Bab 19: Mardhiaz

114 27 0
                                    

Garren mengikuti langkah Robert yang akan membawanya menuju tempat di mana kristal yang Robert maksudkan itu berada.

Pemuda tersebut masih tidak percaya kalau Daran yang membantu penduduk di desa tanpa nama ini dengan menancapkan sebuah kristal yang mampu menghalangi bau busuk bagian dari Chaos.

Jika memang Daran tahu bagaimana cara menghentikan bau tersebut, kenapa dia tidak memberitahu Aiken atau pun kepada para kesatria supaya mereka bisa menancapkan kristal tersebut di seluruh wilayah Mafornburgh.

"Di sini, tuan" ucap Robert sambil menunjuk sebuah kristal berwarna merah menancap di tanah tepat di bawah pohon yang besar nan tinggi.

Pohon tersebut tidak memiliki daun, terlihat daun-daunnya rontok tepat di bawah pohon.

Garren memperhatikan kristal tersebut yang bercahaya. Kristal yang Robert maksudkan tidak terlalu besar, ukurannya hanya sebesar kepalan tangan orang dewasa. Dari cahaya yang dikeluarkan oleh kristal tersebut, terbentuk sebuah barrier yang melingkari desa tanpa nama tersebut. Jika tidak dilihat dengan baik, mungkin Garren tidak bisa melihat keberadaan barrier tersebut.

Bahkan, Garren tidak merasakan adanya barrier ketika ia masuk ke dalam desa tanpa nama.

"Warna dari kristal ini mengingatkanku dengan sesuatu" gumam Garren.

"Apakah setelah ada kristal ini, kalian mencium bau busuk itu lagi?" tanya Garren dan Robert menggelengkan kepalanya.

"Tidak tuan."

"Apakah, bau itu tercium ketika kalian keluar dari desa?" tanya Garren sekali lagi.

Robert mengatupkan bibirnya.

"Ada yang ingin saya tunjukkan ke anda, Tuan Lew" ucap Robert dan sekali lagi Garren mengikuti langkah Robert yang berjalan menjauhi kristal.

Mereka telah keluar dari area desa yang dilindungi oleh barrier. Robert berjalan semakin masuk ke dalam hutan. Garren beserta dua prajurit yang ikut bersamanya mengikuti Robert dan Garren memberi kode pada dua prajurit itu untuk waspada karena mereka sudah berada di luar area desa tanpa nama.

"Saya berani membawa tuan ke sini, karena saya percaya dengan kemampuan tuan yang merupakan kesatria hebat."

Garren tidak terlalu mendengarkan ucapan Robert karena dia terpaku melihat pemandangan mengerikan di hadapannya.

Dia melihat puluhan mayat bergelimpangan dengan mulut mereka memiliki jejak cairan hitam pekat. Mata mereka berubah menjadi putih dengan lidah mereka terjulur keluar. Lidah mereka berwarna hitam dan begitu panjang. Dia juga melihat ada mayat wanita yang tergantung di pohon dengan isi perutnya menjuntai keluar.

"Apa apaan ini..."

Garren tidak sanggup melihat mayat bayi yang tubuhnya seperti daun kering. Mulut bayi itu terbuka dengan kedua matanya berubah menjadi putih sepenuhnya.

"Mungkin, ini yang terjadi jika kami keluar dari desa, tuan."

Garren melirik dua prajurit yang wajah mereka pucat pasi karena melihat pemandangan mengerikan itu.

"Kita menginap satu malam di sini."

***

Jarrod membawa kudanya bersama beberapa prajurit untuk mencari penduduk yang selamat di Easenna. Selama Jarrod menunggangi kudanya mencari keberadaan penduduk yang selamat, tidak sekali pun Jarrod melihat ada yang selamat.

Hanya ada mayat yang bergelimpangan di jalanan Easenna.

Keadaan di kota ini membuat Jarrod memikirkan, apakah nanti Darhagen akan bernasib seperti Easenna?

[FF NCT DREAM] Helmut: ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang