47. AAK

2.7K 232 43
                                    

Ramein setiap paragraf dong! asal komen gpp. khusus bab iniiii. aku banyak tugas, selalu up demi kalian huhuuuu 😤

Happy reading

-

-








Kalara 💕🐋 : kamu masih sibuk ya?

Lara menghela nafas lelah. Menyimpan kembali ponselnya setelah melihat pesannya yang tak kunjung dibalas. Meruduk menatap kedua kakinya yang menggantung bergoyang. Dirinya duduk di atas meja. Sementara Avisena disampingnya menyeka peluh keringatnya. Taka sudah mengipasi wajah dengan kertas yang entah ia dapatkan dari mana.

Bobi membuka kancing seragamnya dua dari atas. Menampilkan sedikit ototnya yang terbentuk sempurna.

"Sa, beli es sana!" suruh Bobi tak sabar. Menahan dahaga yang teramat pada kerongkongannya.

Reksa menyatukan alis. "Kok gua?"

"Sa, cepet."

Reksa yang awalnya protes dengan satu tarikan nafas Avisena sudah merapatkan bibir. Dengan pasrah berdecak hendak pergi.

Lara melihat itu segera meloncat. "Eh jangan! Biar aku aja. Ucapan makasih karna udah bantuin," kata Lara menawarkan diri.

Avi menarik kerah baju Lara dari belakang. Membuat gadis itu termundur. "Mau kemana? Kamu cape. Udah disini aja. Biar kak Reksa yang beli," cegah Avi. Ia tidak mau Lara lelah juga.

"Kenapa ngga Avi aja?"

Avi mengernyit. "Kenapa Avi? Avi kan cape."

"Kak Reksa juga cape," kata Lara membela. Reksa yang mendapat belaan itu bergerak cepat ke arah belakang Lara. Mengangguk setuju merasa berada dalam kubu yang sama.

"Avi ngga mau beliin aku minum?" tanya Lara. Avisena seketika tidak bisa berkata-kata. Kalau dirumah ia biasa dibabukan oleh Lara, meski terkadang dirinya juga. Tapi ini sekolah. Lagi didepan teman-temannya.

Anak lain berusaha menahan tawanya. Seumur berteman, mereka tidak pernah melihat seorang Avisena disuruh semacam ini.

Avi melirik ke arah semua temannya. Berdecak kemudian bangkit dari duduknya. "Tunggu sini," katanya pasrah segera melenggang pergi.

Melihat itu semuanya jadi tergelak. Lara juga menyunggingkan senyum kecilnya. Melirik ke arah Reksa dan lainnya yang sama bangganya.

Bobi sampai tersanjung, membuat ekspresi berlebihan menepuk dada kanannya dua kali lalu mengajak Lara tos dengannya dan disambut loncatan kecil dari Lara untuk menggapai tosannya.

Cukup menyenangkan juga melihat Avisena gerak untuk mereka.

Tak beberapa lama Avi benar datang, tapi tangannya terlipat di depan dada santai. Tak ada minuman yang ia bawa. Senyum mereka seketika pudar. Semakin menganga saat tahu bagaimana seorang Avisena mengakalinya.

Cukup pintar juga. Kalian tahu? Di belakang Avisena muncul dua orang pemuda lagi yang membawa minuman dalam cup. Pemuda itu menyunggingkan senyum liciknya. Membalikkan badan menatap pemuda di belakangnya. "Thanks ya, taro meja aja sana," perintah Avi.

Kedua pemuda itu menaruh di atas meja sesuai intrupsi. "Sini bang?"

"Iya situ. Thanks ya... dada....." kata Avi riang melambaikan tangannya saat keduanya pergi.

Ia merubah ekspresinya cepat, menatap orang di depannya sinis. "Apa?"

Reksa merapatkan bibir, berlagak mengambil cup minum es kuwut itu lalu saling mengoper, memberikan yang lain.

Sea For Blue WhalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang