50. Deeptalk tak terduga

3K 235 52
                                    

Beneran, kali ini ngga mau tau pokoknya ramein setiap paragraf. AVISENA SAMA KARANG GEMES BANGETTT 😭
Yuhuu 3000 kata lebih, moga puas

Happy reading guys

-

-

Selesai menyantap, Avi dan Karang mendapatkan bagian cuci piring. Ya sebenarnya konsep cuci piring mereka bergilir. Dan hari ini adalah tugas Avi yang mencuci. Melihat piring yang lebih banyak dari biasanya, tentu ia tidak akan diam saja. Mengajak Karang untuk membantunya. Katanya tamu kalo numpang makan apalagi nginep harus tau diri.

Sebenarnya sama sekali tidak masalah, tapi Avinya yang menjadi masalah. Kini keduanya berada di wastafel dengan apron yang mereka gunakan agar tak terciprat air.

Ketahuilah, ini pengalaman pertama Karang mencuci piring. Dia mendapatkan bagian menyabuni dan membilas. Avi?

Dia yang mengangsurnya ke rak piring. Sedikit curang, tapi untuk Karang karena ini pengalaman pertamanya jadi dia biasa saja.

Dengan pelan Karang membasuh semua piring kotor dengan air. Jujur saja ia sedikit takut kotor menyentuh sisa makanan dan noda di piring itu.

Sementara Avi yang menunggu di belakangnya sudah berkacak pinggang. Memainkan lidah dalam mulutnya. Ia mulai terpancing emosi.

"Ck, sampe kapan lo basahin semua anjing?! Lo kira bayar aer murah? Itu sisa makannya lo sisihin dulu goblok. Basahin dikit aja kaya praktikum nyuci alat pake aquades. Sabunin baru bilas. Gitu aja susah? Kliatan nih kalo praktikum ngga pernah gerak. Bagian ngitung mulu," seloroh Avi gemas.

Karang berdecak. Melemparkan spons menatap Avi sengit. "Mulut lo bisa halus dikit ngga si? Ini lagi gue kerjain. Elo liatin doang!"

"Sini amplas mulut gua kalo mau alus. Udah sana minggir! Lo yang bilas!" kata Avi menggebu. Menggeser tubuh Karang mengambil kerjaan.

Walau selanjutnya keduanya kompak menoleh ke belakang saat suara Lara terdengar. "Jangan marahin pacar aku, Avi," tuturnya datar.

Dari tadi ia sibuk membayangkan Karang saat berumah tangga dengannya. Pasti pemandangannya tak jauh seperti ini. Mengenakan apron dengan pakaian santai dan wajah yang tetap tampan.

Lara menumpu wajahnya di atas meja. Duduk disana menatap dua orang yang ribut itu tenang. Karang tersenyum tertawa kecil. Sementara Avi melengos malas memutar matanya jengah.

"LARA, INI KARTUNNYA UDAH MULAI!" teriakan Aige mengalihkan. Lara turun dari kursinya dan segera melesat pergi ke ruang tengah. Eljen Ali tidak bisa ia lewatkan.

Dalam kesibukan mencuci piring mereka, terjadi kesunyian beberapa saat. Hanya suara televisi yang terdengar. Berikutnya Karang membuka mulutnya.

"Pantes sering sakit gigi. Orang tiap hari makan permen mulu,"

Avi mengangkat alisnya. Bagaimana Karang mengetahuinya? Seumur sekelas, Avi tidak pernah mengeluh sakit gigi saat di sekolah.

"Sok tau lo," sewot Avi.

"Lara pernah kabur gara-gara lo sakit gigi, kan?" kata Karang mengingat.

Avi menghentikan gerakan tangannya. Terdiam dengan alis menyatu. Matanya ke atas berusaha mengingat. Lalu tersentak kecil saat tersadar.

"Lo... kok lo tau? Lara cerita?" tanya Avi kaget.

Karang berdecih kecil tersenyum miring. Menyelesaikan basuhan piringnya lalu terdiam sebentar. "Thanks,"

Sea For Blue WhalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang