14

77 1 0
                                    

"how how ada korban baru di sini" ucap Matteo dengan sinis sebari masuk kedalam ruangan bawah tanah milik perusahaannya itu

"Nee sudah ku bilang jangan main main dengan ku"

"Mungkin kalian kira aku terlalu baik? Haha namun tidak"

"Membunuh pengkhianat seperti kalian adalah hiburan bagi ku"

"Ingat aku tidak akan pernah memberi ampun pada siapapun yang berani mengkhianati kepercayaan dariku" ucap Matteo yang memegang dagu Deon dengan kasar.

"Nee delissa kamu juga akan bernasib sama seperti adikmu"

"Ne ne ne bacot!" Desis delissa

"Hmm seperti kamu memang ingin mati"

Tanpa banyak basa-basi lagi Matteo mengeluarkan katana nya dan memenggal kepala delissa dengan cepat.

"Kakak!" Ucap Deon yang memeluk sang kakak

"Kaka bangun kakak..., Matteo kamu benar-benar kejam!" Ucap Deon yang sudah bergelimang air mata.

"Aku kejam? Aku memang sudah kejam, aku sudah memperingati kalian lebih awal tapi kalian malah mengabaikannya"

"Lebih baik kalian menerima kematian kalian lebih cepat kan?"

"Aku benci pengkhianat seperti kalian berdua" ucap Matteo yang memenggal kepala Deon .

~~~>
Keadaan di rumah ~>

Kini ada Leonardo yang sedang di pangku oleh Erick, karena sedari tadi Leonardo merengek minta bertemu dengan mama dan papa Ryan.

"Hiks... Hiks... Pengen mama sama papa Ryan hiks... Hiks..." Tangis Leonardo yang membuat Erick tak tega untuk meninggalkannya.

"Hiks... Hiks... Mama papa! Adek mau mama papa hiks... Hiks..." Tangis Leonardo.

Remaja umur 15 tahun ini masih saja merengek karena memang sudah dari pabriknya dia kalo demam suka manja.

"Hiks... Hiks..."

"Cup cup udah tenang ya sayang liat di sini siapa?"

Mendengar itu Leonardo mengencangkan tangisannya dan pelukannya seakan-akan dia tidak akan membiarkan Erick pergi.

"Hiks... Hiks... Papa Erick" Isak si kecil yang menangis di pangkuan sang kakak.

Mungkin Leonardo juga masih shock dengan kejadian tadi.

"Terus mamanya siapa?" Tanya Erick dengan lembut

"Hiks... Hiks... Mama funin hiks..." Isak Leonardo yang membuat semuanya terkejut sampai sampai funin yang mendengar itu langsung memerah padam bak kepiting rebus.

"Yang coba kamu pangkuin dia soalnya aku mau ambil kompresan sama obat dulu" ucap Erick yang mendapatkan anggukan dari sang empu yang langsung memangku sang adik.

"Hiks... Hiks..." Tangis Leonardo

"Shut... Leon sayang udah dong nangisnya nanti jadi mata panda gantengnya ilang loh" ucap funin dengan lembut sambil menyisir rambut orange gelap itu menggunakan jarinya.

"Hiks... Hiks... Takut... Takut... Hiks... Pengan sama mama... Hiks..." Isak Leonardo yang mengencangkan tangisannya, sial anak itu benar benar sudah trauma akan kejadian tadi.

"Leon sayang gak usah takut kan ada mama papa yang bakalan selalu buat jaga Leon tiap waktu"

"Hiks... Takut... Takut... Takut di cekek lagi... Hiks... Hiks..."

"Cup cup... Udah jangan nangis orang itu udah di tangani kok sama kak Teo"

"Hiks... Tapi Leon masih takut hiks..."

TNF [Tokyo Noir Familia] S1 And S2 EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang