Tandai typo!!
••••
Hari ini Joe kesiangan, pukul 06:45 gadis itu baru datang, beruntung bel berbunyi ketika pukul 07:00 jadi ia tidak perlu dihukum menyapu lapangan, memunguti sampah atau lari keliling lapangan.
Biasanya Joe selalu berangkat pagi paling siang pun 06:25 sampai di sekolah karena memang rumahnya jauh jadi ia berinisiatif datang lebih pagi. Tapi hari ini ia kebablasan tidur, jika bukan mamanya yang membangunkan ia tidak akan bangun meskipun alarm terpasang.
Mood nya benar-benar rusak pagi ini, selain karena sedang datang bulan ada orang yang datang ke kamarnya malam-malam dan menyuntiknya. Joe tidak tau apa itu tapi setelah ia disuntik matanya menjadi berat dan tertidur hingga kesiangan.
Kemungkinan obat tidur.
Ada satu orang dibenak Joe dan Joe yakin dialah tersangkanya. Orang itu yang paling nekat.
Maka dengan penuh amarah gadis itu melangkah masuk kedalam kelas yang sudah ramai. Matanya mendapati orang yang sedang bermain ponsel, melihat sudut bibir lelaki itu yang terluka maka prasangkanya pasti benar.
Gadis itu melangkah cepat ke arah cowok itu, tanpa aba-aba menarik kerah seragamnya.
"Bajingan. Apa yang lo lakuin di kamar gue, brengsek." bisik gadis itu penuh penekanan.
Wajah keduanya begitu dekat, mata Joe memancarkan amarah dengan tajam. Yang di intimidasi tidak terintimidasi, lelaki itu malah tersenyum lembut. Senyuman yang memuakkan bagi Joe.
Satu kelas yang tadinya ricuh sekarang menjadi hening, memerhatikan kedua orang itu.
Bukannya meminta maaf atau merasa bersalah, wajah lelaki itu malah tenang dan damai sambil terus mempertahankan senyumnya. Ini membuat amarah Joe makin terpancing.
Bugh!
Seisi kelas melotot kala Joe memberikan bogeman di pipi kiri Kaysan sangat kuat hingga sudut bibir yang tidak terluka ikut terluka seperti sebelahnya.
Joe kembali menarik kerah lelaki itu, matanya semakin tajam menatap manik hitam Kaysan. Reaksi Kaysan sama seperti tadi, namun senyumnya lebih lebar dan terlihat manis. Jika suasananya beda pasti terlihat tampan, tapi sekarang ia terlihat menyeramkan.
Bugh!
Joe benci dengan ekspresinya, kenapa tidak terintimidasi? Kenapa dirinya yang terintimidasi?!
Menyadari temannya mengamuk Ziya dan Reva mendekati Joe, berniat memisahkan gadis itu tapi Joe menyuruh mereka untuk diam. Di kelas tidak ada yang berani bersuara lagi, Joe terlihat menyeramkan saat marah.
Apa orang yang pendiam selalu seram saat marah?
Gadis itu kembali menarik kerah seragam Kaysan, ia ingin terus memukuli lelaki itu sampai memohon ampun dan mengakui kesalahannya. Lelaki itu sudah melewati batas!
Mendekatkan kembali wajahnya hingga jarak wajah mereka tinggal sepuluh centi, takut jika perkataan yang keluar dari bibirnya terdengar oleh orang sekitar.
"Brengsek. Gue peringati yang terakhir kali. Berhenti gang---"
Kaysan menarik tengkuk Joe.
Krak
Refleks Joe memegangi hidungnya yang sakit, air matanya menetes begitu saja saat hidungnya digigit Kaysan. Meninggalkan bekas gigi tajam lelaki itu.
Kaysan tersenyum puas melihat keterdiaman Joe, masih diuntung Kaysan menggigit hidungnya bukan bibirnya namun detik selanjutnya bukan lagi pukulan tapi tamparan mengenai pipi mulus Kaysan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is This Reality?
Fiksi Remaja"Aku siap ada di sisi kamu dalam keadaan apapun, meskipun kamu ragu. Tapi aku gak akan ragu untuk tetap mendampingi kamu." Dia adalah Kaysan. Kalau ada kata lebih dari tulus, itu Kaysan. **** Joe mengakui bahwa perasaannya untuk Kaysan hanya sebatas...