Bel istirahat berbunyi, seperti biasa Rama tidak bersedia ikut ke kantin, *kemana anak itu istirahat* batin Haikal. *"Rama gak ikut ke kantin kal?"* Tanya Yemi. Dijawab hanya gelengan kepala oleh Haikal. *Duh marah ini* batin Wilona yang melihat respon Haikal. Karena biasanya dia akan menjawab panjang lebar jika ada yang menanyakan sesuatu hal ke dia.
Seperti biasa Wilona, Haikal dan Yemi mereka istirahat bersama, dengan agenda yang sama seperti sebelumnya yakni makan sambil membahas tentang sekolah mereka. *"Yem, lo pernah bilang ke kita kan ada kejadian satu tahun lalu, lo masih hutang cerita itu loh"* Wilona membuka percakapan
*"Oh itu, lo pada pernah denger gak kalau tahun kemaren ada satu siswa meninggal disekolah?"* Tanya Yemi santai. *"HAH??"* Kedua orang dimeja itu berteriak kaget, membuat mereka sedikit diperhatikan oleh yang lain, bahkan Jeremy, Jevan dkk pun melirik mereka.
*"Njirr santai woy"* yemi merespon sambil menepuk lengan Wilona, *"ya lo pakai pengantar dong, kaget njir yang dibahas meninggal meninggal begitu"* sambil mengelus dada mendukung ekspresi kaget Wilona mengomentarinya.
*"Ya sorry, kan gue mau pergi bentar jadi to the poin gue, dah lah. lanjut ya. Jadi ya gitu, ada satu siswa tepatnya siswa beasiswa ditemukan meninggal pas pagi hari, langsung heboh tuh sejagat sekolah pagi2. Pihak sekolah sangat amat nutupin itu kasus, terus karena ditemukannya pagi, jadi disekolah pada menyimpulkan itu bunuh diri, tapi yang nemuin pertama kali bilang kalau ada bekas memar dibadannya seperti bekas pukulan, ya karena gak ada saksi dan pihak sekolah juga gak mau tercemar akhirnya di putuskan kasus itu kasus bunuh diri dan gak boleh ada yang nyebarin"*
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRUTH
FanfictionBangkai tetaplah bangkai, mau ditutupi seperti apapun akan tercium juga. Disinilah Wilona dan Haikal berada, dua penerima beasiswa tahun kedua yang baru. Bisakah mereka mengungkapkan kebenaran kejadian satu tahun lalu? Apakah mereka yang berujung di...