Part 31 [Kebodohan Sakha]

3.9K 364 31
                                    

Happy Reading, sorry for typo.

Aku sudah menebak bagaimana reaksi Mama, Papa dan Sakti setelah mengetahui kabar kehamilanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sudah menebak bagaimana reaksi Mama, Papa dan Sakti setelah mengetahui kabar kehamilanku. Tapi setelah melihatnya secara langsung, rasa bahagiaku semakin bertambah.

Mama tak melepaskanku dari pelukannya, sama sepertiku Mama juga tak mampu menahan tangis harunya saat melihat foto usg kandunganku.

Karena kabar kehamilanku Papa dan Sakti memilih mangkir dari pekerjaannya sampai jam makan siang, kami semua menghabiskan waktu di ruang kerja Sakha. Mengobrol santai menikmati waktu di sela kesibukan.

Aku melirik Sakha, yang lebih banyak diam sejak tadi. Entah apa yang ada di pikirannya, aku tak tahu.

Di jam makan siang, Mama sudah memesan meja di sebuah restoran Prancis Le Quartier. Kami semua akan makan siang bersama untuk merayakan kabar baik yang kami punya.

Aku dan Sakha memesan Prime Beef Rib Eye Steak, juga Chocolate Souffle sebagai dessert.

"Gak masuk ya makanannya?" tanyaku menatap Sakha yang hanya memandang makanan miliknya, aku lupa Sakha hanya ingin makan masakan buatanku.

"It's oke," balas Sakha, memasukan satu suap steak ke mulutnya. Kentara sekali jika Sakha tak menikmati makanannya, padahal steak di tempat ini sangat enak.

"Jangan di paksa, nanti kamu mual. Kita pulang aja gimana? Biar aku masakin kamu di rumah."

"Gak usah, Gempita. Aku masih bisa tahan."

"Beneran?" Sakha menganggukan kepala, meyakinkanku.

"Kamu makan dessert nya aja, biar gak terlalu mual."

Aku menukar piring main course Sakha dengan piring dessert, baru tiga suap Sakha memakan potongan dagingnya, biar aku yang habiskan karena Sakha terlihat mulai menahan mual kala menelan makanan mewah itu.

"Hebat banget ponakanku, bisa buat seorang Sakha begini," celetuk Sakti yang langsung mendapatkan cubitan pedas dari Mama.

"Apasih, Ma? Emang bener kan, dedek bayinya mau lihat ayahnya menderita. Kayaknya setelah gede nanti, ponakanku bakal deket sama aku," ucap Sakti dengan wajah cerahnya, senang melihat kakaknya menderita.

Sakti tertawa melihat wajah masam Sakha, dessert nya telah habis tak bersisa. Aku lega, setidaknya ada makanan yang masuk ke dalam perutnya.

Setelah kami selesai dengan urusan perut, kami mulai beranjak pergi untuk melanjutkan aktifitas kami. Awalnya Sakha berniat mengantarku pulang sebelum kembali bekerja, tapi Mama lebih dulu menawarkan diri untuk mengantarku karena Mama membawa mobilnya sendiri.

Jadi di sinilah aku berada, di dalam mobil lamborghini warna merah milik Mama. Serius, Mama memang se-stylish itu.

"Gem, Mama penasaran deh."

"Penasaran gimana, Ma?" aku menatap Mama yang selalu tampak keren dengan kaca mata hitam menutupi matanya.

"Reaksi Sakha pertama kali tahu kamu hamil, gimana?"

Flawless WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang