BAB 29 | Janji dan Komitmen

66 7 0
                                    

Kembali lagi readers di "Kamu Milik 'Ku"
Sebelum membaca mari tekan tombol vote dan komentar untuk tinggalkan jejak kalian.

<<>>

"Bu Yosi udah bilang kemarin kalau pemilihan ketua OSIS harus segera di siapkan, kemungkinan kalau bisa bulan depan." Laki-laki berkacamata itu menarik kursi di depan Aza dengan beberapa buku yang dia ambil dari rak.

Rasanya sedikit kalut bagi Aza, hati dan pikirannya masih memikirkan tentang hubungannya dengan Rayen. Aza takut jika semuanya akan berakhir begitu saja.

'Andai kamu engga bohong, mungkin sekarang aku gak berusaha buat jauhin kamu. Untuk saat ini aku butuh waktu.' Aza menghela napasnya kasar.

"Lo, udah siapin jadwal buat wawancara sama pemilihan anggota inti lainnya, Za?" Tanya gadis di samping Aza. "Menurut gue, anggota kemarin itu lumayan bagus, gue juga udah ngelirik satu orang yang menurut gue cocoklah buat jadi the next Ketos." Lanjutnya menyunggingkan senyum.

Hendri melirik Aza, dia telah pastikan jika gadis di depannya tengah memikirkan Rayen. "Aza."

Gadis itu tersentak ketika mendengar namanya disebut dengan sedikit penekanan. "Kenapa?"

"Bu Yosi, minta kita segera buat persiapkan sertijab. Hilda juga udah nandai satu orang yang katanya berkompeten." Jelas Hendri sesingkat mungkin.

Anggukan sekilas dari Aza membuat Hendri sedikit kesal dengannya, mengapa di saat seperti ini hanya Rayen yang memenuhi pikiran gadis itu, bukannya mereka tidak pacaran? Hendri menyangkalnya meski dalam hatinya merasa hubungan Aza dan Rayen spesial.

"Oke, bagus kalau semisal ada rekomendasi yang cocok, siapa Hil?" Jawab Aza masih belum fokus.

Hilda berpikir sejenak. "Doni Merzaky Siregar, dari 11 IPA 2."

"Oke, nanti gue bisa rekomendasi ke bu Yosi atau pak Arman. Tapi sorry, gue harus pergi dulu, nanti kita obrolin lagi." Aza bangkit dari duduknya membawa buku yang dia ambil tadi dan di taruhnya kembali di rak.

***

Aulia berjalan menghampiri Rayen yang sudah berdiri di dekat pinggiran roftoop. Siang itu sedikit mendung, membuat cuaca tak terlalu panas di atas sana.

"Dia itu gak mau lo kenapa-napa, bro Ray. Meski gue sama Aza belum lama kenal, tapi gue tau tipikal orang kayak Aza." Aulia berhenti sejenak.

"Dia—"

Rayen berbalik dengan wajah datarnya menatap Aulia sekilas. "Ini urusan gue sama Aza. Gue harap cukup, Aulia." Laki-laki itu berjalan menjauhi Aulia yang tiba-tiba malah mematung di tempatnya.

"Dasar biji kawat! Sombong banget! Dikasih saran malah gitu!" Aulia bersungut ketika Rayen telah menghilang dari hadapannya. "Bisa-bisanya Aza kepincut kawat begitu! Harusnya gue juga larang si Aza buat deket sama tu kawat!" Hentakan kaki seraya mengiringi langkah Aulia yang masih bersungut mengucap sumpah ruahnya pada Rayen.

***

Aza memilih untuk pergi dari perpustakaan, sebab pikiran tengah kacau. Takut jika nanti kalau dirinya salah bicara dengan Hendri dan Hilda.

Langkahnya nyaris terhenti ketika melihat Rayen yang sepertinya baru dari roftoop. Namun Aza dengan berat melanjutkan langkahnya, menghindari Rayen untuk sementara. Tapi rupanya laki-laki itu berjalan cepat di belakang Aza.

"Za, aku mau bicara sama kamu." Lirih Rayen dari belakang Aza.

Dengan tekadnya, Aza kukuh pada pendirian untuk terus berjalan sampai kelas tanpa menghiraukan Rayen yang mengikutinya.

Kamu Milik 'Ku [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang