Mencintai seorang laki-laki yang tidak peka itu tak mudah.
Sedari kecil, [Name] dan Karis itu sudah seperti sepasang stik yang telah diberikan lem agar selalu lengket dengan satu sama lain.
Dari TK sampai sekarang, tak pernah ada masanya dimana mereka memilih sekolah yang tidak sama. Bahkan ketika Karis mengalami memori buruk di sekolah lamanya sehingga ia harus berpindah di sekolah lain, [Name] tanpa pikir panjang langsung mengikuti langkah sang kawan dengan senyuman lebar.
Tentu saja, semua orang yang mengetahui informasi tersebut akan langsung menuduh [Name] memiliki sebuah perasaan terhadap kawan kecilnya itu akibat pengorbanan yang ia lakukan sudah merupakan tindak laku di luar batas seorang teman.
Namun, orang yang terlibat itu saja bahkan tidak pernah berfikiran bahwa [Name] melakukan itu semua karena memiliki ketertarikan romantis terhadapnya.
Yang ia lakukan, hanyalah menggenggam erat kedua tangan [Name], dan menatap lamat-lamat netra [e/c] sembari berkata dengan nada yang sangat lembut di indra pendengaran miliknya.
"Terimakasih [Name]."
Ugh, jika saja pada hari itu senyuman Karis tidak terlalu sempurna dan tampan, mungkin [Name] akan memilih untuk melayangkan tinju di muka miliknya seraya menunjuk Karis sebagai orang terbodoh sedunia.
Bagaimana bisa lelaki itu bisa pintar dan bodoh di waktu yang sama?
Ayolah, informasi mengenai kepintaran Karis bukanlah lagi suatu hal yang jarang diketahui khalayak umum. Semua orang juga tahu bahwa dia akan dengan mudah menjadi tiga teratas paralel jika saja ia setiap hari tidak memilih untuk menantang kawanan Jeje dalam berkelahi.
"[Name]! Lo dengerin gue ga sih?"
Sebuah suara yang tiba-tiba saja tertangkap oleh telinga nya itu, sontak membuat [Name] langsung gubyar dari lamunannya. "E-eh, sorry Karis," ujarnya dengan nada bersalah karena tengah melamun di tengah-tengah pembicaraan yang sedang mereka lakukan.
Helaan nafas keluar dari mulutnya seperti sudah terbiasa dengan sikap gadis itu yang sering sekali tiba-tiba saja melamun, "Ini kita udah nyampe sekolah, lo mau disini aja?" Tanya Karis membuat [Name] menyadari bahwa kini mereka sudah sampai di tempat parkir sekolah.
Mendengar pertanyaan Karis membuat [Name] dengan cepat turun dari kereta milik sang kawan yang dinamakan 'Michel' olehnya. Jujur, dirinya pernah sekali mengujarkan perasaan iri saat mendapatkan Karis sangat menyayangi kendaraan tersebut seperti pacarnya sendiri.
Ketika melihat itu, di dalam hati sebenarnya [Name] telah berteriak di dalam hati dengan perkataan, 'Kalo lo pengen pacar gue ada di sini, Karis!' Batinnya yang tentunya tidak berani ia ucapkan secara nyata di hadapan sang lelaki secara langsung.
Setelah Karis berhasil menurunkan cagak dan mengunci stang motornya, ia menoleh ke arah [Name] lalu menghampirinya, "Lo mikirin apa sih dari tadi? Melamun mulu dari pagi," ucapnya mengingat tingkah aneh [Name] yang sedari tadi. Awalnya, pemuda itu tidak ingin mencampuri urusan sang kawan karena takut dianggap kepo olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day || BFB x Reader
FanficMerupakan sebuah fanfiction oneshot dimana berisi sebuah imajinasi jika saja kita menjadi salah satu bagian dari series yang bernama Bakwan Fight Back. [OPEN REQUEST]