21. Night Change

2.5K 109 1
                                    

21. Night Change

"Bagaimana kalau mereka menanyakan aku?" Nick terlihat mulai bersemangat.
"Aku akan mengarang beberapa alasan"
Dia tersenyum saat aku membantunya bertemu dengan Josephine.
"Isabelle. Aku sangat berterima kasih padamu. Sungguh. Aku tidak akan mengecewakannya lagi" Nick kembali berdiri.
Aku tersenyum padanya dan berkata
"Jangan bilang aku yang merencanakannya"
Ia mengangguk pasti dan berjalan memasuki koridor istana. Giliranku yang melihat bintang-bintang bertaburan.
"Ehmm..." seseorang berdeham dari belakang.
"Mengapa kau kembali,Nick?" aku berbicara tanpa menoleh ke belakang.
Tidak ada jawaban dari orang itu. Aku menoleh ke belakang dengan perlahan. Aku... aku melihat laki-laki yang berada di kegelapan. Dia berada di tengah koridor,dimana tidak ada lampu menerangi. Dia memakai kemeja berlengan pendek dengan celana jeans biru malamnya. Rambutnya disisir rapi. Aku langsung berdiri. Jarak antara aku dan orang itu sekitar lima meter. Aku menyipitkan mataku untuk melihat orang itu lebih jelas. Tapi,nihil. Ia mendekatiku.
Wajahnya setengah terlihat. Ia terus mendekat. Aku mulai takut. Siapa orang ini?
"Hello,Princess" suara itu. Aku kenal dengan suaranya. Sangat kenal. Lagi-lagi,aku meneteskan air mataku.
"Oh,Will" aku kembali terduduk. Bukan di batu besar itu,tetapi duduk di rerumputan hijau.
Kini aku melihat wajahnya. Diterangi sinar bulan. Ia duduk di sebelahku. Ia menyandarkan punggungnya ke pagar pembatas. Pagar itu dari beton dan batu.
"Bagaimana kau bisa kemari? Padahal,diluar ada penjaga"
"Sebenarnya,lumayan susah. Aku harus melompati pagar yang lumayan tinggi dan mulai mengendap-endap mencarimu. Untung saja,aku bertemu Josephine. Ia memberitahu ku bahwa makan malam ada di sini. Jadi,aku kemari" mengapa dia melakukan ini semua?
"Will,apakah kau melakukan semua ini hanya untuk bertemu denganku?"
"Ya. Aku akan melakukan apapun hanya untukmu. Hanya untukmu. Karena aku mencintai mu."
Dari tadi,aku belum menatap wajahnya. Aku masih terpaku. Aku mencoba untuk menenangkan diriku. Tarik napas dan hembuskan.
"Mungkin,jika kau melihatku seperti ini,kau akan ketakutan"
"Memangnya kenapa kau berbicara seperti itu? Aku tidak akan ketakutan"
"Okey" aku pun menampakkan wajahku pada dirinya. Reaksinya biasa-biasa saja.
"Apa itu cara ber-make up yang sedang tren saat ini?" Will kini membuatku tertawa. Aku memukul lengannya karena mengolokku.
"Ouch!" dia memegangi tangannya yang kupukul.
"Aku tidak peduli seberapa jelek make up yang di wajahmu. Kau tidak pakai make up saja sudah cantik. Aku lebih menyukai dirimu yang natural. I don't care. Aku tidak peduli bagaimana wajahmu itu karena,yang ku nilai itu bukan dari penampilan, tapi,dari hati"
Aku tersenyum lebar mendengar perkataannya. Dia berdiri dan menjulurkan tangannya padaku. Aku menggenggam tangannya yang hangat. Ia membantuku berdiri. Kini kami berhadapan. Lagi. Ia melingkarkan tangannya pada pinggangku. Aku menyentuh pipinya yang hangat.
"I love you,Will."
"Aku lebih mencintai mu,Your Highness"
Dia kembali mencium bibirku. Seolah terbiasa akan berciuman.
"Isabelle! Dimana kau?" Suara itu membuat kami melepaskan bibir kami satu sama lain.
"Itu suara Ellizabeth. Will,kau harus pergi,mereka akan mengusirmu" ia mencium keningku dan segera pergi menuju kegelapan malam. Dia seperti dilahap kegelapan. Ia tidak berbicara sepatah kata apapun saat aku menyuruhnya pergi. Tapi aku sempat melihatnya melambaikan tangan kepadaku.
Aku membalas lambaiannya. Dan dua detik setelah itu,Ellizabeth datang.
"Oh my God! Isabelle,is that you?!" Ellizabeth terkejut saat melihatku seperti orang gila.
"Yeah,tentu saja. Ini aku,Ellizabeth"
"Make up mu luntur. Apa kau habis menangis?" Ellizabeth memang selalu benar. Aku memutar mataku dan tersenyum tipis padanya.
"Dan... rambutmu juga! Sangat kusut. Huh,apa yang terjadi padamu,Belle?"

Aku menggelengkan kepalaku.

"Kau seperti orang gila. Mari kubersihkan dirimu."
Saat aku berjalan tanpa high heels,ia kembali menegurku.

"Isabelle,pakai heels-mu!"

Begitulah sifat 'asli' kakakku.

Vot and comment ya!

He's The Real PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang