Bab 50

6 2 0
                                    

Di kamar Malino dan umay

"Kak, aku ngak suka Kaka bersikap seperti itu di depan para orang tua tadi...itu ngak baik kak..." Omel Umay yg berada di atas pangkuan Malino

Malino tidak menjawab dia hanya diam dan tetap menyandarkan kepalanya di dada Umay

"Iss kak!...."

"CK! Diam lah nona muda Gargio....aku sedang marah kepada orang tua mu, aku hanya ingin meredakan emosi ku dengan memeluk mu, berjanjilah kamu tidak akan meninggalkan aku" ujar Malino mengerat kan pelukannya

"Huh... Aku janji" Umay memberikan sekilas kecupan di kepala Malino

"Kaka udah tenang?" Tanya Umay Malino mengangguk kan kepalanya

"Yaudah kalo gitu mari turun kebawah lagi...." Ajak Umay ingin turun dari pangkuan Malino

"Ngak, aku hanya ingin bersama kamu disini...hanya kita berdua" jelas Malino tidak membiarkan Umay turun dari pangkuan nya

"Yaudah kalo gitu kita tidur aja..." Tanpa mengatakan apapun Malino langsung meangkat tubuh Umay dan membawa nya menuju ranjang

Malino membaringkan Umay di atas ranjang yg empuk itu dengan hati hati, dia juga ikut berbaring di sebelah Umay, Umay yg tidak bisa tidur tanpa memeluk Malino langsung masuk kedalam pelukan malino tanpa banyak bicara

Tanpa terasa sore yg sedikit mendung tadi sudah berganti menjadi malam yg dingin

"Kak..." Panggil Aul memanggil nama pria yang sedang mengecupi perutnya

"Hmmm...." Jawab Atha Masi betah membaringkan kepalanya di perut Aul

"Acara pernikahan Malino dan umay tinggal 3 hari lagi ternyata, ya ampun bagaimana kita bisa tidak mengetahui kabar ini sejak awal, aku baru tau dari decha ni..." Aul meletakan ponsel nya di atas meja lampu

"Hmmm, terus kalo kamu tau sejak awal atau sekarang apa bedanya, toh kamu tidak akan aku kasi izin buat ngelakuin sesuatu yang tidak perlu...." Ujar Santai Atha yg Masi membaringkan kepalanya di perut Aul, Atha sangat tau bagaimana kelakuan istrinya itu....dia tidak ingin membuat istrinya sibuk Karna mengurus pernikahan Malino dan umay

Aul merasa kesal dengan perkataan Atha, "CK.... Malino dan umay itu sahabat kita kak, sekaligus saudara kita...ayo cepat kebawah"

Aul ingin turun tapi Atha semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Aul, sehingga Aul tidak bisa bergerak

"Ihhh, apaan si kak..... lepaskan! aku mau kebawah" berontak Aul memukul legan Atha yg memeluk pinggang nya

"Kalo kamu memberontak lagi, jangan salah kan aku jika melakukan nya lagi, tapi ini dengan versi yang  kasar.... Agar kamu tidak bisa berjalan " bisik Atha dengan suara serak nya membuat Aul langsung terdiam seperti patung

"Hmmm, baiklah" jawab aul

Atha hanya terkekeh kecil melihat tingkah Aul yg sangat penurut jika dia sudah mengancam dengan menggunakan kalimat itu

Aul tau bahwa Atha sedang menertawakan dirinya. Aul yg merasa kesal tidak lagi memperdulikan Atha, dia lebih memilih tidur dari pada di jahili Atha

Atha sedikit bingung kenapa Aul tidak ada bergerak atau bersuara sama sekali, Atha mengangkat kepalanya melihat kearah arah Aul yg sudah tertidur pulas

Atha tersenyum melihat wajah cantik Aul yg begitu damai ketika tidur, Atha menarik selimut dan menutupi sebagian tubuh Aul "tidurlah yg nyenyak sayang, aku sangat mencintai mu" bisik Atha memberikan kecupan di dahi Auliyah

Atha turun dari kasur dengan perlahan, dia tidak ingin menganggu tidur pulas aul

Atha membuka sebuah laci yg berisi pemetik dan rokok, dia mengambil dan membawanya menunju balkon kamar

Atha menyelipkan sebatang rokok ke bibir nya, "aku berharap bayi itu segera hadir di rahim mu sayang" gumam Atha

______

Di bawah

"Kalo tau begini aku tidak akan turun...lebih baik aku di kamar berduaan dengan kamu" Ujar Gabriel merengek kepada decha yg sedang menyendok kan nasi ke piring Gabriel

"Heh, ngak boleh kaya gitu.... Kalo orang kak Atha dan kak Malino berserta pasangan mereka ngak bisa kemari, kita wajib Menganti mereka... menyambut para orang tua ini, Karna kita tuan rumah" jelas decha mengusap wajah Gabriel yg di buat seimut mungkin

Aidi yg melihat itu merasa panas sendiri, dia teringat ketika decha memperlakukan dia dulu seperti itu, usapan lembut, kalimat yg lembut semuanya terlintas di kepalanya

"Tuu, dengar kata kata tunangan kamu..." Ujar Clara sambil terkekeh kecil, bukan hanya Clara yg terkekeh yang lain juga ikut terkekeh kecuali Aidi

"CK!"

Gabriel mengabaikan orang di sekitar yg terkekeh dia lebih memilih asik dengan makanan yg di ambil kan oleh decha

"Sayang setelah ini ke kamar ya..." Ajak Gabriel dengan wajah memelas

Decha tersenyum kearah Gabriel yg menunjukkan wajah memelas nya "sayang, kita tunggu yg lain kebawah dulu baru kita naik keatas, ngak sopan tau..." Bisik decha yg di dengar Nafisyah

"It's okey sayang, kalian naik keatas aja, lagian. Kami semua mau mengajak orang tua Umay berserta Aidi jalan jalan di kota ini" jelas Nafisyah tersenyum lembut kepada decha

Tiba tiba Gabriel menyeringai, "be care full" seruh Gabriel dengan secepat kilat mengendong decha dan membawa nya pergi dari sana

"Dasar...." Kekeh Willy mengelengkan kepalanya

"Apa lagi Willy dan seun  sekarang cuma kalian yg tidak memiliki pasangan " kekeh max, tertawa geli melihat kearah kedua pemuda

"CK! Belum ada yg cocok" jawab Willy santai melanjutkan makannya

"Nah kamu seun?"

"Aku, entahlah....kalo ada seorang gadis yang menarik nanti di acara pernikahan Malino dan umay, mungkin dia akan menjadi milikku" jawab seun Santai membuat Hana tersenyum melihat keponakan nya itu

"Omma doa kan, semoga kamu cepat dapat yg terbaik seun" ujar Hana tersenyum

"Terimakasih omma....."

"CK! Aku yang anak kandungnya, eh malah orang lain yang di doa kan nya.... entahlah dunia terbalik" dengus Willy

"Willy, Willy... Buat apa Hana mendoakan kamu, sedangkan permintaan kamu menunggu yg cocok, sampai kapan kalo gitu..." Kesal Clara

"Sebenarnya ma, kemarin aku mau nya sama Umay ehh dia maunya sama Malino yg tidak ada bedanya dengan Atha, nah kalo decha kemarin tu hampir eh...malah di tonjok Gabriel, yaudahlah aku tetap stay jomblo aja deh" jelas Willy panjang lebar

"Cup, cup cup ..... kasian kamu, hahaha...." Ejek seun membuat semua orang tertawa

"Selagi Atha ngak ada di meja makan ini, besarkan aja suara kalian..." Ujar sela terkekeh mengingat putra nya itu sangat membenci berisik ketika sedang makan

"Bener tu mom....kalo ada dia mungkin acara makan malam ini sudah dari tadi selesai," sambung seun ikut tertawa

"Heh, berhenti mengejek putra ku, walaupun kenyataannya begitu" jeson tertawa sangat keras sehingga menyebabkan semua nya juga ikut tertawa

"Ngomong ngomong, dimana Zayan..."







EL ES MIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang