Happy reading!
09.00 WIB.
Josua tengah berjalan sendirian di taman sekolah yang tidak begitu ramai, mungkin, karena sekarang waktu istirahat pertama jadi kebanyakan murid tengah berada di kantin. Josua terlalu malas untuk makan makanan di kantin, jadi, seperti biasa ia hanya membeli ice americano saja.
"Josua!" terdengar suara cowok memanggilnya dari belakang.
Sang pemilik nama otomatis membalikkan badannya.
Asahi berlari kecil menuju Josua, "ada yang mau gue omongin sama lo," ucap Asahi.
"Apa?" balas Josua.
Asahi menunjuk ke arah salah satu kursi panjang di taman itu, "ngobrolnya, sambil duduk di situ aja."
Josua mengangguk setuju, mereka akhirnya duduk di kursi panjang taman sekolah. "To the point," pinta Josua. Cowok itu tidak suka basa-basi karena hanya akan membuang-buang waktu. Josua tipe orang yang sangat menghargai waktu.
"Gue, boleh minta tolong sama lo? Pulang sekolah nanti, lo mau nganterin Neira pulang? Gue ada urusan penting soalnya," jelas Asahi dengan raut wajah serius. Entah apa yang Asahi pikirkan, yang jelas, cowok itu mulai mempercayai Josua, bahwa cowok itu bisa menjaga Neira dengan baik.
"Oke," jawab Josua tanpa berpikir panjang.
"Gue aja yang nganterin!" sambar Rajevan, cowok itu tiba-tiba saja sudah berada di belakang kursi mereka. Asahi dan Josua refleks berdiri dan menengok ke belakang karena terkejut dengan keberadaan Rajevan.
Asahi mengerutkan keningnya, ia menatap heran Rajevan, "sejak kapan lo disini?"
"Yesterday," jawab Rajevan.
Asahi berdecak pelan, "lo, nguping?" todong Asahi.
"Iyalah, kan kerjaan gue itu," jawab Rajevan dengan penuh percaya diri. "Neira, pulang sama gue aja ya? Tenang aja, ntar gue kasih mochi lima box buat sesajen dia, biar anteng," pinta Rajevan.
"Neira, pulang bareng gue!" cela Josua sambil menatap tajam kearah Rajevan.
"Gue!" kelakar Rajevan tidak mau kalah.
"Gue!" sergah Josua.
"Gue aja! Lo udah ubanan, Neira mana mau sama kakek-kakek!" ejek Rajevan.
Asahi memijat pangkal hidungnya, terdengar helaan napas panjang dari mulutnya, "Jev!" tegur Asahi membuat Rajevan kicep.
"Gue, nyuruhnya Josua, jadi dia yang nganter!" jelas Asahi.
Josua tersenyum penuh kemenangan ke arah Rajevan. Sedangkan Rajevan, cowok itu tengah menahan mati-matian agar tidak kelepasan mencakar wajah Josua.
"Lagian, bukannya pulang sekolah lo ada latihan tambahan ya?" lanjut Asahi, karena ia teringat bahwa kelas 12 Taekwondo yang mendaftar menjadi anggota timnas akan melakukan latihan tambahan setiap Minggu dua kali sebelum seleksi di lakukan.
"Gue, bisa nganter Neira pulang dulu, baru balik ke sini lagi," jawab Rajevan.
"Ribet!" kelakar Josua.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Them [ON GOING]
TeenfikceMereka memiliki trauma yang berbeda-beda namun dari sumber yang sama yaitu keluarga. Bukankah rumah itu seharusnya menjadi tempat perlindungan teraman? Bukankah rumah itu seharusnya menjadi tempat tinggal ternyaman? Bukankah rumah itu seharusnya men...