fifteen

336 44 5
                                    

"Soobin sudah di perjalanan?"

Seokjin bertanya pada Jungkook yang baru memasuki ruang riasnya. Ia tengah duduk di depan kaca guna dirias oleh staf dari Balenciaga untuk acara rilis kolaborasinya. Seokjin kini terlihat sangat cantik dengan riasan medium dan rambut indahnya yang tergerai. Seokjin juga mengenakan dress yang merupakan hasil dari kolaborasinya bersama dengan Jongseo yang dikontrak oleh Balenciaga.

Hari ini adalah puncak acara Chuseok yang diselenggarakan Blue House atau istana kenegaraan di Korea Selatan. Pakaian ini akan dipamerkan dengan cara dikenakan oleh Seokjin di acara kenegaraan yang juga akan dihadiri oleh jajaran pihak penting di seantero Korea Selatan. Seokjin memang adalah sosok yang paling sempurna untuk merepresentasikan negara ginseng itu.

"Ya, sebentar lagi mungkin Soobin tiba" jawab Jungkook sambil memastikan jika Seokjin sudah benar-benar siap untuk ke perayaan kenegaraan Chuseok itu.

Seokjin mengangguk lega. Seokjin diberi sebuah undangan untuk mengajak satu lagi orang datang ke acara malam ini. Ia sebenarnya tidak mau mengajak siapapun karena memang tak ada orang yang dapat Seokjin ajak. Namun, Soobin bersikeras ikut menghadiri acara itu bersama dengan Seokjin. Awalnya mereka sudah bertengkar karena Seokjin tetap berpegang dengan prinsipnya yang tidak mau menunjukkan Soobin ke publik. Namun, setelah negosiasi panjang yang di tengahi Jungkook dan juga Ibunya, Seokjin mengizinkan Soobin ikut.

"Seokjin, kau baik-baik saja, bukan?" tanya Jungkook seraya merendahkan tubuhnya agar ia dapat merangkul Seokjin yang kini duduk di kursi rias.

"Kenapa aku harus merasa buruk?" tanya balik Seokjin berusaha membuat Jungkook tidak khawatir padanya.

Seokjin memang tidak menangis semenjak penolakan yang Nyonya Yeseo berikan di sore itu. Namun, Seokjin tak bisa bohong jika hatinya sangat sakit. Kepalanya terus berdenging dan terasa pusing. Seokjin juga menyadari bahwa dirinya tampak lesu dan pucat sekeras apapun ia berusaha tampak baik-baik saja.

Seokjin akui kalau ia sangat terkejut dan kebingungan belakangan ini hingga tak mampu memahami suasana hatinya sendiri. Biar bagaimanapun juga, Seokjin adalah seorang profesional dalam industri hiburan. Ia harus tetap tampil di depan kamera dengan sebaik mungkin seperti hari ini, menyampingkan kekalutan yang tengah terjadi dalam dirinya.

"Permisi..."

Sebuah suara wanita menginterupsi antara Seokjin dengan Jungkook. Seokjin jelas sangat mengenal suara wanita yang agak terdengar deep itu. Saat Seokjin menoleh ke arah sumber suara, tentu saja ia kini mendapati Jongseo berdiri di depan pintu masuk ruang riasnya sekarang.

Wanita yang kini mengenakan strapless dress hitam sepanjang mata kaki dengan belahan di sisi samping kiri memamerkan kaki jenjangnya itu berdiri gugup.

"Ada apa, Nona Jongseo?" tanya Jungkook lebih dulu dengan nada suara tak suka.

Jongseo tersenyum kecut mendapati nada bicara Jungkook padanya. Namun, ia lebih memilih mengabaikan manager Seokjin itu dan beralih pada sang aktris. Jongseo lalu berjalan mendekati Seokjin dan tersenyum manis melihat betapa cantiknya Seokjin di malam ini dengan dress buatannya itu.

"Aku tahu kau akan sangat cantik, Seokjin" puji Jongseo memandangi Seokjin dengan begitu takjub dari bawah hingga ke atas.

"Terima kasih"

"Seokjin, apakah kita bisa bicara sebentar?" tanya Jongseo dengan nada memohon.

"Seokjin harus segera ke tempat acaranya" tolak Jungkook cepat. "Mungkin lain kali lagi, Nona Jongseo"

"Ini tidak akan lama!" sergah Jongseo pada Jungkook dengan segera.

"Tolong lain waktu lagi saja, Nona" jawab Jungkook tegas tanpa bisa ditawar.

Wave [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang