rencana.

454 43 4
                                    

Setelah beberapa jam pembelajaran yang diberikan oleh guru mereka, kini adalah waktu istirahat untuk para murid disana. Hasya masih duduk dimeja nya bersama Flora, berbincang sebentar mengenai kerja kelompok yang direncanakan

"Kelompok kita cuma 5 orang kan? nanti mau dimana sya?" Tanya Flora lalu Hasya mengangguk

"Dirumah gue aja flo, tanyain mereka bisanya kapan. Nanti barang barang biar gue aja siapin, materi kita cari bareng bareng." Jelas Hasya dan diangguki Flora

"Wooii yang sekelompok sama guee, sinii." Teriaknya kepada satu kelas

4 orang lain mendatangi mereka, mereka adalah Lulu, Freya, Olla, serta satu orang yang bukan dari circle mereka, Amanda.

"Wedeh sekelompok kita cuyy" Ucap Olla seraya memukul pelan meja Hasya

"Guys kalian bisanya kapan? rencananya sih dirumah gue aja soalnya ortu gue belum pulang. Barang barang biar gue yang siapin, kita tinggal cari materi di buku atau ga di internet." Sedari Hasya berbicara, Amanda terus memperhatikan dirinya. Pandangan Amanda dari yang lain sangat berbeda kepada Hasya, ia memang menyimpan perasaan kepada teman sekelasnya itu.

"Wess banyak makan dong kita dirumah Hasya hahaha" Celetuk Lulu dan Olla dibalas kekehan oleh Hasya "Haha, iya nanti gue siapin yang banyak deh. Kalau kurang gojek aja."

"Weh bercanda sya, tapi boleh juga si hehe." Olla tertawa

"Kerkelnya besok aja bisa ga del? kan libur tuh." Freya menjawab

"Boleh juga, okedeh besok ya."

"Yaudah yuk ke kantin, gue laper banget sumpah." Ujar Lulu. "Lu mah makan mulu lu." Lulu menampilkan cengirannya.

Mereka langsung kekantin untuk mengisi perut kosongnya, memesan beberapa makanan berat dan juga cemilan untuk dicemil.

Sementara menunggu makanan berat, mereka memakan cemilan tersebut hingga tak sadar beberapa orang menghampiri mereka. Pundak Hasya ditepuk dari belakang dan membuatnya menoleh, itu adalah Zee.

"Eh kak sorry gasadar." Ia bergeser dari tempat duduknya, memberi space untuk Zee duduki.

Zee tersenyum seraya mengacak rambut Hasya, "Gapapa, kamu udah pesen makan?" Hasya mengangguk cepat

"Udah, kamu udah belum?"

"Heem udah tadi dipesenin Freya." Zee berdehem

Disela keasikan dua insan itu, ada teman temannya yang menatap bingung kearah mereka. aku-kamuan? hah gimana? tumbenan akrab berisik pikirannya namun mereka tetap diam tak ingin mengganggu momen itu.

Ternyata pesanan kedua circle itu telah jadi, makanan mereka diantar oleh ibu kantin yang ada disana bersama Freya yang membantu. "Eh makasi bu, maaf ngerepotin." Hasya beranjak lalu ikut membantu ibu kantin yang terlihat kesusahan membawa itu semua. "Ah gapapa neng, yaudah ibu balik lagi ya."

Mereka menikmati masakan itu dengan sesekali bercanda ria, Zee sesekali melirik ke Hasya yang sedang tertawa. Sang empu terlalu indah dengan senyumannya. Ia mengangkat jarinya untuk membersihkan sebuah nasi yang menempel disudut bibir Hasya, dan sama sekali tak ditolak olehnya. Tentu semua perhatian lebih yang tak biasanya Zee berikan untuk Hasya membuat semua yang disana berpikir.
________________________

Sekarang Zee dan Hasya tengah dalam perjalanan pulang kembali ke rumahnya setelah melewati jam pelajaran sekolah. Memakai mobil yang sedari pagi diparkirkan di parkiran sekolah, mobil milik Zee tentunya.

Hasya sibuk membalas satu persatu pesan yang dikirim oleh salah satu anggota kelompoknya yaitu Amanda, Zee yang sedang menyetir merasa dicueki karna Hasya yang masih terfokus pada benda pipih itu segera menariknya dari tangan Hasya.

"Chat siapa sih? sibuk banget kayanya sampe aku dicuekin." Dengan wajah cemberutnya.

"Ihh kak balikin hp guee, penting kakk. Jangan ngambek dulu ah sekarang." Zee menyembunyikan handphone tersebut kedalam saku mobil dan menatap Hasya tak senang

"Siapa yang kamu chat?"

"Gausah kepo deh, balikin ga."

"Jawab eidelia!" Berbicara dengan nada yang cukup tinggi, Hasya segera menutup kupingnya menggunakan kedua telapak tangannya karna takut

"Bukan siapa siapa kak, cuma temen temen aku." Jawabnya dengan gugup

"Ya siapa temen lo? ada urusan apasih?"

"Temen kelompok kak, aku lagi bahas kerja kelompok sama dia, rencananya emang mau kerkel dirumah."

"Gabisa nanti dulu chatannya? lagian tadi disekolah ga dibahas dulu apa?"

"Udah kak, tapi tadi Amanda chat gue katanya belum paham. Jadi ya aku jelasin ulang. Maaf kak."

Zee tak menjawab, melajukan mobil itu hingga sampai pada rumahnya. Turun dari mobil menggendong pada pundak tas miliknya dan tas Hasya, tak lupa ia bawa handphone milik Hasya tanpa dikembalikan.

Hasya yang tertinggal segera menyusul memasuki rumah, ia melihat Zee yang sudah masuk pada kamarnya dan tas milik Hasya yang sudah diletakkan pada sofa ruang tamu. Hasya menghampiri Zee masuk kedalam kamar itu.

Ia tak mendapati keberadaan sang kakak namun mendengar suara berisik air dari dalam kamar mandi, mungkin Zee sedang membersihkan dirinya. Ia memutuskan untuk menunggu dan duduk pada tepi ranjang king size milik Zee. Celingak celinguk memperhatikan seluruh isi kamar Zee mencari handphone yang disembunyikan tanpa sama sekali bergerak dari duduknya.

Selang 5 menit kemudian Zee telah selesai mandi dan keluar dengan mengenakan kaos oversize serta celana pendek miliknya. Melihat Hasya namun ia hiraukan dan menggantung handuk basah yang ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya tadi.

Hasya bangun dan berdiri dibelakang Zee yang sedang sibuk didepan pintu lemari itu, ia memeluk sang kakak dan membenamkan wajahnya pada punggung lebar itu. "Kak maaf, engga ulangin deh. Jangan cuekin dedel." Ia mendusel disana.

"Gamau maafin, palingan diulang. Gaenak kan dicuekin? tadi kamu aja gitu." Ucapnya masih fokus menata baju baju yang menggantung di gantungan lemari

"Engga ngulangin kakzii, dedel minta maaf. Dedel ga bermaksud cuekin kakzii, kakzii jangan marah lagi ya??"

Zee menarik Hasya dan duduk pada ranjang itu, bersender pada headboard kasur. Membawa Hasya kepangkuannya dan melingkarkan tangan itu pada pinggang ramping milik sang empu.

Hasya membalas pelukan tersebut dan juga memeluk leher sang kakak, ia dapat merasakan Zee sedang mengelus lembut pinggangnya dan membenamkan wajah pada bahu miliknya.

Elusan itu tak berhenti, Zee dan Hasya hanya saling berdiaman beberapa menit

"Zii maafin dedel?" Zee mengangguk walau matanya terpejam, ia semakin mengeratkan pelukan itu "Gini aja ya dulu, Zii mau tidur." dengan nada manjanya.

Adel mengelus rambut itu membantu Zee terlelap masuk kealam mimpinya.
________________________________

tbc

WEW GEMESNYA ADIK KAKAK SATU INI

vote & komen jangan lupa yh

join saluran dibio

tt: ddinozidel
x: ddinozidel

followw dunk!

Our New Chapter.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang