Seharian itu Flora tidak fokus bekerja. Dia merasa minggu itu kenapa banyak batu meteor yang jatuh disekitarnya. Mulai dari Shasha, Aldo, Ashel ditambah Ferrel pula.
Dia berulang kali mengutuki keputusan kembali ke kota ini, dan bagaimana dia lupa jika perusahaan keluarga Ferrel tidak jauh dari kantornya.
Saking seringnya dia bengong sampai-sampai Lulu sejak 10 menit lalu berdiri di depannya dia tidak sadar.
"Bu...," Lulu mengibaskan tangannya di depan wajah Flora.
"Eh, apa lu? Ngagetin aja!" Protes Flora.
"Ih ibu mah, saya dah 10 menit bertengger lho," kata Lulu cemberut. Flora akhirnya malah tertawa.
"Ibu gak mau makan siang dulu? Dah jam 12, rapat lagi jam 2," kata Lulu mengingatkan.
"Hmm, boleh deh, Lu temenin saya makan yu," kata Flora mendadak mendapatkan ide.
"He.... makan diluar? Sekarang?" Tanya Lulu bingung. Flora hanya mengangguk dan menarik tangan Lulu.
Mereka makan di resto yang tidak jauh dari kantor. Namun resto itu adalah resto yang cukup sering dikunjungi pegawai perusahaan disekitar resto itu.
Saat sedang asik makan, benar saja dirinya dapat melihat Ferrel yang datang kesana hanya sendiri. Flora hanya memilih melanjutkan makannya dan memandang Ferrel.
Dalam lubuk hatinya, kenapa pria tampan yang telah lama hilang ini harus kembali. Bagian ini belum sempat dia siapkan saat kembali ke kota ini. Mentalnya belum cukup kuat, apalagi Ashel baru saja menyebutnya pelakor. But wait, kalo sama Ferrel bukan dia pelakornya, tapi ya sudah lah.
Lulu sama sekali gak paham masalah itu. Dirinya asik makan dengan tenang, apalagi ditraktir bos nya. Lulu memang bukan tipe sekertaris kepo, bahkan dirinya adalah yang paling ngomel saat pegawai-pegawai rese ngomongin bos nya.
Disisi lain kota ini Aldo dan Ashel sedang bertengkar hebat di rumahnya. Ashel ngamuk sejadi-jadinya.
"Otak kamu itu dimana sih!" Bentak Ashel pada Aldo yang sudah tidak bisa berkata-kata lagi.
"Capek Shel aku ngadepin kamu yang begini!" Aldo membaringkan badannya di atas kasurnya.
"Heh selama ini kita ada masalah setiap ada dia ya do, kamu yang belum bisa lupain dia, kamu itu jadi laki-laki gak jelas! Lupa itu sama 2 anak kamu?" Kata Ashel makin kenceng.
"Heh ati-ati ya kalo ngomong, Flora gak ada urusannya sama ini, aku jauh lebih dulu tau Flora dibanding kamu, jangan sok tau kamu!" Kata Aldo mulai emosi.
"Kalo kamu memang lebih pilih dia, kenapa do? Kenapa dari awal kamu harus pilih aku! Kenapa aku harus selalu kalah dari dia? Padahal hidup kita udah nyaman, Ella dan Callie udah jadi bukti seberapa besar sayang aku sama kamu! Kamu gak punya otak, kamu gak mikir!" Ashel akhirnya pergi meninggalkan Aldo.
Aldo kembali melempar badannya ke atas kasurnya. Dia mengutuki perilakunya sendiri. Kebodohannya yang memicu masalah dengan Ashel dan Flora. Sekarang pernikahan yang sudah diujung kehancuran seperti akan benar-benar hancur.
Fritzy dan Shasha sedang asik membicarakan rencana liburan mereka akhir semester ini bersama teman-teman sekelasnya. Mereka berencana akan ke pantai bersama.
"Enak sih ya pantai, tapi aku tu sebenernya gak bisa renang, hahaha," Fritzy tertawa.
"Seriusan kamu?!" Kata Shasha mendelik Fritzy.
"Hehe, iya, tapi gak papa sih kan kita bisa main di pantainya ya," kata Fritzy semangat.
"Mau belajar renang?" Tanya Shasha tersenyum.
"Kamu mau ngajarin?" Tanya Ftitzy terlihat bertambah semangat.
"Aku gak jago, apalagi disuruh ngajarin, tapi kayaknya bisa sih kita cobain," kata Shasha. Fritzy langsung mengacung kan jempol tanda setuju.
Shasha hanya tersenyum melihat tingkah adiknya. Hmm sebenarnya mereka sama-sama suka random cuman Fritzy tidak terlalu menunjukkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita dari masa lalu untuk masa depan
Fanfictionmasa lalu yang menghantuimu menjadi jalan baru menuju masa depanmu