Pagi itu Flora terbangun dengan kondisi pusing. Dirinya teringat kejadian semalam. Dirinya stres dengan tingkah Aldo, namun dirinya mengingat ada Ferrel semalam. Apa Ferrel yang mengantarnya? Kok Ferrel disana?
"Bun, udah bangun?" Tanya Shasha dari depan pintu. Flora berjalan membuka pintunya.
"Bunda masih pusing?" Tanya Shasha. Flora masih berusaha mengingat apa yang terjadi semalam.
"Kata ayah semalem ayah ketemu bunda pingsan di kantor jadi dianter ayah pulang, tuh jas nya ayah sampe ketinggalan," kata Shasha menunjuk jas yang diletakkan di kursi ruang makan.
"Ah iya, bunda kecapean kayaknya," kata Flora berusaha menutupi kejadian kemarin agar Shasha tidak curiga.
Saat mereka makan, Flora baru mencapai kesadaran penuhnya. Tiba-tiba dirinya tersadar sesuatu.
"Kok ayah bisa nganter bunda kerumah, Shasha! Apa yang kamu sembunyiin dari bunda!" Tiba-tiba nada bicara Flora meninggi membuat Shasha takut.
Flora sadar akan yang dia lakukan. Dirinya hanya membuat Shasha takut dan menjauh. Dia gak bisa kehilangan Shasha.
"Ma..maaf," kata Shasha pelan.
"Shasha cuman mau ketemu ayah, Shasha cuman mau tau keluarga Shasha, bunda selama ini selalu nutup-nutupi ayah, maaf bun, maaf kalo yang Shasha lakuin nyakitin bunda," kata Shasha menetes kan air matanya. Refleks Flora berpindah dan memeluk anaknya.
"Maafin bunda ya sayang," Flora memeluk erat Shasha.
"Ayo siap-siap sekolah, mobil bunda masih di kantor jadi kita harus cepet biar gak telat," kata Flora mencium kening putrinya.
Sesampainya di kantor Flora menanyakan perihal Aldo tadi malam. Katanya setelah sadar pak Aldo pulang begitu saja. Flora tidak jadi khawatir dengan Aldo.
Siangnya Flora baru saja selesai meeting saat terjadi keramaian "lagi" di depan ruangannya. Dan dengan orang yang sama pula.
"Mana bos lu! Dia sembunyiin dimana laki gue!" Kata Ashel ngomel-ngomel.
"Apa sih Shel?" Flora mulai kesal dengan tingkah Ashel.
"Mana Aldo, lu bawa lari kemana! Dari dulu lu gak berubah!" Kata Ashel.
"Shel ati-ati kalo ngomong, gue masih nahan karena lu istri Aldo!" Kata Flora menahan emosinya.
"Lu tu PELAKOR! Mana laki gue!" Kata Ashel menunjuk hidung Flora.
"PLAK!" 1 tamparan mendarat di pipi Ashel. Dirinya terdiam. Wajah Flora sudah merah padam karena emosi.
"Ati-ati kalo ngomong, tadi malem laki lu ampir perkosa gue! Bagus gak gue laporin polisi lu berdua!" Kata Flora menunjuk wajah Ashel. Membuat Ashel terdiam.
"Bo...bohong! Lu mau fitnah kita kan! Dasar....!" Ashel bersiap menampar Flora. Namun tangan itu tertahan.
"Shel, malu, banyak orang, jangan mempermalukan diri lu, Aldo di bawah, kalian pergi sekarang," kata Ferrel melepas tangan Ashel. Dengan kesal Ashel pergi meninggalkan tempat itu. Lulu membubarkan orang-orang yang menonton.
"Ma.. makasih rel," kata Flora masuk ke ruangannya. Lulu mempersilahkan Ferrel masuk ke ruangan Flora.
"Ngapain lu?" Tampaknya emosi Flora walau sudah turun tapi belum tuntas.
"Ngambil jas," kata Ferrel singkat, jelas, padat.
"Tuh di kursi, makasih," kata Flora berusaha cuek.
"Btw lu beneran gak papa? Masih pusing?" Tanya Ferrel halus.
"Gak, makasih dari semalem udah di bantu," kata Flora masih sinis.
"Oke, kalo perlu apa-apa, kantor gue deket sini, mungkin lu lupa," kata Ferrel berjalan meninggalakan ruangan Flora.
"Dan tolong jangan ganggu Shasha," kata Flora membuat langkah Ferrel terhenti.
"Shasha anak aku, walau kamu ibunya kamu gak berhak melarang aku ketemu dia," kata Ferrel tegas membuat Flora terdiam. Saat mau membalas Ferrel telah pergi dari hadapannya.
"Sha, kamu kenapa sih, kok kayaknya belakangan ini beda," kata Fritzy saat mereka sedang jam istirahat.
"Beda gimana?" Tanya Shasha.
"Ya... beda aja, gak secerewet dulu, gak se random dulu, kalo ma aku ngalahan, kenapa sih?" Tanya Fritzy.
"Gak ah perasaan kamu aja," kata Shasha senyum. "Namanya juga sama adek," batin Shasha.
"Yee, abis kamu jadi gak serandom biasanya, terus juga sering main ke rumah," kata Fritzy.
"Ya bagus dong, kan gak tambah aneh, kalo soal main kerumah aku minta maaf ya, soalnya bunda lagi banyak kerjaan, jadi aku males di rumah sendirian," kata Shasha.
"Oh ya gak papa, aku cuman nanya aja kok," kata Fritzy merangkul sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita dari masa lalu untuk masa depan
Fanfictionmasa lalu yang menghantuimu menjadi jalan baru menuju masa depanmu