***
Klek
Suara saklar lampu menyala terdengar memenuhi kamar Shani, dengan langkah yang gontai Shani berjalan masuk. Dia melemparkan tasny secara sembarang ke arah sofa panjang yang berada di kamarnya, lalu kembali ke arah pintu hendak menutup pintunya.
Namun, saat akan tertutup tiba-tiba sebuah tangan menahannya. Lalu tak lama munculnya seseorang yang kehadirannya sungguh tidak diinginkan oleh Shani. Orang itu mendorong kembali pintu kamar Shani agar terbuka dan memberinya celah untuk masuk.
Dengan senyumannya pada Shani, dia berhasil membuka pintu Shani lebar-lebar dan kini dirinya berada di ambang pintu. Bersender disana, menyilangkan kedua tangannya di dada dan menatap Shani dengan tatapan yang tak Shani suka.
"Aku lelah Ce, bisa tinggalkan aku sendiri?" Tanya Shani baik-baik pada sepupunya itu.
Celine mengangkat bahunya, "Tergantung" Ujar Celine membuat Shani menghelakan nafasnya, "Tergantung kamu mau jawab pertanyaan aku atau nggak" Lanjutnya.
Helaan nafas dibarengi oleh gerakan mata Shani yang malas sebagai balasan untuk Celine, "Apa?" Tanya Shani, dia benar-benar lelah sekali hari ini, tapi harus berhadapan dulu dengan Celine. Jika seperti ini lebih baik dia pulang ke rumah Sisca saja.
"Dua hari ini dari mana? Menghindari ku kah?" Tanya Celine pada Shani.
"Menghindari? Setiap hari kita ketemu di sekolah dan kamu selalu duduk di meja yang sama kalau makan siang, itu yang namanya menghindari? Aku dari rumah Sisca, ada urusan!" Ujar Shani, dia sudah benar-benar muak dengan Celine. Terkadang sifat posesif Celine sangat mengganggu dan itulah yang membuatnya tambah lelah untuk pulang ke rumah.
"Sudahlah—"
Belum juga Shani berbalik dan hendak masuk ke dalam kamar mandi, tangannya ditarik membuatnya harus kembali berhadapan dengan Celine.
"Jawabannya kurang memuaskan buatku, urusan apa sampai dua hari tak pulang?" Tanya lagi Celine, benar-benar membuat Shani naik pitam.
Shani memutarkan matanya malas, tapi sesaat kemudian tubuhnya menegang merasakan tangan Celine tiba-tiba saja melingkar pada pinggangnya. Matanya melotot sempurna menatap Celine, berharap Celine melepaskan dirinya. Namun, yang dia dapatkan adalah dorongkan dari Celine.
Celine mendorongnya untuk masuk ke dalam kamar, dia bisa melihat sepupunya itu menutup pintu kamarnya. Sekarang apalagi yang akan Celine lakukan padanya? Ada ketakutan jika bersarang pada hari Shani, pasalnya sepupunya ini gila.
"Mau—"
"Sutttt..." Celine dengan cepat menempelkan jari telunjuknya pada bibir Shani, "Aku gak suka kamu banyak omong, tau kan apa akibatnya kalau melawan?" Tanya Celine sambil tersenyum penuh kemenangan, tangan nakalnya itu malah mengusap pipi Shani membuat sang empu menutup matanya sendiri karena merinding.
"Untung saja dua hari ini aku bersabar dan tidak mengatakan sesuatu yang aneh pada kakek" Ujar Celine masih bermain dengan Shani, tapi kali ini Shani membuka matanya.
Dia dengan cepat memegang tangan Celine yang ada di pipinya, menahan gerakan tangan Celine dan menatap mata Celine dengan tajam.
"Sejak kapan ada kakek?" Tanya Shani, saat tadi pulang dia tidak melihat kehadiran kakeknya dan kalaupun ada Isabella pasti meneleponnya untuk memintanya pulang.
Celine tidak menjawab pertanyaan Shani, dia malah menarik tangannya dari tangan Shani. Tatapannya kini berubah membuat Shani meneguk ludahnya sendiri.
"Dasar psychopath" Batin Shani sambil menahan nafasnya sendiri saat Celine berjalan lebih dekat dan dia harus mengambil langkah mundur, terus seperti itu sampai dirinya tanpa sadar menabrak tembok kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of VS || GitShan [Season 2]
FanficGita sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi murid biasa saja. Dia bertekad menjadi siswi biasa saja yang tidak terlalu menonjol, dia sudah tidak peduli lagi dengan kegiatan organisasi atau pun lomba-lomba yang sebelumnya sudah dia rencana...