Dunia Manusia

390 54 2
                                    

Di aula besar, Zeus sudah menunggu dengan tatapan nyalang, tangan kanannya sudah memegang petir, di kanan kirinya, para orang tua dari kesembilan anak itu sudah berdiri membuat setengah lingkaran, berbagai ekspresi diberikan orang tua untuk anak m...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di aula besar, Zeus sudah menunggu dengan tatapan nyalang, tangan kanannya sudah memegang petir, di kanan kirinya, para orang tua dari kesembilan anak itu sudah berdiri membuat setengah lingkaran, berbagai ekspresi diberikan orang tua untuk anak mereka masing-masing, ada yang marah, ada yang kasihan, ada juga yang terlihat biasa saja padahal menyimpan kekesalan yang sangat mendalam pada anaknya. 

"Kalian tau apa sudah kalian lakukan?!" Suara Zeus menggelegar. 

Kesembilan anak itu tidak ada yang menjawab, semuanya menunduk dengan kedua tangan tertaut di depan, jika berhadapan dengan Zeus, semua makhluk di kerajaan Olympus akan takut, jangankan makhluk-makhluk disana, Zack yang adalah anak kandung dari Zeus juga takut dengan ayahnya. 

"Tidak ada yang mau menjawab?!" 

Suara gemuruh besar terdengar, mereka semua mulai panik, takut jika mereka akan disambar oleh petir yang ada di tangan Zeus, kata Zack, disambar petir milik ayahnya itu tidak seberapa, tidak terlalu sakit, tapi bekasnya akan ada sampai dua tahun, itu yang teman-temannya tidak ingin rasakan. 

"Barret, jelaskan semua ini jika kamu tidak ingin mendapatkan hukuman tambahan!" Mendengar suara Ares yang tidak lain adalah ayahnya, Barret langsung mendongak dan menatap ayahnya dengan wajah terkejut. 

"Ini bukan salahku, ayah, Adira duluan yang mengajak beratarung, lagi pula kata ayah siapapun yang mengajak bertarung kita harus menyetujuinya kan? Untuk mengasah kemampuan." 

Ares langsung menepuk dahinya, dia tidak percaya anak tunggal kesayangannya itu justru mengatakan hal yang tidak ingin dia dengar. 

"Yang di katakan Barret benar atau tidak, Adira?" Kali ini suara Athena masuk ke indra pendengaran Adira, sama seperti Barret, Adira langsung mendongak dan menatap sang ibu yang duduk di kursi tinggi di hadapannya. 

"Iya, tapi aku memiliki alasan kenapa aku mengajak dia bertarung." 

"Katakan," titah Zeus. 

Adira mengatur nafasnya, "Barret mematahkan panah milik ibu, panah hadiah dari Dewa Hephaestus saat ulang tahunmu dan ibu memberikan itu padaku saat ulang tahunku yang ke dua ratus." 

Athena langsung melirik ke arah Ares yang ada di sisi kiri Zeus, sedangkan Athena duduk di sisi kanan Zeus, Athena menatap tajam Ares yang wajahnya biasa saja, persis seperti Barret saat peratarungan tadi. 

"Lalu apa yang kalian lakukan? Tidak adakah dari kalian yang memisahkan Barret dan Adira?" Zeus kembali bertanya dan kesembilan anak itu langsung menunduk. 

Di bagian tengah, Zeus dan Neptune saling melempar lirikan, mereka saling berbicara melalui pikiran mereka, lalu dengan kompak, keduanya mendongak, Zack menatap Zeus dan Neptune menatap Poseidon yang ada di sebelah Zeus. 

"Aku dan Neptune sudah berusaha memisahkan mereka." -Zack

"Tapi kami justru larut dalam emosi kamu dan membuat semuanya menjadi kacau." -Neptune

The God and Goddess || aeneosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang