11.

33 7 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah 10 tahun, terasa seperti sebuah lelucon. Menjalani hidup dalam kehampaan, benar-benar hanya melewati satu persatu batu wish list yang dibuat saat masih duduk di bangku sekolah, mengalir seperti air sungai; terperosok, terpental batu, terjerat rerumputan.

Kembali tinggal seorang diri setelah gadis kecil itu pergi ke Berlin, semakin hari rasanya semakin kosong. Tidak ada lagi suara rengekan dan tangis kecil, tak ada lagi yang akan marah dan berteriak saat aku malas berganti pakaian setelah lelah bekerja, tak ada lagi... Yang menyiapkan makanan sederhana tapi terasa lezat, padahal hanya berbekal tutorial dari sosial media.

Dulu, aku merasa pusing dan tertekan saat dia ada disini, rengekan nya, sifat manja nya membuat ku selalu menutup mata—hati. Bahkan tak jarang aku memarahi nya karena terlalu clingy, menyangkal semua pengakuan di hari ulang tahun nya.

Haerin-a, I peeled my own orange today. Aku masih belum bisa melakukan nya dengan baik, seberapa kali pun aku mencobanya.

Ku pikir, dengan jauhnya jarak diantara kami akan membawaku pada kedamaian. Tapi ternyata tidak, kepergian nya membawa ku pada titik terendah dalam hidup. Satu bulan pasca kepergian nya ke Berlin, aku menderita demam tinggi, mau tak mau harus menangani nya sendirian, padahal dulu— ketika dia masih ada disini, dialah yang mengurusku dengan penuh perhatian. Ternyata seperti ini rasanya kehilangan sosok nya.

Tahun demi tahun aku lalui tanpa kabar apapun, kesendirian seolah telah menjadi teman paling dekat, hubungan ku dengan pegawai lain hanyalah sebatas relasi rekan kerja, aku terlalu takut untuk membuka diri lebih dalam.

Oh ya, sekarang aku telah mencapai beberapa wish list, salah satunya adalah memiliki rumah dan perusahaan sendiri. Memang bukan sesuatu yang besar, tapi aku mencapainya dengan penuh perjuangan dari titik -0 dan sangat bersyukur akan hal itu.

"Sohyun-nim, apa kau baik-baik saja? investor sudah pulang, apakah kau akan menginap di kantor?"

Itu suara Jeong Hyerin, asisten sekaligus sekretaris pribadi ku. Ternyata dia mengamati sejak tadi, ku pikir semua staff sudah meninggalkan kantor mengingat sudah larut malam dan jadwal overtime sudah berakhir.

Aku memutar kursi, duduk menghadap Hyerin, dia masih muda, baru pertama kali bekerja sebagai seorang pemula. Meski begitu, loyalitas dan integritas nya sangat layak diterima dengan baik, dia sosok gadis pekerja keras.

"Lalu kenapa kau tidak pulang?" tanya ku santai, karena memang bukan jadwal bekerja.

Hyerin menghela nafas, memasang wajah masam saat aku memalingkan mata ke arah sebuah figura kecil yang tersimpan di atas meja kerja. "Bagaimana aku bisa pulang kalau ponsel ku tertinggal disini? heolll!! Sepertinya Sohyun-nim sedang merindukan seseorang, nuguseyeo?"

Ia meraih ponsel nya di atas meja, sedikit mengintip pada figura putih, aku langsung menjatuhkan nya secara terbalik.

"Sudah selesai? aku akan keluar sekarang." Aku meninggalkan ruangan lebih dulu, Hyerin terkadang seperti itu, rasa ingin tahu nya tinggi.

ORANGE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang