Relung
Riuh gemuruh yang biasa ku dengar
Kini mulai terdengar samar
Meninggalkan asa yang kian hari kian menjalar
Tuan... batinku menawarSenyumannya yang biasa terpancar
Kini telah redup di penghujung akar
Aku, duplikat yang tak mampu berdiri tegar
Aku, duplikat yang begitu enggan untuk sadarAir mataku luruh di sudut kamar
Alunan suaraku terdengar lirih menuntut kabar
Berharap suatu hal tersampaikan melalui hawa
Relung hati yang penuh dengan memar.