Happy reading and enjoy the story
Have a nice day, dear♡Jaeyun dan sang grim reaper.
Tangannya kini terangkat, usap kedua daun telinganya yang terasa kembali berdengung hebat sebab disuguhi suara tangisan beserta raungan penyesalan, penuhi segala seisi indera pendengarannya selama satu jam lamanya. Manik tajamnya tak luput pandangi, sumber suara tangis memilukan itu. Sebelum beranjak dari duduknya, bergerak malas dekati sosok pemuda berbalut kemeja putih lengkap dengan bercak merah berbau anyir.
Pemuda— bukan. Lebih tepatnya, roh. Roh pemuda bernama Nicholas itu, sudah berdiam diri sembari keluarkan tangisan pilunya pada ujung rooftop bangunan bertingkat itu cukup lama sejak badan roh tersebut dibawa ke rumah sakit. Satu jam yang lalu tepatnya, setelah pemuda berkewarganegaraan Jepang itu nekat meloncat bebas dari puncak gedung yang belum rampung itu.
Kalau pihak kepolisian membutuhkan saksi mata, atas kasus bunuh diri itu. Dirinya siap untuk menjadi saksi, sebab ia melihat semua reka adegan dari atas gedung tak jauh dari sana.
Tapi sayangnya, tidak bisa.
Benjamin tatap malas roh anak sekolah itu, “Sudah ku bilang bukan? Pikirkan matang-matang semua yang akan kau lakukan,” ajunya jawab pertanyaan yang sama terus dikeluarkan oleh Nicholas.
“Tapi aku hanya ingin kembali ke badanku,” saut Nicholas kembali tenggelamkan wajahnya pada lipatan lengannya.
Benjamin tatap jengah roh itu, “Tidak bisa, Nicholas.”
“Bisa! Kau saja tak mau antarkan aku pada tubuhku!” raungnya, tungkai panjangnya kini bergerak ribut menendang angin.
Satu helaan jengkel keluar dari bilah bibir tebalnya, Benjamin pilih sibak jubah legamnya setarakan tinggi badannya dengan sosok malang Nicholas yang masih menangis.
“Sebelumnya kau ingin coklat kan?” tangannya terulur, berikan satu coklat berbungkus terang pada Nicholas yang kini letakkan atensinya pada sosok Benjamin. “Ambillah, untukmu,” ajunya kini lukis sebuah senyum teduh pada kulit pucatnya.
Senyuman pada wajah Benjamin semakin merekah saat dapati Nicholas yang dengan senang hati memakan coklat pemberiannya, tangannya terangkat usap sayang rambut roh pemuda manis itu. “Bagaimana, coklatnya manis?”
Nicholas mengangguk sebagai jawaban, coklat yang diberikan Benjamin terasa manis berpadu dengan cashew yang gurih. Namun suara tawa Benjamin buat ia beralih dari coklat berbungkus terang itu, “Kalau kau memang masih hidup, seharusnya kau tidak bisa merasakan coklat itu.”
“Hah?”
“Artinya kau sudah mati,” Benjamin bangkit, tangannya bergerak tarik kerah baju milik Nicholas. Tak pedulikan raut wajah innocent roh satu itu. Benjamin seret roh Nicholas pada lift yang baru saja muncul, “Sudah jelas bukan? Waktumu sudah habis, jadi selamat menikmati transportasi terbaik alam bakamu,” ajunya buat roh itu bergerak ribut.
“HUEEEEEE! Apa?! Aku tidak mau! Tidak mau,” raungannya kini memukul-mukul tangan Benjamin yang menyeret rohnya.
“Aku tidak peduli,” Benjamin lempar tubuh kecil Nicholas masuk, “Selamat menikmati perjalananmu ke alam baka bocah~” ajunya kini beri lambaian terakhir sebelum jentikkan jari panjangnya buat lift itu lenyap dari hadapannya.
Benjamin regangkan tubuhnya, sendinya terasa kaku karena korban hari ini begitu merepotkan. Nicholas tidak mau beranjak padahal tirai malam sudah menjemput, jika dirinya tak seret roh bocah itu bisa saja Benjamin menginap hingga matahari menjemput karena bocah satu itu, “Dasar, merepotkan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Belamour - Enhypen
Fiksi Penggemarall about one/short au enhypen shipper~~ Almost hyung line and sungjake. BXB Update kalau ngga ngantuk ToT