1

69 3 3
                                    

Hy guys, ini pertama kali nya aku nulis cerita yang rada ga ngambung direal life nya,

Aku lagi suka aja sama mereka bertiga, dan
semoga kalian juga suka sama cerita ini

***

"Kenapa harus dia orang nya? Kenapa ga yang lain? Kalian udah ga ada harapan !! Sadar woii"

"Udah lah, kasian tau! Liatin aja dulu. Ntar juga pasti cape sendiri. Percuma juga diomongin sampe berbusa juga ga bakal didenger, percaya deh"

Satu persatu suara itu bermunculan, mengusik pendengaran seorang pria. Namun pria itu hanya diam, tak ingin memberi respon apa pun. Saat ini yang ada dipikirannya hanya seseorang yang sangat iya rindukan.

Dari awal pertemuan mereka saat ini, jovan hanya diam. tak banyak ekspresi yang tergambarkan diwajahnya, seperti raga yang sedang kehilangan jiwanya.

Sejatinya Haikal dan Mahen mengetahui penyebab temannya seperti ini, bahkan sudah terlalu sering mereka menyadarkan jovan. Tapi tetap saja, tak satu pun yang didengar oleh jovan.

Menurut haikal jovan itu bodoh, terlalu larut dalam perasanya, mereka sudah putus bahkan lebih dari 5 bulan yang lalu. Untuk apa repot-repot memikirkan seseorang yang bahkan saat ini masih bisa terlihat bahagia, buang buang waktu saja.

Apa lagi jovan terlihat sangat menyedihkan, tak bergairah, terlihat murung, dan lebih banyak diam, bak patung hidup. Jovan itu tampan maksimal, walaupun menurut haikal, iya jauh lebih tampan dari jovan tetapi tetap saja, jovan harusnya sangat mudah mendapatkan pengganti wanita itu.

"Van, ini udah lebih dari 5 bulan, kenapa lo masih aja kepikiran itu orang, gemes juga gua lama-lama ngeliat lo kaya begini"

" lo sama adelyn itu udah putus van. Dan gua liat adelyn nyantai aja, lo nya aja yang ga jelas"

"mahen bakal cariin yang baru kok, ga perlu sedih sedih kaya begini"

Masih saja tak ada respon apa pun, jovan hanya memandang haikal sebentar, setelahnya kembali menatap lurus keluar caffe.

"Udah lah, cape juga gua lama-lama ngeliat lo van, gua cabut duluan!!"

"Jangan lupa nati malam final rehearsal, jangan pada telat"

Dan pada akhir haikal pergi meninggalkan mereka dua.

30 menit telah belalu, tak ada pembicaraan satu pun yang terjadi, mereka sama sama sibuk dengan pemikiran nya masing masing.

Caffe yang mereka kunjungi saat ini cukup sepi, Tak banyak orang, hanya beberapa waiter yang belalu lalang mengantarkan pesanan pengunjung, dan bebepa pengunjung terlihat datang dan pergi.

"Haikal bener van, lo ga bisa kaya begini terus" mahen mulai menatap jovan serius, sejujurnya mahen sudah lama ingin membahas ini, tapi iya belum punya waktu yang pas untuk mebicarakan ini berdua dengan jovan, schedule mereka yang lumayan padat.

helaan nafas pun mulai terdengar.

"Gua bener bener sayang sama dia,mahen. "

"I fucking hate myself"

" iya gua ngerti, tapi ga bisa seperti ini juga, ga akan merubah apa pun, terkadang lo harus merakasan kehilangan dulu, supaya lo tau kalau dia memang orang yang pantas buat lo perjuangin"

" bukan salah dia, gua yang salah"

" ga ada yang salah dini, cuma keadaannya aja yang ga baik buat kalian berdua"

"If she really loved you, she should believe you"

Mahen sangat tau jovan memang setulus itu menyayangi adlyn, tapi kali ini keadaan tidak berpihak untuk mereka berdua.

ADLYNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang