Happy reading, semoga suka.
Yang mau baca duluan, bisa ke Karyakarsa, sudah update sampai bab 21.
Luv,
Carmen
_____________________________________________________________________________
Hasil tes mereka berdua keluar dengan hasil negatif, jadi keduanya terbang ke Las Vegas pada Minggu pagi. Ini adalah pertama kalinya Daphne terbang dengan penerbangan kelas pertama dan ada uang tunai sebesar USD 6.000 di dalam tasnya, sebagai uang muka untuk pelayanannya selama satu minggu ke depan. Juga di dalam tasnya ada sebotol obat tetes mata untuk menjaga matanya agar tetap lembap, tapi selain dari itu, penglihatan Daphne meningkat sempurna, jauh lebih jelas dari yang pernah Daphne ingat. It is perfect actually. 10 out of 10.
Mereka berdua sepakat dengan cerita bahwa mereka berdua adalah partner bisnis yang kemudian terlibat dalam hubungan romantis. Mereka akan menghadiri expo makanan dan minuman, khusus untuk para pebinis yang berminat dalam bidang tersebut. Walaupun Garreth adalah seorang investor sukses, dia berminat untuk terjun dan bergelut langsung dalam bidang kuliner, salah satu yang menarik minatnya adalah restoran. Hal itu membuat Daphne berpikir apakah pria itu nantinya akan memasukkan semua pengeluaran yang dia bayarkan untuk Daphne sebagai biaya initial bisnisnya?
Pria itu menanyakan banyak pertanyaan tentang dirinya, yang dijawab oleh Daphne. Terkadang ia menghindari jawaban yang jujur tapi selebihnya, ia menjawab sejujurnya. Karena sikap pria itu yang mudah diajak mengobrol dan ramah, juga tampak tulus, Daphne juga otomatis menjawab dengan jujur. Tapi saat ia mencoba menanyakan hal yang sama tentang pria itu, tentang kehidupan pribadinya, Garreth langsung bungkam. Berusaha untuk tidak tersinggung, Daphne mengatakan pada dirinya sendiri bahwa pria itu berhak memilih untuk tidak menceritakan apapun tentang kehidupan pribadinya, apalagi pada seorang escort.
Pesawat mereka mendarat sempurna di Bandara Internasional McCarran dan dengan mobil sewaan, mereka kemudian berkendara ke hotel mereka, Bellagio – salah satu hotel resor termewah di Las Vegas. Dan walaupun musim semi, cuaca di luar masih hangat tapi tidak ada pengaruhnya karena mereka akan lebih banyak menghabiskan kegiatan di dalam ruangan, terutama dengan konferensi dan meeting-meeting yang harus dihadiri pria itu.
Setelah meninggalkan mobil sewaan itu pada petugas valet, mereka berdua masuk ke lobi dan check-in lalu naik ke kamar mereka. Terus terang saja Daphne cukup terkejut bahwa pria itu tidak sekalipun berusaha menyentuhnya. Sepertinya fokus dan pikiran pria itu ada di bisnis.
Kamar itu adalah suite dengan satu kamar. Ada ruang duduk yang dilengkapi dengan meja kerja lalu televisi lebar dan juga sebuah mini bar lengkap. Kamar mereka juga dilengkapi dengan kamar mandi luas yang memiliki ruangan shower terpisah dan sebuah jacuzzi raksasa.
Daphne lalu mengecek jam. Tepat pukul dua waktu Pasifik.
"Ayo, aku akan mendaftarkanmu," ucap pria itu sambil mengeluarkan sebuah berkas dari tas kerjanya. "Kau ingin didaftar sebagai tamu atau sebagai peserta konferensi?"
"Apa bedanya?"
"Beda di harga, sekitar dua ratus dolar," jawab pria itu sambil menyengir. "Well, peserta bisa menghadiri banyak seminar membosankan. Bagaimana? Berminat membuka restoran?"
Daphne membalas senyum pria itu. "Tidak, tapi terima kasih atas tawarannya."
Mereka kemudian turun ke pusat konferensi yang tampaknya sibuk. Mereka berpakaian secara kasual dan tampak seperti pasangan pebisnis biasa.
Pada akhirnya pria itu tetap mendaftarkannya sebagai peserta konferensi lalu menyerahkan free goodies, daftar jadwal, name badge juga kupon makan siang pada Daphne. Setelah itu mereka berkeliling sejenak, berbaur dengan orang-orang yang ada di sana, mengobrol ringan sambil menilai. Daphne lebih banyak diam tapi ia menjawab dengan sopan setiap kali diperlukan.
Mereka lalu memutuskan untuk kembali ke kamar sebelum makan malam. Pria itu menggunakan kamar mandi terlebih dahulu sementara Daphne menunggunya, tidak yakin apa yang diharapkan pria itu darinya. Padahal perjanjiannya adalah ia ikut dengan pria itu dan Garreth bisa menyentuhnya kapan saja, tapi pria itu belum melakukannya. Jika pria itu adalah kliennya yang lain, Daphne yakin mereka tidak akan melewatkan kesempatan itu. Untuk USD 3.000 sehari selama satu minggu, mereka tidak akan membiarkan jumlah uang yang mereka keluarkan berakhir sia-sia. Tapi pria satu ini...
Pikiran Daphne melayang hilang saat pria itu keluar dari kamar mandi. Daphne bergegas berdiri, menunggu perintah pria itu seperti misalnya memintanya telanjang dan naik ke tempat tidur. Tapi apa kata Garreth?
"Ada lounge di lantai pertama," ujar pria itu kemudian. "Freshen up and we will go get something to eat."
Dan setelahnya pria itu meninggalkan Daphne di kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Paid Mistress - Kekasih Pengganti Sang Taipan
RomantizmAdult Romance 21+ Kisah sang taipan dan sang wanita panggilan