14-Kritis

153 28 1
                                    

"Kunti...."Bisma menepuk pundak Kunti untuk menguatkannya.

Kunti menatap kosong ketubuh Gayatri yang mulai mendingin, tabib mengatakan jika kemungkinan Gayatri untuk selamat sangat kecil, dia akan bertahan paling lama sampai matahari terbenam.

"Ini salah ku, seharusnya dari awal aku tidak membiarkan dia melakukan hal berbahaya itu"sesal Kunti.

"Yang Mulia Raja Destarasta dan Ratu Gandari telah tiba!"

Destarasta berjalan tergesa-gesa kedalam, "Dimana putri ku? Kunti!"

"Dia bukan Putri mu! Dia putri ku, jangan mengakui apa yang bukan milik mu, Raja Destarasta!"marah Kunti.

"Tidak Kunti! Dia adalah Putri ku! Dia putri ku"tangis Destarasta.

"Bagaimana keadaan Gayatri, Paman?"tanya Gandari pada Bisma.

"Tidak ada harapan, dia hanya dapat bertahan sampai matahari terbenam"desah Bisma dengan tatapan penuh kesedihan.

"Anak yang malang, seluruh hidupnya dipenuhi dengan luka yang disebabkan ayah kandungnya sendiri, bahkan kematiannya saat ini pun, di sebabkan oleh ayah yang membuangnya"lirih Widura.

Destarasta terduduk dilantai karena syok dengan berita yang diterimanya, dia kali ini akan hidup dengan rasa bersalah yang menggerogoti tubuhnya.

Bagaimana bisa seorang ayah, menjadi penyebab kematian anaknya sendiri?

"Aku adalah ayah yang buruk, maafkan ayah. Tolong kembali sadar, anakku. Ayah berjanji akan memberikan semua yang kamu inginkan, tolong kembali pada ayah"tangis Destarasta.

Hari itu, tangisan kesedihan meliputi seluruh Istana Hastinapura. Mereka menunggu detik-detik keajaiban muncul.

Mentari mulai bersembunyi dan digantikan oleh rembulan. Meksipun begitu, tidak ada tanda-tanda dari keajaiban itu muncul.

"Kita harus menyiapkan upacara pemakamannya"desah Bisma menyayangkan.

"Ayah..."suara lirih Gayatri membuat semua orang menahan napas, karena khawatir mereka berhalusinasi.

"Gayatri?"Destarasta berjalan tergesa-gesa kearahnya, tanpa peduli dengan semua barang yang ditabraknya.

"Ini ayah, ayah ada disini!"Destarasta menggenggam tangan kecil Gayatri, dan mengecupnya.

"Ayah ada disini! Ini ayah!"

"Ayah...."Gayatri hanya mengucapkan kata-kata itu berulang kali, tetapi tidak ada tanda-tanda dirinya membuka mata.

***

"Ayah?"Gayatri tersenyum bahagia saat melihat Pandu dihadapannya.

"Anakku, kenapa kamu disini, Nak? Sekarang bukan waktunya"ucap Pandu dengan senyuman lembutnya.

"Itu benar, kamu harus kembali. Jangan datang kemari, secepat ini"bujuk Madri.

"Tetapi... Aku ingin bersama ayah, kenapa ayah mengusir ku?"sedih Gayatri.

"Aku bukan mengusir mu, anakku. Ayah hanya ingin kamu lebih lama disana, apa kamu akan membiarkan ibu Kunti mu, menangis dibawa sana?"bujuk Pandu.

Gayatri menatap ibunya yang menangisi kepergiannya, lalu Raja Destarasta yang berlutut di lantai sambil menggenggam tangannya dengan tangisan kesedihan.

"Aku tidak ingin ada yang bersedih, tetapi aku juga ingin bersama ayah"sedih Gayatri.

"Ayah akan selalu bersama mu, ayah akan selalu ada di hati mu"jelas Pandu dengan senyuman.

"Kamu harus pergi, ayah akan mengawasi mu dari sini. Jadi jangan nakal, dan jadi anak baik"nasehat Pandu.

"Lalu.... Jika bisa, jangan membenci kakak ku. Dia adalah kakak yang paling ku sayangi, melebihi hidup ku sendiri "ucap Pandu dengan senyuman lembutnya.

"Sampai jumpa! Jangan datang dalam waktu dekat!"ucap Madri dengan tatapan kasih sayang.

***

"Hah..."Gayatri terbangun dari mimpinya, dan melihat ke sekeliling dengan tatapan aneh.

Kenapa ruangan ini tiba-tiba memiliki banyak pengunjung?

"Gayatri! Kamu sudah sadar?!"seru Destarasta dengan bahagia, dan memeluk tubuh kecil anaknya.

"Syukurlah, kamu selamat"ucap Destarasta dengan lega.

"Lepaskan Putri ku! "Kunti melepaskan paksa pelukan itu, dan menarik Gayatri lebih dekat padanya.

"Jangan kira aku melupakan semuanya, Yang Mulia! Aku tidak lupa, jadi kamu bisa kembali keruangan mu. Jangan kembali kesini!"

Nampaknya Kunti masih memendam amarahnya, pada Destarasta. Akhirnya Destarasta hanya bisa menurut dan pergi dari ruangan itu dengan langkah penuh kesedihan.

"Bagaimana perasaan mu, anakku? Apa ada sakit dimana pun itu?"tanya Kunti.

Gayatri menggelengkan kepalanya, dia merasa sedikit sedih karena hanya bertemu sebentar dengan ayah Pandu dan Ibu Madri.

"Ada apa anakku? Apa kamu ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja Destarasta?"tanya Kunti pada Gayatri yang terlihat sedikit sedih.

"Aku sedikit sedih, karena Ayah Pandu mengusir ku"desah Gayatri sambil mengerucutkan bibirnya.

"Pandu mengusir mu?"tanya Bisma bingung.

Gayatri mengangguk, "Ayah Pandu mengatakan jika belum waktunya aku datang kesana, dan meminta ku untuk kembali. Padahal aku ingin tinggal disana. Tempatnya sangat indah, ada air terjun, padang rumput yang luas"

Tubuh Kunti bergetar hebat, dia memeluk Gayatri lebih erat. Gayatri anaknya, tidak boleh menyusul suaminya.

Itu tidak boleh terjadi!

"Kenapa kamu ingin bersama Ayah Pandu? Bukankah bersama Ibu mu lebih menyenangkan? Jadi jangan kesana lagi"bujuk Kunti takut.

***

Bersambung ~

See you

Variabel Mahabharata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang