Chapter 31: I Want Us

71 3 0
                                    

  "Damien!" seruan Valerie bergema menyelimuti mansion itu. "Lihat apa yang aku dan Stella dapatkan hari ini!"

Damien yang awalnya sedang membaca berkas-berkasnya dengan Greyson pun langsung melihat ke arah suara itu datang, dimana Valerie bersama dengan tunangannya sedang menenteng paper bag dari berbagai macam toko. Bukan hanya itu, Ryke yang ada di belakangan mereka pun juga ikut membawa paper bag yang pastinya milik kedua wanita itu.

Ia hanya dapat tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Greyson pun juga.

"Kedua wanita ini merepotkanmu seharian ini, Labonair?" tanya Damien seraya menghampiri Stella untuk mendapatkan pelukan dan ciuman dari tunangannya itu.

"Tidak sama sekali, Boss," jawab Ryke.

Setelah mencium Stella, Damien mengambil seluruh belanjaan milik Stella yang sangat amat berat. Ia heran mengapa tangan sekecil itu dapat dengan kuat membawa itu semua.

"Pasti anak ini yang membujukmu untuk berbelanja," kata Damien sembari menyinggung lengan Valerie dengan sikutnya pelan.

"Ini disebut sebagai self-reward, D!" seru Valerie setelah mengistirahatkan tubuhnya di atas sofa dengan belanjaannya yang berhamburan dimana-mana.

"Self-reward dalam rangka apa, Vale?"

Valerie menggelengkan kepalanya. "Just self-reward. As usual. You know, for being so gorgeous?"

  "Couldn't agree more!" sahut Greyson yang sedang serius membaca selembar kertas di tangannya, yang merupakan surat izin pembangunan Vines.

Sebenarnya, tujuan pertama dari Mikaelson bersaudara itu—dengan Stella—menyusulnya ke Inggris adalah dalam rangka untuk mengurus perizinan Vines Club yang akan berdiri salah satu kawasan elit di London, yaitu Soho.

Sebagai kakak yang baik, Damien pun mendampingi Greyson sampai urusannya mengenai perizinan Vines selesai.

"Sayang, bagaimana kalau kau dan Valerie ke atas sekarang? Aku dan Greyson harus menyelesaikan semua ini agar besok urusan Greyson semuanya sudah selesai, agar aku dapat menemanimu pergi ke mana saja, termasuk ke Buckingham Palace." Damien kemudian memeluk Stella dengan erat sebelum melepaskannya dan mengalihkan pandangannya kini pada Ryke. "Labonair, bantu kedua wanita ini membawa barang belanjaan mereka sampai ke kamar. Setelah itu kau boleh kembali ke kamarmu untuk beristirahat. Saya tahu menunggu kedua wanita ini berbelanja sangat menguras tenaga."

Ryke menundukkan kepalanya singkat sebagai jawaban atas perintah atasannya itu.

Kedua wanita itu, Valerie dan Stella, kemudian pergi meninggalkan Mikaelson bersaudara itu di ruang tengah. Mereka berjalan menaiki anak tangga yang cukup banyak itu lalu berhenti di depan kamar Stella terlebih dahulu karena kamarnya lah yang paling dekat dari tangga, sedangkan kamar milik Valerie terletak di ujung lantai ini.

Setelah menaruh beberapa paper bag milik Stella, Ryke meminta izin kepada Stella untuk mengantar Valerie ke kamarnya terlebih dulu sebelum kembali lagi untuk menjaganya, di luar kamar.

  "Tidak, Ryke. Kau mendengar apa kata Damien tadi, bukan? Ia tidak memintamu untuk menjagaku lagi. Lebih baik, kau antar saja Valerie ke kamarnya," kata Stella sembari membuka box berwarna hijau tua yang merupakan dari Harrods. "Valerie jauh lebih membutuhkanmu."

Stella memberikan senyumannya pada Ryke kemudian pada Valerie yang sedang bersandar di pintu kamarnya dengan tangannya yang masih repot dengan semua belanjaannya.

Dari cara Stella menyampaikan hal tersebut dan memberikan dirinya dan Valerie senyuman, Ryke mengetahui bahwa Stella tahu mengenai apa yang terjadi antara dirinya dan sahabatnya itu. Anehnya, Ryke tidak merasa terbebani akan hal tersebut melainkan lega dan aman.

Irresistible Sight | Irresistible Series #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang