Dipojok sebuah Meja Display Counter terlihat beberapa Orang yang sedang mengerubungi Sesuatu, atau tepatnya, Seseorang.
Sudah hampir Duapuluh menit Locco menangis dan pemuda itu belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.
Teman-temannya yang lain sudah sangat kebingungan bagaimana lagi membujuk Pemuda tersebut.Mereka sudah mendengar cerita lengkap bagaimana Locco bisa sampai seperti itu, Anak itu masih tetap saja banyak bicara meskipun dalam kondisi menangis.
Kasihan tentu saja. Locco pasti sangat sakit hati..
Namun Chandra, Reza, dan Kris juga tidak dapat berbuat banyak untuk membantu.Dia sendiri yang mencari perkara. Kejadiannya tidak akan sampai seperti ini jika saja Locco tidak bersikap menyebalkan saat bertemy Andy di Ruang Administrasi.
Chandra pikir masalah yang sebenarnya dimulai dari sana.Dan lagi, Chandra juga berpikir kalau mungkin saja Locco mejadi Caper kepada mereka,
Pemuda berkulit Tan itu sempat melontarkan beberapa Candaan untuk mengalihkan perhatian Locco, dan Hey?? Anak itu sempat terkekeh sebelum akhirnya kembali tersedu-sedu.
Apa-Apaan?Chandra yang awalnya merasa kasihan jadi berubah sebal.
"Huft..." Reza meniup Poninya sendiri. "Kan sudah kubilang, jangan cari perkara dengan Anggota Supporting Unit.."
"Aku kan sudah minta maaf, seharusnya dia tidak perlu mengatakan hal yang sebegitu menyakitkannya padaku, kan?"
"Mau bagaimana lagi... jadikan saja kejadian ini sebagai pembelajaran, kedepannya lebih berhati-hatilah dalam berbicara, kau pun salah disini." Chandra menimpali.
"Huaaaaa..!!!!" Locco meraung. "kalian ini sebenarnya di Pihak siapa sih??"
"Sudahlah diam, kau menarik perhatian banyak Orang, tahu!"
Reza agaknya juga mulai paham, Locco sudah baik-baik saja sekarang, pasalnya anak itu mulai berbicara dengan nada yang menyebalkan, Seperti biasanya.."Kalian sungguh tidak Peka. bukankah disituasi seperti ini, kalian seharusnya membujukku dengan sesuatu yang bagus?"
"Dih, Najis.."
Reza menjawab sinis membuat Locco kembali meraung.
"Huaaaaaaaa!!!!!!"
"Hey, kenapa dia?"
Semua orang mengalihkan pandang pada Pemuda bersurai Pink yang barusan bertanya.
terlalu berfokus pada Locco membuat mereka tidak menyadari ada Nanda yang baru datang.
Kris, Karyawan baru yang menggantikan posisi Sam, membungkuk canggung saat melihat Nanda dalam jarak sedekat itu untuk yang pertama kali."Dia habis dimarahi Sir. Andy..." Reza menunjuk Locco dengan malas.
"Harus berapa kali kukatakan? bukan dimarahi, tapi ini Kasus Bullying,"
"Andy??" Nanda menaikkan alisnya bingung. "Bagaimana bisa?"
"Ahhh, benar juga.." Locco menatap Nanda sengit. "ini semua salahmu!"
"Huh? aku?" Nanda menunjuk mukanya sendiri.
"Si brengsek itu memanggilmu Princess, dan kau diam saja waktu itu?!"
Nanda yang awalnya terkejut, akhirnya hanya menjawab santai, karena itu rupanya.
"Lalu aku harus bagaimana? Menendang Bokongnya? Jangan aneh-aneh.. hampir semua Orang memanggilku begitu. Apa harus aku menendang bokong mereka juga??"
"Kau juga memangginya begitu, dasar tidak tahu malu.." kini rasa kasihan Reza terhadap Locco sudah hilang sepenuhnya.
"tapi aku kan yang pertama---"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanda (Nomin AU)
HumorThis is BxB Fanfiction. Kindly leave if you don't like it. Mature Content- bijak dalam membaca👍