BAB 35

9.2K 560 7
                                    

Pagi ini Evelyn mengantar kedua adiknya mengendarai kereta kuda untuk pergi ke akademi karena hari ini adalah hari pertama mereka masuk. Ia sengaja mengantar mereka langsung karena kini kakinya sudah sembuh.

Gadis itu tersenyum bahagia melihat claude dan chloe yang tengah duduk didepannya begitu antusias. Mereka terlihat senang karena akhirnya mereka berdua bisa kembali belajar di akademi setelah satu tahun yang lalu keluar karena orang tua mereka meninggal. Setelah luka Claude sembuh sempurna, Felix langsung mendaftarkan kedua adik Evelyn ke akademi yang ada di ibu kota.

Felix sebenarnya mengizinkan kedua adik evelyn untuk tinggal di kediamannya setelah pesta pertunangannya waktu itu. Namun, keduanya menolak tawaran felix dengan halus. Mereka berdua memang ingin bersama dengan evelyn, tapi mereka juga tidak ingin meninggalkan nyonya matilda sendirian sehinga mereka memilih pulang kembali.

Setengah jam kemudian, kereta kuda yang di tumpangi ketiganya akhirnya berhenti di bangunan akademi yang terlihat megah. Evelyn keluar lebih dulu, di susul kedua adiknya. Saat mereka memasuki gerbang menuju ruangan kepala akademi, bangunan itu terlihat ramai oleh lalu lalang murid yang usianya terpaut tidak jauh berbeda dari Claude dan chloe.

Setelah bertemu dengan kepala akademi untuk mengurus beberapa berkas, Evelyn mengantar kedua adiknya ke asrama. Namun hanya chloe yang Evelyn antar karena claude berada di asrama laki-laki sehingga Evelyn harus perpisah dengannya beberapa saat.

Claude kembali menemui chloe dan Evelyn di depan asrama perempuan setelah ia meletakkan barang-barangnya di dalam kamar. Keduanya saudara kembar itu kini terlihat muram karena mulai sekarang mereka akan berpisah dengan Evelyn.

"kakak harap kalian bisa belajar dengan rajin di tempat ini, kakak akan sering mengunjungi kalian" ucap Evelyn sembari memeluk kedua adiknya erat. Ia merasa berat meninggalkan adiknya kembali, namun disisi lain ia senang karena mereka bisa melanjutkan pendidikannya.

"kakak tenang saja, aku dan chloe pasti akan baik-baik saja disini" ujar claude menenangkan sambil mengusap punggung Evelyn.

Mata chloe mulai berkaca-kaca "setelah menikah nanti dengan tuan duke, aku berharap kakak bisa bahagia. Terima kasih kak karena kakak selama ini sudah mengorbankan banyak hal untuk ku dan claude" ucap chloe sembari mengeratkan pelukannya. Selama ini evelyn terlalu keras pada dirinya sendiri untuk mencukupi kebutuhan kedua adiknya, mereka berdua ingin agar evelyn bisa bahagia mulai saat ini.

Evelyn tersenyum tipis, ia kemudian melepaskan pelukannya dan berucap "Selama ini hanya kalian berdua yang kakak punya. Karena tanpa kalian berdua, kakak tidak akan sanggup hidup di sini sendirian" ujarnya sambil menangkup pipi keduanya.

Chloe dan Claude tersenyum dengan mata berkaca-kaca, mereka berdua merasa beruntung karena memiliki saudara seperti evelyn.

Setelah berpamitan dengan kedua adiknya, Evelyn berjalan menyusuri lorong akademi untuk kembali pulang. Namun ditengah perjalanan, terlihat beberapa gerombolan anak berlari dibelakangnya seperti sedang mengejar sesuatu. Evelyn terlihat bingung, sebenarnya mereka semua ingin kemana? Saat melewatinya salah satu anak tidak sengaja mendorongnya sehingga Evelyn terjatuh ke lantai.

"Apa anda baik-baik saja?" sebuah tangan terulur, ingin menolongnya.

Tak menunggu waktu lama, Evelyn langsung meraih tangan yang membantunya berdiri itu.

"Terimakasih" ujar Evelyn sembari menepuk- nepuk roknya yang terkena debu

Lionel terbelalak saat bola matanya bertemu dengan mata Evelyn. Wajah gadis yang ada di depanya itu telihat tidak asing baginya. Bagaimana dirinya bisa lupa dengan wanita yang pernah menolongnya saat di festival waktu itu.

"Tuan?" tanya Evelyn sedikit memiringkan kepalanya, heran melihat pria yang baru ditemuinya itu melamun.

"Ah, maafkan saya" Lionel segera tersadar dari lamunannya. Tentu saja Evelyn tidak mengenalnya kerena saat itu lionel memakai penutup wajah saat gadis itu menolongnya.

"Terima kasih sudah menolong saya" ucap evelyn sembari mengulum senyum di bibirnya.

"Tidak masalah, apa yang anda lakukan di tempat ini?" tanya Lionel penasaran

"Saya sedang mengantar adik saya, hari ini mereka belajar di tempat ini" timpal Evelyn.

Lionel mengernyitkan keningnya "Adik? Apakah ...." belum sempat Lionel menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba ada suara yang memanggilnya dari arah belakang.

"Yang mulia, saya mencari anda kemana-mana, rupanya anda berada di sini" ujar ajudan pribadi lionel sembari berlari kecil kearah mereka berdua.

Evelyn terbebalak setelah mendengar seseorang memanggil pria di hadapannya itu dengan yang mulia, jangan-jangan orang yang berada di hadapan Evelyn saat ini adalah kaisar "Salam kepada yang mulia kaisar. Maaf karena saya tidak mengenali anda sebelumnya" ucapnya sembari menundukkan kepalanya.

"Lagi pula ini sedang tidak berada di istana jadi kau tidak perlu memberi salam terlalu formal seperti itu" tutur Lionel tersenyum tipis, ia sedikit kesal karena ajudannya itu tiba-tiba saja datang dan mengungkapkan identitasnya, padahal dia tidak ingin evelyn tau kalau dia adalah seorang kaisar.

"Ada apa?" tanya lionel pada ajudannya itu.

"Acara kompetisi perpedang sebentar lagi di mulai, anda harus segera pergi kesana" ujar ajudan yang usianya ter[aut tak jauh dari kaisar, ia mencari Lionel karena ia akan menjadi salah satu juri kompetisi berpedang murid akademi kali ini.

"Sepertinya anda sedang sibuk, kalau begitu saya izin pamit" ujar Evelyn meminta izin.

Sebenarnya lionel ingin berbincang lebih lama lagi dengan Evelyn namun sayangnya saat ini bukan waktu yang tepat. Lionel kemudian tersenyum dan mempersilahkan Evelyn untuk pergi.

Lionel terus menatap punggung wanita itu hingga tidak lagi terlihat. Dirinya menyesal karena tidak bertanya dirinya berasal dari keluarga bangsawan mana. Bagaimana dirinya bisa lupa dengan Evelyn, wanita itu adalah penyelamatnya.

Beberapa waktu yang lalu saat dirinya, ajudan dan beberapa kesatrianya sedang melalukan inspeksi wilayah, tiba-tiba ada beberapa orang tidak dikenal yang menyerangnya hingga dirinya terpisah dengan kesatrianya. Saat itu ia berhasil kabur dalam keadaan terluka parah di sebuah gang yang ada di dekat alun-alun saat festival berlangsung. Tiba-tiba saja, Evelyn saat itu datang dan menolongnya padahal dirinya hanyalah orang asing. Lionel juga sudah berkali-kali menolak ajakannya untuk pergi ke rumah sakit, namun gadis itu terus memaksa sehingga ia terpaksa mengikuti ajaknnya.

Iionel masih penasaran dengan identitas gadis itu. Siapa gadis itu sebenarnya? terakhir lionel bertemu dengan gadis itu di rumah sakit, Evelyn terlihat sebagai rakyat biasa karena pakaian yang di kenakannya, namun kalau Evelyn rakyat biasa tidak mungkin adiknya bisa belajar di akademi yang khusus untuk para anak bangsawan ini. Sejak pertemuannya yang kedua kali itu, Lionel tidak bisa berhenti memikirkan Evelyn, gadis itu berhasil mencuri perhatiannya. Ia berharap bisa bertemu dengan gadis itu kembali dan mengenalnya lebih jauh.

Ex-Fiance's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang