Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tak terasa sudah satu tahun hubungan gracio dengan shani. Banyak yg telah mereka lalui dari pertengkaran, salah paham, kesedihan, kebahagiaan.
Tepat nya hari ini gracio meyakinkan dirinya untuk meminta ijin dan restu kepada mami papi nya untuk melamar dan menikahi shani, sebelumnya ia sudah membicarakan ini dengan abangnya jaenan dan abangnya menyetujui bahkan mengusulkan untuk disegerakan.
"Pih mih cio mau minta ijin dan restu dari papi mami untuk melamar dan menikahi shani" ucap cio menatap kedua Orang tuanya yg duduk didepannya.
"Mau sampai kapanpun mami gak akan pernah restuin kamu sama dia" ucap mami.
"Mih please, cio sayang dan cinta sama dia mih, cio bahagia sama shani" ucap cio.
"Kebahagiaan apa yg kamu hadapin dari perempuan itu.?" tanya mami.
"Mam....
"Papi restuin, kapan kamu akan kerumah nya.?" ucap papi memotong ucapan cio.
"Papi serius.? Makasih pih makasih secepatnya cio akan kerumah shani pih" ucap cio senang.
"Tapi tidak dengan mami, mami tetep tidak merestui kamu cio" ucap mami yg langsung pergi dari sana.
"Nanti papi yg bicara sama mami" ucap papi menepuk bahu gracio.
"Makasih pih" ucap cio tersenyum.
***
2 hari sudah pembicaraan pada malam itu.
Kini cio sedang siap2 untuk datang ke acara ulangtahun perusahaan abang nya, yg mana pacarnya juga pasti dateng dan dia akan menjemput shani untuk berangkat bareng ke tempat acaranya."Aku udah bilang sama mami papi yank" ucap cio ketika didalam mobil.
"Oyah.? Terus gimana.?" tanya shani.
"Papi setuju dan kasih restu" ucap cio
"Mami.?" tanya shani yg membuat cio menggelengkan kepalanya.
"Huufffttt" shani membuang nafasnya kasar.
"Percaya sama aku sayang, aku pasti bisa yakinin mami dan buat mami suka sama kamu" ucap cio.
"Kalo gak bisa gimana.?" tanya shani.
"Pasti bisa sayang, ini cuman perlu waktu" ucap cio.
"Yuk turun, jangan terlalu dipikirin soal tadi itu biar jadi urusan aku oke" ucap cio ketika sampai ditempat acaranya.
Shani dan cio masuk kedalam saling menggenggam tangan, tujuan pertama ialah nyamperin abangnya untuk mengucapkan selamat.
"Bang, selamat ya, semoga jaya terus perusahaan nya" ucap cio memeluk jaenan.
"Aamiin thankyou bro" ucap jaenan.
"Pak selamat semoga makin sukses" ucap shani sopan.
"Thank you shan" ucap jaenan.
"Kak cindy mana.?" tanya cio
"Lagi bawa nayla di kamar, tuh dia" ucap jaenan menunjuk istrinya yg menggendong anaknya.
"Yaampun ini ponakan om baru bangun tidur hemm, cantik banget sih sini om Gendong" ucap cio yg ingin menggendong ponakan nya yg berumus 1 tahun 3 bulan.
"Mau sama om.?" tanya cindy dan nayla mengangguk.
Cio langsung saja menggendong anak abang nya itu, dia terus saja mencium pipi gembul nayla.
"Hallo nayla" sapa shani memegang tangan mungil nayla.
"Uty ani" ucap nayla yg belum lancar.
"Iya sayang ini aunty shani" ucap shani mengusap pipi nayla lembut.
"Jangan sentuh cucu ku" ucap mami yg tiba2 datang bersama dengan papi dan chika.
Shani kaget dan reflek melepaskan tangannya lalu menunduk. Cio kesal dengan tingkah mami nya itu.
"Mih apa sih" ucap cio kesal.
"Udah yank gapapa" bisik shani dia gak mau anak dan kalinya itu ribut apalagi di acara penting gini.
"Kak temenin aku yuk ngambil makanan" ucap chika dia gak mau pacar dari abangnya terus dihina mami nya.
"Boleh yuk, permisi semuanya" ucap shani sopan.
"Mami udahlah jangan seperti ini terus, udah stop" ucap jaenan.
"Diem kamu bang, mami gini karna ingin yg terbaik buat cio" ucap mami.
"Kak ini nayla"ucap cio menyerahkan nayla ke cindy. "Kalo mami seperti ini terus jangan nyesel kalo anak mami gak respect lagi sama mami" ucap cio yg langsung pergi.
"Gak berubah ternyata percuma papi nasehatin kamu mih" ucap papi menggelengkan kepalanya.
Keluarga cio sudah pulang kerumah nya, yg tersisa cuman beberapa karyawan perusahaan dan gracio yg masih menikmati pesta itu.
"Yo ikut abang bentar" ucap jaenan
"Ada apa bang.?" tanya cio yg duduk disamping shani.
"Udah ayok, bentar ya shan" ucap jaenan.
"Iya pak" ucap shani.
Cio dan jaenan pergi karna ada hal yg mau diomongin oleh jaenan.
"Hai shan, sendirian aja nih" ucap seseorang yg baru duduk disamping shani.
"Hai, engga ko sama cio" ucap shani.
"Ohh kemana dia.?" tanya orang itu
Shani mengangkat bahunya lalu membuka hp nya tidak mau menanggapi cowok tersebut yg mana ia udah tau kalo cowo ini suka sama dirinya dan mencoba mendekati dirinya terus.
"Masuk perangkap" batin david, yg melihat shani meminum minumannya yg tanpa ia sadari sudah dimasukin sesuatu oleh david.
Shani yg merasa risih berduaan dengan david dia memutuskan untuk pergi ke toilet.
"Nice shan" batin david ketika shani melenggang pergi.
David yg ingin menyusul shani dihentikan temennya yg tiba tiba datang.
"Vid kemana aja lo gue cariin juga" ucapnya.
"Kenapa.?" tanya david yg masih melihat shani yg berjalan makin jauh.
"Kita seneng2 kuy, ada alkohol ternyata disini" ucapnya.
"Sorry gue gak bisa" ucap david yg ingin beranjak pergi.
"Tumben lo biasanya juga paling semangat" ucapnya.
"Ada hal yg lebih penting" ucap david yg langsung pergi mencari keberadaan shani yg hilang dari pandangannya.
"Gue harus bisa milikin lo sepenuhnya shan" gumam david.
"AHHHHHH" desahan terakhir mengakhiri permainan.
•
•
•
TBC
Jangan lupa vote dan komen!
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.