~ 08.

8 3 0
                                    

Hy readers~

Jangan lupa tekan tombol vote (bintang) nyaa...

Vote kalian sangat berarti buat kelanjutan ceritanyaa..

Okey,,, Happy Reading guys!!.. 🥳

...

~ Jangan terlalu benci, nanti bisa jadi cinta.
_Avella Ghenyara Armagan

***

    #Makan bersama most wanted

Ting... Ting... Ting...

Bel masuk telah berbunyi. Kini, siswa maupun siswi berbondong bondong memasuki kelas mereka masing masing.

# 12 IPA 1

"Assalamu'alaikum, anak anak" salam bu Meli saat memasuki kelas 12 IPA 1

Suara yang tadinya ribut, ada yang tertidur, ada yang bermain ponsel, dan tentunya ada yang sedang bergibah. Kini telah berganti hening, ketika mereka mendengar salam sang guru.

"Waalaikumsalam, bu Meli yang cantikk" jawab mereka serempak

Bu Meli meletakkan beberapa LKS ke mejanya, lalu kembali berdiri.

"Anak anak ibu, kita kedatangan murid baru. Ibu mohon, jaga sikap, dan jangan bully dia, mengerti?" jelas bu Meli

"Mengerti, bu" jawab beberapa murid

"Cewe atau cowo bu?" tanya beberapa murid penasaran

"Nak, silahkan masuk" ucap Bu Meli mempersilahkan sang murid masuk

"Anjirr, itu tadi yang dibonceng yayang Varo, kan?" tanya salah satu siswi

"Bening bet cokk"

"Tukeran nomor yuk, neng"

"Eneng, jadi pacar a'a yukk"

"Dia siapanya Varo, ya?"

Begitulah lontaran dari mulut siswa / siswi 12 IPA 1

"Silahkan perkenalkan diri, nak" ucap Bu Meli

Nalea menghembuskan nafas panjang "Nama saya Algheana Nalea Atmaja, pindahan dari London" ujar Nalea memperkenalkan diri

"Jadi kamu kembaran Varo, ya?" tanya Bu Meli yang diangguki oleh Nalea

"Wihh, keturunan Atmaja, cokk"

"Saingan gue nambah, anjayy"

"Gilaa, pantes bening bet. Keturunan Atmaja"

"Baik, silahkan duduk di samping Narezka" ucap Bu Meli lagi

Murid di kelas 12 IPA 1 terkejut. Pasalnya, kata Narezka, tak ada yang boleh menempati kursi tersebut

Salah satu murid angkat tangan "bu, waktu itu, kata Narezka, nggak ada yang boleh duduk di situ" jelas murid tersebut

"Benar begitu, Narezka?"

"Nalea, kamu duduk di samping Kev--" ucapan Bu Meli terpotong oleh suara Narezka.

"Boleh" singkat Narezka.

Murid disana tercengang. Bagaimana bisa? Jangankan perempuan, laki laki saja tidak boleh.

Nalea berjalan ke arah kursi di samping Narezka.

Sang guru mengambil spidol, lalu menuliskan sesuatu, yang diyakini pelajaran matematika.

"Mari lanjutkan pelajaran. Buka buku Matematika nya, halaman 46" ucap bu meli lalu menulis rumus rumus di papan tulis, yang disalin oleh para murid.

Ting,, ting,,

NarLeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang