Pesta berakhir sampai pada pukul satu dini hari.
Villa tersebut memiliki banyak kamar, masing-masing dari mereka memiliki kamar sendiri. Hanya mereka yang berkencan saja yang memilih kamar yang sama. Itu sudah menjadi hal wajar bagi mereka.
"Jia-ya, bisakah kau datang ke ruang tengah?"
Jia menjawab panggilan dari Jeno setelah berganti pakaian yang ringan ——tanktop berbahan wol dan celana setengah paha. Kepalanya masih cukup pusing karena meminum cukup banyak, tapi hebatnya, kesadarannya masih penuh. Jeno juga bersikeras menjaganya agar ia tetap terkontrol.
"Apa Oppa tidak lelah?" Jia menjawab dengan gumaman pelan."Aku ingin bertemu denganmu dulu, baru istirahat."
"Ah, geurae~ sebentar saja, ya?"
"Eung."
Setelah sambungan terputus, Jia menatap temannya yang sudah tertidur pulas.
"Wah, dia benar-benar mabuk parah." temannya itu mungkin menghabiskan lebih dari 5 botol? Dia jauh lebih kuat minum dibanding dengannya.
Tapi omong-omong, ia masih bingung Haechan yang tidak tampak sejak tadi. Ia hanya melihat Asha yang mengobrol dengan pacar Xiaojun.
Jia mengendikkan bahunya tak acuh. Asalkan dia menghilang sendiri, tidak bersama pacarnya, itu tidak masalah.
..
Kamarnya berada di lantai satu. Jarak dari kamar ke ruang tengah cukup dekat. Jadi ia bisa menemuinya dengan cepat dan setelah itu, ia akan beristirahat.
Ruangan di sepanjang lorong sudah gelap, mungkin semuanya sudah tidur. Sebagian besar dari mereka telah mabuk parah.
Memasuki ruangan yang gelap itu, Jia bisa melihat seseorang duduk di sofa seorang diri. Penerangan ruangan itu hanya berasal dari sorot lampu luar ruangan saja. Gorden jendela kaca tersebut sengaja tidak di tutup.
"Oppa," Jia memanggilnya dengan bisikan.
"Ah, kau sudah datang." Jeno mendengak, menjawab dengan suara parau.
Melihat responnya, tampaknya Jeno mabuk.
Benar saja. Pandangannya menangkap botol dan gelas minuman di meja.
"Oppa, kau mabuk?" Jia bertanya pelan.
Baru saja mendekat, Jeno menariknya hingga Jia jatuh terduduk di pangkuannya. Dia melingkarkan erat tangannya di pinggang kecil itu dan mendaratkan wajahnya di ceruk lehernya.
"O-oppa, ini agak ..." Jia menelan ludah kaku. Takut ada seseorang yang memergokinya. Lebih menakutkannya lagi, jika itu Haechan.
"Diamlah dulu, aku ingin memelukku seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
POISON [LEE HAECHAN]
FanficJia pikir Haechan tidak akan menyukainya karena dia hanya menganggap Jia sebagai adik kesayangannya saja. Jia yang sudah lelah menunggu berakhir menerima Jeno sebagai pacarnya. #Mature content ⚠️🔞 #Romance #Drama #Idol #Toxic #ReverseHarem :") S...