❀ | Chapter 17

161 6 2
                                    

***
🐾Jangan lupa tinggalkan jejak🐾
***

     "Bullshit! Kau pasti berselingkuh di belakangku. Mengakulah, kau memang wanita murahan seperti itu."

Memejamkan matanya sejenak, makian dari kekasihnya membuat dadanya nyeri sekali, tanpa sadar mulutnya berucap,

     "Aku yang selingkuh atau kau?"

❀❀❀

Hening.

Kyra tak tahu berapa lama ia menunggu sebelum suara dari seberang sana kembali terdengar.

     "Apa maksudmu? Aku seperti ini karena menyayangimu, Kyra. Kenapa jadi kau yang menuduhku?"

     Tak adanya jawaban dari Kyra membuat suara Ash berubah, "Sayang, kenapa diam saja? Tolong katakan sesuatu.."

Nada suara lelaki itu kembali seperti biasanya, sayu dan menghangatkan. Kyra menatap kosong ke depan, merasa tidak ingin mengeluarkan suara—karena ia tahu saat ini hati bodohnya akan selalu memihak Ash.

     "Kyra, aku.." Ash menghembuskan nafas pelan, "Aku salah, seharusnya aku mengerti kau sedang sibuk, sekarang bicaralah denganku." ia masih terus membujuk.

Masih terdiam, wanita bermata hazel itu meremas roknya, menimbang-nimbang apa yang harus ia lakukan.

     "Aku mencintaimu," Suara kekasihnya mengalun lembut, "Apapun yang terjadi ingatlah bahwa aku sangat mencintaimu, lebih dari apapun, lebih dari siapapun. Kau tahu itu kan?"

Kyra tahu itu, selalu.

     "Tidak akan ada yang bisa mencintaimu lebih dari aku, Kyra. Tidak akan pernah."

Itu.. benar.

Tersenyum getir, Kyra kembali memutar kilas balik memorinya bersama Ash, 4 tahun bukan waktu yang sebentar dalam menjalani hubungan. Lelaki itu yang menemaninya dalam suka dan duka, alasan satu-satunya untuk bertahan dari penyakitnya. Bukan hal mudah bertahan dari perempuan penuh kekurangan sepertinya, itulah mengapa semua orang selalu pergi.

Hanya Ash yang dapat menerima dirinya yang tidak berharga ini,

Kan?

     "Aku juga mencintaimu, Ash."

     Mendengar balasan dari kekasihnya, suara Ash kembali bersemangat, "Cepatlah selesaikan pekerjaanmu dan kembali padaku, aku benar-benar merindukanmu."

     "Aku juga merindukanmu, selamat tinggal."

Tut.

Kyra masih memegang ponsel di telinganya, tangannya kaku mengingat ucapan Darwin tempo hari.

Ash bisa kembali padanya kapan saja, tapi beda cerita jika wanita itu hamil anak Ash..

Menggeleng, Kyra meyakinkan dirinya, ia enggan membiarkan pikiran buruk merasuki otaknya. Aku hanya perlu mencari tahu saat urusan disini selesai dan aku kembali ke Jakarta.

     "Kau sering melamun hari ini." Savier memperhatikan dari samping, roda mobil yang mereka tumpangi membelah kota London, "Apa ada masalah dengan proyeknya?"

Mr Billionaire's RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang