khawatir

68 6 0
                                    

"Mau kubantu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau kubantu?

"Tidak perlu,ini bukan urusanmu"

Hoho dia sangat benci kalimat itu. Kenapa orang disekitarnya suka sekali menjawab dengan kata kata seperti itu. Beomgyu mencebikkan mulutnya dan mengangkat bahunya acuh. Walaupun jauh di lubuk hatinya ia merasakan kesedihan. Tapi senyumnya selalu ia coba paksakan dan itu menyakitkan.

Soobin berjalan melewatinya mengambil banyaknya bahan bahan untuk di toko. Sangat keras kepala padahal tangan nya cukup penuh dan kesulitan. Beomgyu yang melihatnya, mengambil sebagian ditangannya walupun dari sudut matanya dia bisa melihat soobin sedikit kesal.

"Kenapa kau kesal hanya karna ini tuan? Ucapnya.

" aku takut kau menjatuhkan nya.

Setelah meletakkan barang barang itu beomgyu. Pergi tak mengucapkan apapun. Ia hanya merasa jika berlama lama, emosinya akan tidak stabil karna perlakuan menjengkelkan soobin.

Soobin yang melihat itu jadi merasa bersalah. Bahkan kali ini dia mengusap rambutnya kasar. Kenapa susah sekali melupakan masa lalu.

Disatu sisi dia lelah terus di abaikan oleh yeonjun. Bahkan lebih parah lagi dia tahu bahwa minggu ini yeonjun wisuda. Dan tahunya dari orang lain. Seharian ini dia tak berbicara dengan yeonjun, sudah cukup pikirnya, dia muak. Lebih baik dia ikut tak acuh walaupun ujungnya dia sendiri terluka.

Sedangkan Yeonjun bukan tak ingat adiknya hanya saja dia tak melihat beomgyu 2 hari ini.perasannya khawatir. Dia ingin berbicara dengannya. Katakanlah dia merindukan adiknya itu. Hanya saja egois nya begitu besar.

Beomgyu berjalan di sekitar halte bus. Sial hari ini dia terlambat naik bus. Terpaksa dia kebingungan,cuaca di bulan itu sudah masuk winter. Jaketnya dia rapatkan erat erat. Hembusan nafasnya mengeluarkan uap.

"Hyung angkatlah.. Kumohon kali ini saja, aku sudah tak tahan"

Tubuhnya sudah dingin semakin dingin, kakinya kelu tak sanggup melangkah.

Satu sisi. Yeonjun sedang sibuk memilih setelan jasnya di butik untuk wisuda. Senyuman begitu cerah mencoba mengabaikan perasaan gelisah nya. Tak sadar handphone nya terus berbunyi.

"Kau tampak senang!

" tentu saja aku akan lulus sebentar lagi"

"Tapi kau akan pergi"

Sontak senyuman nya luntur, ia lupa akan pilihannya itu. Apa itu tepat untuk nya? Apa itu terlalu kejam fikir nya.

Bayangan wajah sang adik mengingatkan nya. Seketika dia merogoh kocek handphone nya. Matanya mengerjap beberapa kali. Belasan panggillan tak terjawab dari beomgyu.

Beomgyu akhirnya memilih menyenderkan kepalanya di kursi halte itu. Cuaca sedingin itu mana akan ada yang lewat. Ia sudah di ambang kedinginan. Merutuki kebodohannya. Mengeratkan pelukan sendiri. Mulutnya sudah biru. Apa yang dia harapkan kali ini. Bahkan dia sudah terbatuk batuk.

"Tolong ingat aku"lirihnya.
Dia tertawa dengan ringan mengingat sakit hati nya terlalu dalam tapi sayangnya akan kakaknya melebihi itu.

" aku hanya punya dirimu Hyung"

Yeonjun segera keluar dari butik tergesa-gesa senyuman pahit beomgyu kembali dia ingat .













Seseorang turun dari mobil wajah panik nya tak mampu dia filter.

"Astaga ada apa denganmu"

Tapi anak itu tak kunjung merespon.tangannya dia bawa untuk mengangkat tubuh rapuh yang sudah dingin itu.













Yeonjun menghentikan mobilnya di sebuah halte bus. Pandangannya terus mencari sosok yang sangat dia khawatirkan.

"Kemana dia"
Dia kembali menelpon beomgyu. Handphone nya berdering namun tak di angkat.

"Beomgyu kau di mana??? Dia terus berteriak mencari keberadaan adiknya itu.






















" halo yeonjun......
Ucap seseorang di balik telpon tersebut.

REVISI!!! Better together(boemjun) TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang