jarrel diam menatap atap sel ia memikirkan mami dan arcilla ia benar benar khawatir dengan kedua perempuan cantiknya.
Ia khawatir jika kedua bidadarinya terluka dan tidak ada yang menjaga ia benar benar khawatir.
"Lagi mikirin apa?" tanya seorang cowok yang mungkin lebih tua darinya.
"gak mikirin apa apa, ngantuk ini." ujar jarrel mengulas senyumnya.
"sudah punya istri?" tanya cowok itu.
jarrel mengangguk "sudah, baru nikah sebulan ini." jawab jarrel.
"semoga istri kamu baik ya." ujar naim.
"emang kenapa?" tanya jarrel heran dengan ucapan naim.
"saya 8 bulan dipenjara tak ada satu pun yang jenguk saya disini, saya benar benar seperti gak punya keluarga."
"sewaktu waktu saya keluar dari sel, saya bahagia bergegas pulang kerumah dengan hati bahagia banget, tapi gaada yang menyambut saya satupun, ibu saya meninggal waktu sya 3 bulan dipenjara."
"dan istri saya meninggalkan saya dengan alasan malu mempunyai suami napi, dan setelah saya kulik lebih dalam ternyata istri saya sudah mempunyai pacar baru." curhat naim mencurahkan isi hatinya yang selama ini ia pendam.
"turut berdukacita bang." ucap jarrel sedikit kaget dengan cerita naim.
"kamu tau kenapa saya ada disini lagi sekarang?" tanya naim.
"kenapa?"
"saya nyuri motor biar ketangkep lagi, mending disini saya, karna diluar juga ngapain gaada yang urus."
"disini kan enak, ada temen, tidur, makan, senam bareng." ujar naim tersenyum senang.
jarrel mengangguk "saya juga takut." sahut jarrel.
"soalnya istri saya cantik banyak yang naksir, kan repot." ujar jarrel menyunggingkan senyumnya.
"waduh bencana dong." kekeh naim tertawa kecil.
"mau liat muka istri saya?" tanya jarrel.
"mana, emang nya kamu bawa dompet?" tanya naim heran melirik kesana kemari dibalas gelengan oleh jarrel.
jarrel membuka kalung dengan liontin segitiga ia membuka liontinnya ternyata didalamnya ada sebuah foto pernikahan nya dengan cilla.
"cantik kan?" tanya jarrel.
"wihh cantik banget, bidadari itu?" puji naim.
"istri saya selain cantik, dia baik, pintar, manis, lucu, saya kangen sama dia." ujar jarrel memuji sang istri.
aduh, tuhan aku mau cowok kyk jarrel yang memamerkan ceweknya pliss beri aku satu, eh dia napi.
"saya yakin istri mu gak akan mengkhianati." ujar naim.
jarrel mengangguk "amin." ucap jarrel tersenyum membayangkan wajah cantik cilla.
"begitupun kamu, jangan khianati dia sayangi dia, jaga dia, jangan terlalu posesif semakin dikekang semakin brontak." nasihat naim.
jarrel mengangguk mendengarnya "saya usahkan." ucap jarrel mengangguk paham.
"masih untung kamu punya keluarga yang sayang sama kamu, ada yang jenguk dan perhatian." ucap naim
jarrel mengangguk kurang bersyukur apalagi ia? uang? banyak mobil? banyak, rumah? punya, istri cantik nikmat sekali hidupnya.
>>>
"Mau pada nginep gak dirumah gue?" tanya cilla menatap cessa dan syera yang touch up sebelum pulang.
"boleh." ujar syera memoleskan liptinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramírez
Teen Fiction"dad! yang bener aja masa aku dijodohin sama cowok kayak dia?!" tanya seorang perempuan membantah seorang ayah nya. "sayang, Daddy udah tau bagaimana kehidupan dan sifat dia." ujar daddy nya dengan lembut untuk meyakinkan bahwa pilihannya adalah pi...