Semua orang di istana menjadi tegang dan gelisah, hal ini terjadi karena Yang Mulia Raja Destarasta telah terluka parah.
Luka ini diterimanya dari perang besar melawan Magadha, sebenarnya bukan hanya Raja Destarasta yang terluka parah, bahkan Raja dari Kerajaan Magadha juga memiliki luka parah yang sama.
Akhirnya untuk sementara waktu, pertarungan ini dianggap imbang.
"Bagaimana keadaan Tuan ku?"tanya Gandari khawatir, akan keadaan suaminya.
"Ratu, dia terluka sangat parah. Terutama luka perut, kami perlu menjahitnya. Proses menjahit ini, akan membuat Yang Mulia Raja Destarasta semakin kekurangan darah. Karenanya kami memerlukan darah dengan golongan yang sama"jelas tabib tadi.
"Tetapi.... Semua anak ku telah pergi ke perguruan untuk mengenyam pendidikan. Siapa yang memiliki darah yang sama dengan Tuan ku?"ucap Gandari khawatir.
"Bagaimana dengan Tuan Putri Dursala?"saran Widura.
"Tapi aku takut dengan jarum, aku tidak mau"tangis Dursala kecil, dengan air mata berlinang.
"Gunakan saja darah ku, aku memiliki golongan darah yang sama dengan Yang Mulia"ucap Gayatri memecah keheningan itu.
"Tetapi, Nak. Kamu masih sangat muda!"Kunti menolak anaknya dijadikan bank darah.
Bagaimana jika anaknya dalam bahaya karena hal ini?
Terutama, kenapa anakku, harus berkorban pada orang yang selama ini telah membuangnya?!
"Tidak masalah ibu, ini akan baik-baik saja, lalu ini keputusan ku"ucap Gayatri dengan senyuman lembutnya.
***
Gayatri menatap siluet Destarasta yang berwajah pucat, dia seperti bukan dirinya sendiri. Dia selalu memperlihatkan dirinya yang tangguh tanpa kekurangan apapun.
Tetapi lihatlah sekarang, dia terbaring tidak berdaya disini. Hidup dan matinya bergantung dengan darah milik ku.
"Ini ironis, Kenapa aku masih tergerak untuk menyelamatkan orang yang telah membuang ku?"bisik Gayatri dengan senyuman, dan berjalan dengan patuh ketempat tidur disamping Raja Destarasta.
Tabib mulai menempelkan selang untuk mengambil darah Gayatri, Gayatri sendiri menutup matanya untuk beristirahat sebentar.
"Aku harap semuanya berjalan dengan lancar"bisiknya, dan terlelap dalam tidur.
Sudah dua jam berlalu, dan akhirnya tabib istana telah menyelesaikan operasinya. Raja Destarasta telah keluar dari masa kritis, tetapi Gayatri malah tidak sadarkan diri karena kehabisan darah.
"Dimana ini?"ujar Destarasta dengan suara seraknya.
Tabib itu mendatanginya dan menjelaskan semua yang terjadi padanya.
"Lalu dimana Gayatri?"tanya Destarasta.
"Nona Gayatri, dia berada dikamar Ratu Kunti"jelas Tabib istana.
"Aku akan kesana dan memastikan keadaannya"saat Destarasta ingin bangkit dari tempat tidur, dia langsung terjatuh karena tubuhnya sangat lemah.
"Tuan ku! Jangan seperti ini, tetap beristirahat"bujuk Gandari.
"Tetapi.... Gandari, aku ingin melihat keadaan putri ku. Apa dia baik-baik saja? Kenapa dia melakukan semua ini padaku, padahal aku selalu bersikap tidak adil dengannya. Kenapa dia mengorbankan nyawa untuk ayah yang tidak mencintainya?"tangis Destarasta dengan senyuman pilu.
"Tuanku.... Bahkan jika kamu kesana, adik ipar tidak akan membiarkan mu masuk kedalam. Adik ipar tidak mengijinkan dirimu untuk bertemu putrinya"jelas Gandari dengan tangisan, dia juga ingin melihat Gayatri dan berterima kasih atas bantuannya.
Tetapi Kunti mengusirnya, dia tidak ingin berjumpa dengan orang yang telah membuat putrinya tidak sadarkan diri.
"Tidak! Dia adalah putri ku, Gandari. Dia bukan Putri Kunti ataupun Pandu! Dia anakku, dia anak ku yang tidak pernah aku gendong sekalipun. Anak yang selalu ku usir karena mengingatkan pada kebutaan ku. Meksipun begitu, dia anak ku. Gayatri itu anak ku!"lirih Destarasta dengan mata berlinang air mata.
"Anak ku, dia anak ku"bisik Destarasta.
***
"Gayatri!"Kunti keringat dingin ketakutan, karena tiba-tiba tubuh Gayatri kejang.
"Tabib! Panggil Tabib!!"teriak Kunti histeris.
"Jangan pergi anakku! Jangan tinggalkan ibu"tangis Kunti, memeluk tubuh putri kecilnya.
"Aku akan memeriksanya, Ratu Kunti. Silakan minggir sebentar "ucap Tabib istana, Kunti melepaskan pelukannya dan membiarkan Tabib memeriksa keadaannya.
"Sudah tidak ada harapan lagi"ucap Tabib itu dengan desahan sedih.
"Apa katamu?!! Jangan menipu ku! Bagaimana bisa Gayatri ku, meninggalkan ku!!"
***
Bersambung ~
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Variabel Mahabharata
ФэнтезиBagaimana jadinya jika kisah yang kita kenal selama ini, tiba-tiba berubah karena adanya suatu variabel? Apakah akan berakhir baik, atau sebaliknya? Entahlah... Siapa yang tau? Yang jelas, ini adalah kisah ku! Kisah ku sebagai adik bungsu dari para...