⚠️ HANYA FIKSI ⚠️
TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!10 Tahun sudah Shani mencoba berdamai dengan keadaan setelah peristiwa yang mengubah hidupnya. Hidup seperti apa yang sekarang dia jalani tanpa ada orang yang dia cintai. Siapakah pemilik hatinya sekarang? Sebongkah hati yang kosong tiada bertuan, sebersit kenangan indah yang masih tersisa dalam benaknya menjadi pelipur lara. Adakah yang bisa mengobati luka yang dia derita? Semuanya terlalu cepat untuk pergi, dan terlalu singkat untuk singgah. Angan serta lamunan selalu menjadi teman setia baginya.
Derai airmata adalah saksi betapa sakit luka dihatinya, tidak ada kata yang mampu mengutarakan betapa sakitnya dipisahkan secara paksa dengan orang yang dia cintai, bertahan pun rasanya sangat sulit terlalu sakit untuk menerima semua kehendak-Nya yang terjadi begitu tiba-tiba.
Kini Shani tengah duduk disebuah kursi di taman belakang. Rumah yang sangat asing baginya, dia berusaha mengubur semua kenangan masa lalunya yang kelam tapi itu tidak pernah berhasil Shani justru semakin tenggelam didalamnya. Pandangan Shani terus menatap ke depan, tatapan kosong penuh derita dan luka. Bulir-bulir air mata terus menetes dari sudut matanya. Mengingat setiap memori pedih yang tersisa dalam ingatan.
"Bunda." Panggil seseorang yang mendekat padanya. Lalu duduk disamping Shani.
Shani hanya terdiam."Bunda disini ternyata." Ucapnya.
"Adek cari ke kamar bunda gak ada." Christy terus menatap Shani sendu, tangannya mengelus pipi Shani.
"Kita masuk yu Bun, disini dingin. Baju bunda tipis nanti bunda masuk angin." Ajak Christy.
"Ayah udah pulang dek?" Tanya Shani.
"Belum Bun, nanti ayah pasti pulang. Kita tunggu didalam aja ya." Ucap Christy, Shani sudah biasa bertanya seperti itu padanya dan Christy pasti akan menjawab hal yang sama.
"Kamu kok sore banget pulang sekolahnya?" Tanya Shani.
"Iya Bun, tadi ada kegiatan dulu. Maaf adek gak bilang sama bunda. Mendadak juga tadi..."
"Yu masuk Bun," imbuhnya. Christy merangkul tubuh Shani yang semakin kurus membuat Christy semakin merasakan sakit yang Shani derita. Bukan hanya Shani tapi dirinya juga, harus berpisah dengan orang yang paling dia sayangi. Sosok kakak yang selalu dia rindukan, kini hanya tinggal kenangan masa kecil bersamanya tidak akan pernah Christy lupakan.
"Bunda duduk disini ya." Ucap Christy yang mendudukkan Shani di kursi meja makan.
Lalu Christy menuangkan segelas air."Bunda minum dulu." Shani tidak langsung meminum air pemberian Christy. Melainkan hanya memainkan gelas tersebut dengan telunjuknya.
"Ayah lama banget dek pulangnya ini udah mau malem. Apa ayah lembur ya? Ko gak ngabarin bunda?" Tanya Shani tanpa henti.
Christy ikut duduk disamping Shani, lalu meraih tangan Shani yang berada diatas meja."Bunda gak usah khawatir, nanti ayah pasti pulang ko."
"Oh iya tadi ayah ngabarin ke adek katanya ada kerjaan mendadak jadi ayah gak bisa pulang." Lanjutnya, Shani menatap Christy.
"Ko gak ngasih tau bunda? Malah ke adek sih?" Shani melepaskan genggaman tangan Christy.
"Bundaku yang cantik, katanya ayah gak mau ganggu istirahat bunda jadi ayah ngasih tau adek deh." Christy menghela nafasnya, memperhatikan Shani.
"Bunda marah sama ayah. Apa ayah udah gak nganggap bunda istrinya? Ayah udah gak sayang bunda dek." Shani melipat kedua tangannya didada. Dia sungguh tidak habis pikir kenapa suaminya itu lebih memilih Christy daripada dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Milikku [END]
Novela JuvenilTak selamanya keluarga itu harus terbentuk dari ikatan darah yang sama.