Jonggun sudah duduk manis di sofa [M/n], pria dewasa itu memainkan ponsel nya dengan tenang. Setelah memberi jas pada [M/n], ia menunggu pria itu sembari duduk santai.
Di kamar, [M/n] bergaya narsis. Jas hitam itu sangat pas di tubuh kekar [M/n].
"Gue ganteng gak le." Tanya [M/n], pria itu mengibas rambut panjang nya, menambah damage ketampanan 🗿
"Jelek bang, udah buruan sana pacar kamu udah nungguin." Leomord mendorong [M/n] agar segera keluar dari kamar, jengah juga melihat orang narsis.
"Dih pacar apaan! Calon itu mah." Canda [M/n], tanpa sadar ia sudah berjalan di tangga. Dekat dengan ruang tamu, jonggun tentu bisa mendengar jelas candaan mereka, wajah nya memerah malu.
"Sialan.." Gumam jonggun pelan.
"Ayo partner!" Ajak [M/n] semangat.
"Seks." Sahut leomord pelan, tapi sangat jelas jonggun bisa mendengar nya. Karena, leomord berjalan di sebelah [M/n] yang berhadapan dengan nya. Merah lagi tuh muka ganteng mas jonggun
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, pria berdarah Jepang itu berjalan terlebih dahulu ke arah pintu. [M/n] mengikuti nya tapi sebelum itu ia mengelus kepala Leomord, untuk menghilangkan rasa gugup yang terus meneror nya.
~
"Jadi, kita mau pergi kemana?". Tanya [M/n], sejujurnya ia masih bingung garis waktu di sini. Tapi biar lah, waktu akan menjawab semua pertanyaan di benak nya.
"Seoul."
"Oke."
Kedua nya hening, mobil itu sepi tanpa adanya musik dari radio. Hanya terdengar deruman mesin mobil dan rintik rintik hujan yang senantiasa membasahi kota misterius ini.
Bosan, canggung, dan mengantuk, itu semua [M/n] rasakan. Di awal ia merasa canggung, kemudian berganti bosan, dan sekarang mengantuk. Sudah lebih 30 menit mereka diam tanpa berbicara, [M/n] yang canggung dan jonggun sibuk dalam pikiran nya sendiri.
Bagaimana tidak canggung, jonggun yang merupakan karakter favorite [M/n] kini berada di sebelah nya. [M/n] bisa mencium jelas aroma mint dan maskulin dari pria dewasa di sebelah nya. Jantung berdetak seakan akan mau meledak, kantuk dan canggung menjadi satu. Ingin rasanya [M/n] berbicara santai pada jonggun layaknya jungoo yang bisa santai pada jonggun.
"Mau beli roti?" Suara pria berdarah Jepang itu memecah keheningan, perhatian [M/n] teralihkan sepenuhnya.
"Boleh, untuk camilan."
Setelahnya hening kembali, [M/n] menatap jalanan dari jendela. Hanya ada beberapa rumah dan toko usang, tidak ada supermarket atau yang lain nya. Cuaca mendung, sepi, kota itu terkesan horor.
Mobil berhenti, jonggun melepas seat belt dan menoleh ke arah [M/n]. "Mau roti-" [M/n] memotong ucapan jonggun.
"Aku ikut saja."
Jonggun mengangguk paham, kemudian ia membuka pintu bersamaan dengan [M/n]. Rintik hujan membuat dua anak Adam itu berlari kecil ke sebuah toko yang terlihat agak usang. Banyak jaring laba laba, dan camilan yang terlihat berdebu.
"Ada banyak roti, pilih saja." Ucap jonggun, ia berjalan menuju rak yang berisi cookies. Siapa sangka? [M/n] juga tak menyangka kalau jonggun memilih cookies, ia kira pria itu akan mengambil rokok atau permen pahit.
[M/n] mengambil roti berwarna merah muda, di kemasan nya tertulis rasa strawberry. Ia mengambil roti itu dan berjalan ke kulkas mini, ia mengambil kopi hitam kaleng dan menaruh nya di meja penjual? Tempat nya sederhana.
Bersamaan dengan jonggun yang menaruh cookies dan soda kaleng. Mereka membayar sesuai total dan berjalan kembali menuju mobil.
Tuk
Pintu mobil di tutup rapat, [M/n] membuka bungkus roti dan melahap nya perlahan. Rasanya tidak buruk, manis yang sesuai. Cocok untuk nya yang bukan penyuka rasa manis.
"Roti nya enak?" Di sela sela hening nya mobil, jonggun bertanya. Nada suara nya terdengar gugup, pandangan nya ia alih kan ke samping. Beruntung mobil belum di jalan kan.
"Enak, manis juga. Mau?" Tawar [M/n], ini kesempatan! Ia harus pdkt :v
Jonggun melirik kaku, ia akhirnya memberanikan diri menatap wajah [M/n].
"Boleh?" Tanya nya ragu, [M/n] terkekeh. Sejak kapan park jonggun menjadi se pemalu itu?
"Tentu saja boleh." Jawab [M/n] sembari tertawa, tanpa sadar ia memberikan roti di tempat yang barusan ia gigit. Jonggun menatap nya kemudian menyicip roti itu.
"Manis." Ujar jonggun, ia mengangguk ngangguk. Rasa manis yang pas, mungkin ia bisa membeli nya.
"Enak kan?"
"Iya, enak." Sahut jonggun, tanpa sadar ia menggigit roti itu sekali lagi. [M/n] tertawa keras, untuk kedepannya ia bisa mengakrabkan diri pada jonggun.
"Ketagihan ya?" [M/n] tertawa, ia menyadari wajah jonggun memerah malu.
"Lupakan!" Pria itu kalap, ia langsung menegak soda yang tadi di beli dengan rakus.
"Pelan pelan saja hei!" [M/n] memegang bahu jonggun pelan, tawa nya menggelegar dan kentara sekali ia menertawai jonggun. Pria itu memerah malu, ia menyingkirkan tangan [M/n] dan langsung melajukan mobil tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗟ee x 𝗣ark.「Edisi Jonggun boti」
FanfictionSeme ngerebutin uke? halah udah biasa, gimana jadi nya uke ngerebutin seme di saat panas nya perlombaan merebutkan kertas merah Choi Dongsoo