Bab 1

2 1 0
                                    

"Dim, Dimas"

"Apa?"

"Gue kayaknya suka deh sama seseorang"

Laki-laki yang di panggil Dimas terlonjak kaget dan seketika bangun dari tidur nyaman nya di kasur saat mendengar teman nya, baim mengutarakan perasaan nya.

"Hah? Siapa?" Dimas bertanya dengan ekspresi tak yakin menatap wajah teman nya yang duduk di lantai beralaskan karpet bulu.

"Ada deh, yang pasti temen sekelas gue" jawab Baim memberi clue sedikit agar Dimas bisa menebak.

Dimas menggaruk-garuk kepala nya yang tidak gatal. Kedua nya beda kelas, mana Dimas tau siapa nama gadis-gadis di kelas Baim.

"Siapa ege!" desak Dimas tak ingin membuat otak nya pecah akibat menebak.

"Ck, nggak mungkin lo nggak kenal, dim" ucap Baim kembali memberi clue lagi.

Dimas menghela napas. "Sebut nama nya aja susah bener, lo nyuruh gue nebak ya mana gue tau" seru Dimas dengan tak sabaran.

"Husna"

Dimas terdiam sejenak hingga Baim menepuk pundak nya menyadarkan Dimas dari lamunan nya.

"Lo bantuin gue buat nembak dia ya" pinta Baim memohon bantuan pada Dimas, karena Dimas terkenal akan playboy dan kata-kata manis nya pada para gadis.

Dimas lagi-lagi terdiam, tapi dia tetap mengangguk agar Baim senang.

....

"Im, lo bawa si Husna ke taman samping sekolah, disana udah gue siapin semua" ucap Dimas dari voice note yang di kirim ke Baim.

"Dimas emang terbaik soal hubungan percintaan, huft gue pasti bisa" gumam Baim bangga memiliki teman seperti Dimas.

Baim yang selalu menjadi murid pintar dan berbakat itu memiliki ketertarikan dengan salah satu teman sekelas nya, Husna.

Husna ialah gadis pendiam yang termasuk di dalam murid pintar juga sama seperti Baim.

"Husna.."

Panggil Baim dengan pelan, meluluhkan hati Husna yang begitu kuat pertahanan nya sangatlah susah.

Husna menoleh ke samping. "Ya?" sahut Husna dengan suara kecil, dan suara itu terdengar imut di telinga Baim.

"Kan kita mau ikut olimpiade nih, gimana kalau kita sekarang belajar bareng?" tawar Baim mengikuti rencana Dimas yang diatur dengan matang.

Husna mengangguk. "Boleh" jawab Husna singkat, dia segera mengambil buku paket yang menjadi pedoman nya untuk belajar.

"Belajar dimana?" tanya Husna langsung Baim jawab dengan senyum puas.

"Taman samping sekolah"

....

"Kamu nggak ngajak Tania? Kan dia juga ikut olimpiade bareng sama kita" tanya Husna saat hendak ke taman samping sekolah beriringan dengan Baim.

Baim nampak kebingungan mencari jawaban yang masuk akal, agar Husna tak pergi.

"Itu Na.. Tania bilang belajar nya nanti aja, jadi ya kita berdua aja dulu" jawab Baim mencoba untuk menutupi gugup.

Husna pun manggut-manggut dan mulai membuka buku untuk belajar. Tempat nya memang cocok untuk ketenangan, Husna pun langsung merasa betah di taman itu.

Baim bingung sendiri harus memulai dari mana. "Na.." panggil Baim membuat Husna yang fokus pada buku pun langsung menoleh.

"Kamu pernah suka sama seseorang nggak?" tanya Baim mencoba memulai obrolan.

Husna menegakkan badan nya dan memikirkan jawaban yang tepat agar Baim tak penasaran lagi.

"Nggak tau" jawab Husna kembali fokus ke buku. Baim menggaruk kepala nya dan kembali mencoba pendekatan.

"Kalau ada yang ngajak kamu pacaran, kamu terima apa nggak?" tanya Baim kembali memulai obrolan agar tidak terasa canggung.

Husna berpikir sejenak dan mengedikkan bahu nya tak tau harus merespon bagaimana.

"Nggak tau juga"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menikahi Korban Temanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang