Huo Bingyi, seorang prajurit 'biasa', meninggal dalam sebuah kecelakaan setelah berusaha menyelamatkan cahaya bulan putih sekaligus istri Jenderal Federasi, Mo Lingxue.
Dalam suka cita, ia menyaksikan bagaimana orang-orang begitu mencintai sang pujaan hati. Bahkan setelah diselamatkan, tidak peduli siapa nyawa dermawan itu hal paling pentingnya adalah dia selamat!
Di pandangan terakhirnya, Huo Bingyi menyaksikan bagaimana orang-orang ini menangis di pemakamannya, mereka yang tidak pernah mengenal satu sama lain. Huo Bingyi berdiri di antara mereka, menyaksikan pemandangan terakhir dari sosok yang dikebumikan.
"Sepupu, kamu baik-baik saja?"
Siapa itu yang memanggilnya? Huo Bingyi merasa suara itu begitu dekat.
Di barengi rasa penasaran Huo Bingyi berbalik untuk melihat pihak lain, namun sebelum ia sempat melakukannya, matanya justru menangkap pemandangan wajah familiar di depannya.
Wang Xuesi, memiliki senyum dangkal dan mata bunga persik cerah menawan, bergumam.
Maafkan aku.
Meski ia memiliki senyum dimatanya, sosoknya semakin lemah, seperti cahaya lilin yang diterpa angin malam, nyaris meredup. Dan ketika angin itu menjadi semakin dingin dan dingin, cahayanya sepenuhnya padam.
Bagaimana mungkin ini terjadi?
Xuesi! Xuesi, mau kemana kamu?!! Bukankah aku berhasil menyelamatkanmu? Kamu bisa melanjutkan kehidupanmu, mimpi indahmu bersama Mo Lingxue, kan?
Kemana kamu pergi?
Huo Bingyi hendak mencapai sosok itu. Tapi apa yang terjadi adalah sosoknya menjadi semakin kabur. Seakan kabut tebal memenuhi pikirannya, Huo Bingyi kehilangan kekuatan untuk tetap terjaga.
Bagaimana ini mungkin?!! Bukankah dia yang mati disini? Lalu mengapa justru roh Wang Xuesi yang ia lihat, perlahan meninggalkannya bersama udara dingin.
Suasananya suram, dan Huo Bingyi baru tahu bahwa pagi itu hujan dan langit itu di penuhi awan gelap.
Ini seakan-akan seluruh dunia menangisi kepergian Wang Xuesi.
Lalu mengapa dia masih di sini? Mengambil tubuh dan tempatnya.
Apa maksud lelucon ini!?
Dan apa yang terjadi pada jiwa cahaya bulan putihnya? Apa yang dia katakan saat itu? Maaf? Huo Bingyi merasa kata itu tidak pantas ia dapatkan.
Itu karena dia telah mengambil tempat berharga Wang Xuesi.
Haruskah aku yang meminta maaf?
Dalam keheningan, Huo Bingyi tiba-tiba menemukan bahwa kegelapan mulai mendatanginya. Ah, mungkin dia hanya bermimpi.
Berharap Dewa Kematian benar-benar menjemputnya kali ini.
"Sepupu!!!"
Di ambang kesadaran, Huo Bingyi mendengar orang-orang ini berteriak panik.
Ini pasti mimpi, kan?
-
Huo Bingyi bangun lagi di suatu ruangan yang tampak seperti bangsal. Karena eranya sudah berkembang pesat dan teknologi menguasi seluruh Benua, rentang hidup manusia rata-rata kini mampu mencapai usia 200 tahun bahkan lebih.Dalam ruangan serba putih itu, Huo Bingyi tinggal sendirian, menikmati kesepian.
Satu jam berlalu sejak ia membuka matanya, selain keluarga dan teman dekatnya, tersisa satu orang lagi yang belum muncul; Mo Lingxue.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Slowed Up] I've Become My Rival's Wife
FanfictionDalam kehidupan ini Huo Bingyi hanya mencintai dan menyimpan kekaguman yang mendalam pada satu orang yaitu Wang Xuesi. Namun sayang seribu sayang, pihak lain tidak pernah tahu bagaimana perasaannya bahkan sampai kematian mereka. Sebab, Wang Xuesi ha...