Hari Pertama

9 9 1
                                    

"Diraaa......bangun udah jam berapa ini nanti kamu telat dihari pertama masuk sekolah" ucap bunda memanggil Dira dari lantai bawah.

"IYAA BUNNNN, INI DIRA LAGI SIAP SIAP" teriak Dira dari kamarnya.

"Heee, heee, jangan lari lari nanti jatuh, hati hati turunnya Dir" ucap bunda saat melihat Dira terburu-buru menuruni anak tangga untuk menuju ke tempat bunda.

"Iya bundaaa" sahut Dira, lalu Dira pun duduk di meja makan dan sarapan bersama bunda.

Disaat mereka berdua sedang sarapan tiba-tiba hp bunda berdering, bunda pun mengangkat telpon itu dan pergi dari meja makan "bentar ya nak".

"Iya bun" jawab Dira, dan ia melanjutkan sarapan nya sendirian.

"Pasti itu telpon dari kantor lagi" batin Dira sambil mengunyah roti yang menjadi sarapan pagi ini.

Setelah selesai menelpon bunda menghampiri Dira dan berkata "nak bunda berangkat dulu ada kerjaan mendadak".

Setelah mendengar itu ekspresi Dira berubah menjadi muram,

"loh bun, ini kan hari pertama masuk sekolah, bunda kan udah janji mau nganterin Dira hari ini".

"Maafin bunda ya nak, tapi ini penting lain kali bunda anterin deh, kamu tau sendiri kan bunda kerja ini untuk kamu, bunda mau kamu bahagia, apalagi sekarang kamu diterima di Arcadia High School", ucap bunda sambil mengusap kepala Dira.

Tapi tetap saja Dira masih cemberut,

"iya bun, tapi kan aku dapat beasiswa bun jadi bunda tenang aja ga usah khawatir".

"Kamu itu keras kepala ya Dira, walaupun kamu dapat beasiswa bunda juga harus menyiapkan biaya lainnya karena ini bukan sekolahan biasa, udah bunda pergi dulu makin telat nanti bunda".

Setelah mengatakan itu bunda pun langsung bersiap dan memesan ojek, ojek yang dipesan pun sudah datang. Sebelum pergi bunda mencium kening Dira lalu pergi kerja.

"Hati hati bunda" ucap Dira dengan perasaan sedih.

Dira adalah anak yang pintar dia mendapatkan beasiswa di Arcadia High School, sekolah swasta yang sangat terkenal, isinya hanya orang orang yang punya kuasa saja, kebanyakan sebagian lagi anak yang seperti Dira. Tidak semua orang bisa masuk ke sekolahan itu. Seleksi nya sangat ketat dan biayanya pun tidak main main, beruntung sekali Dira bisa masuk ke sekolahan itu, orang yang tidak dapat masuk ke sekolahan itu pasti merasa iri kepada orang yang dapat masuk, tapi bagi Dira hal itu biasa saja dia tidak merasa senang masuk kesana.

Awalnya dia berpikir jika masuk kesana dia bisa membuat bundanya bahagia dan lebih memperhatikan dirinya dari pada pekerjaannya, tapi hal itu tidak sesuai dengan ekspektasinya, bunda malah semakin sibuk dengan kerjaan, bunda lebih memilih pekerjaan nya ketimbang memperhatikan Dira.

Selesai sarapan Dira langsung bersiap untuk pergi sekolah, dia berjalan ke tempat angkot biasanya mangkal, dia berlari dengan cepat karena melihat angkot yang akan dinaiki nya segera pergi, beruntung saja dia sempat naik angkot tersebut.

"Mau kemana neng?" Ucap supir angkot.

"Arcadia High School ya bang" sahut Dira.

Selama perjalanan Dira termenung memikirkan nasibnya.
Dia membatin,

"kapan sih bunda merhatiin aku lagi kayak dulu, aku kangen diperhatikan sama bunda, kangen kehangatan bunda, sekarang bunda makin sibuk sama kerjaan nya, seharusnya aku masuk negri aja, kalo bukan karena permintaan bunda aku ga bakalan mau masuk ke Arcadia"

Casa Sonar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang