Libur sekolah telah usai, saatnya kembali pada aktivitas sekolah. Hal itu juga terjadi pada CFs International School (maaf ngarang nama sekolahnya). Sekolah elit bertaraf internasional itu juga mulai kagiatan belajar mengajar.
Saat ini sudah banyak siswa yang mulai memasuki kawasan sekolah. Banyak dari mereka juga sedang berada di depan mading untuk melihat letak kelas mereka. Salah satunya Marva yang juga ikut berada di depan mading. Namun dia terlihat kesulitan untuk melihat namanya yang berada di kelas apa.
Setelah beberapa menit akhirnya dia menemukan namanya berada di kelas XII IPA 1 yang mana kelas merupakan kelas unggulan. Marva segera menyingkirkan badannya untuk bisa keluar dari kerumunan siswa yang berada di depan mading.
"gila mereka gak bisa antri bentar apa, badan gua hampir kegencet ama mereka" ucap marva seraya membenarkan letak kacamatanya yang hampir jatuh
Ya benar Marva masih menggunakan kacamata, tapi itu bukan kacamata minus melainkan kacamata normal untuk mepertahankan penampilannya.
"lebih baik gua ke kelas aja, bentar lagi juga jam masuk" ucap Marva
Marva memilih berjalan kearah kelasnya terletak karena sbentar lagi jam pelajaran akan segera di mulai. Saat berjalan tatapan semua murid mengarah ke Marva yang menapa remeh. Mereka menatap Marva seperti itu karena penampilan Marva yang sangat rapi dengan kacamata bulat yang bertengger diwajahnya
Marva tidak memperdulikan tatapan itu, dia sudah biasa mendapat tatapan seperti itu. Marva terus berjalan ke kelasnya, sesampainya di kelas tatapan itu masih dia dapatkan, marva terus berjalan kearah kursi paling belakang yang memang selalu menjadi tempat untuk marva duduk.
Marva sampai saat ini selalu sendiri, dia tidak memiliki teman dan selalu menjadi korba bully teman angkatannya.
****
Di sisi lain ada seorang pemuda yang sedang kebingungan mencari kelompok untuk tugas Mplsnya. Dia sudah beberapa kali mengajak temannya yang lain agar berkelompok dengannya, namun tidak ada satupun yang mau berkelompok dengannya.
Pemuda itu adalah Lino yang berpenampilan seperti saat dia berada di solo, karena dia masih tidak percaya diri untuk membuka kacamatanya, namun kacamaya yang dia pakai bukan kacamata minus melainkan kacamata normal.
"ini kenapa gak ada yang mau satu kelompok denganku ya, padahal aku udah ngajak mereka" ucap Lino
"mereka gak bakal mau satu kelompok sama orang berpenampilan culun kaya kita" ucap seseorang di belakang Lino
Lino menoleh kebelakang, terlihat seorang pemuda berkulit putih yang juga berkacamata menatap kerahnya.
"kenapa kau beranggapan seperti itu" ucap Lino
Pemuda itu mendekat "memang benar adanya mereka tidak akan berkelompok dengan orang seperti kita, bisa kau lihat mereka sudah memiliki kelompok dan hanya kita yang tidak punya kelompok" ucap pemuda itu
Lino melihat sekelilingnya, ternyata benar ucapan pemuda itu semua teman diangkatannya sudah memiliki kelompok
"jadi bagaimana, apa kau mau kita berkelompok ya walau hanya berdua" ucap pemuda itu
"ya sudah kita satu kelompok saja, dari pada nanti kita di marahi osis karena tidak memiliki kelompok" ucap Lino
"oke, kita kenalan dulu nama aku Cakra Fernandes kau bisa memanggilku Cakra, aku berasal dari Surabaya" ucap pemuda itu yang bernama Cakra seraya mengulurkan tangannya
"oh aku Adhlino Abhimanyu panggil aja Lino, aku dari Solo" ucap Lino membalas uluran tangan Cakra
"yah sama-sama anak rantau ini mah" ucap Cakra dan diangguki oleh Lino
KAMU SEDANG MEMBACA
Penumbra [NCT DREAM]
FantasiMenceritakan tentang tujuh remaja yang mendapatkan kekuatan pada saat gerhana bulan penumbra. Mereka bertujuh ditakdirkan untuk memiliki kekuatan dari gerhana bulan penumbra. Mereka juga diberi misi untuk mengalahkan seseorang yang ingin mengusai bu...