awal perkenalan

645 86 10
                                    

100% fiksi!!

_______________________________


"Apa! Menikah? Papa serius dong, aku masih sekolah dan belum mau memikirkan hal itu. Cita-citaku masih panjang, Pa." Marsha memprotes ucapan keenan sang ayah yang akan menjodohkannya.

"Sha, sebentar lagi kamu kuliah, dan akan kuliah di kota sana. Papa dan mama tentu khawatir akan keselamatan kamu di sana. Apalagi perjodohan ini sudah kami janjikan jauh-jauh hari sebelum kalian lahir. Papa akan merasa nyaman dan tenang jika kamu menikah dengan ferrel." ucap keenan. memberikan pengertian pada sang putri.

"Betul, nak. Mama yakin kok calon suami kamu adalah suami baik, dia pasti akan bisa membimbing dan melindungi kamu. Apalagi ikatan keluarga akan semakin erat jika kamu menikah dengannya. Mama akan sangat tenang jika kamu kuliah di kota nanti." sambung shania, Ibu marsha.

"Astaga, Ma. Pliss, marsha gak mau menikah secepat ini, Ma. Marsha akan lalukan apa saja asalkan perjodohan ini dibatalkan, Ma, Pa." mohon marsha pada kedua orangtuanya.

Bayangkan menikah diusia muda membuat marsha frustasi. Ia tak menyangkan obrolan malam ini adalah membahas tentang perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya dengan sahabatnya. Berkali-kali marsha memohon agar dibatalkan, namun keenan menolak dan tetap pada rencana semula.

"Besok calon suami dan calon mertua kamu akan datang kemari, papa harap kamu bersikap manis dan jangan memberontak. Hanya ini yang papa dan mama inginkan. Ini yang terbaik untuk kamu, marsha." pinta keenan.

Manik mata marsha membulat," Papa gak serius kan? Papa bercandanya gak lucu." gerutu marsha.

"Papa gak bercanda, sha. Besok calon suami kamu akan kemari agar kalian saling mengenal satu sama lain."

Dilara menepuk jidatnya, keputusan sang ayah adalah keputusan yang final dan tak dapat di ganggu gugat. Ia menghembuskan nafas secara kasar sambil menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.

"Gak! Ini gak bisa dibiarkan, besok gue harus bisa menggagalkan rencana perjodohan ini, gue gak mau nikah mudah. Oh nooo.... apa kata teman-teman nanti. Masa mudaku bisa hancur dan lenyap seperti butiran debu." batin marsha membayangkan dirinya menikah.

"Aaaaaa.... tidakkkkkk." jerit marsha sambil kedua tangannya menutup wajah.

"Hussss kamu itu kenapa teriak-teriak begitu. Sudah malam, sha, tidur sana. Mama harap kamu menerima perjodohan ini, mama akan sangat bahagia, sha. Kamu anak perempuan mama satu-satunya. Anak kesayangan mama, mama mohon padamu, nak." tutur Mama shania dengan tersenyum. Ia berharap sang putri akan menerima perjodohan ini.

Marsha menghembuskan nafas dan lekas beranjak dari duduknya. Segera melangkah menuju kamar dan merebahkann dirinya. Menatap langit atap rumah yang begitu banyak hiasannya yang ia pasang.

"Bagaimana ini, bagaimana gue bisa menjalani masa muda jika gue menikah secepat ini? Bahkan rencana itu masih jauh dari pikiranku. Huh gue harus apa? Pokoknya gue akan buat perjodohan ini gagal. Gue gak mau menikah." gumam marsha.

****

Pagi ini Mama shania telah menyiapkan semua keperluan untuk menyambut sahabat dan calon menantunya. Ia memasak cukup banyak hidangan kesukaan tamunya nanti. Mama shania juga telah memberikan sebuah gaun berwarna mint dan aksesoris yang harus dikenakan oleh sang putri.

Marsha hanya menerima dan langsung meletakkannya di meja riasnya tanpa minat sama sekali.

Tak terasa waktu teruslah berlalu, rombongan keluarga ferrel telah tiba di kediaman keenan.

terpaksa menikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang