HAPPY READING
01
"Om Bangchan."
"..."
"Om." Ulang Felix sekali lagi.
Pria berjas yang duduk di depan Felix itu tak juga menjawab, bahkan terlihat tak acuh sama sekali dengan tetap memperhatikan layar ponsel di tangannya.
"Om Bangchan!" Teriak Felix untuk yang ketiga kali.
"Ishh." Laki-laki itu berdesis, sorot matanya memandang tidak suka tepat ke arah Bangchan yang masih tampak tak peduli. Menyebalkan sekali memang pria itu, pakai segala belagak tuli. Kena karma tahu rasa.
Lantas Felix berdeham pelan. Sepertinya ia tahu apa yang harus dilakukan untuk merebut atensi pria berotot berwatak keras di depannya. "BANGCHAN SHARK! doo-doo, BANGCHAN SHARK! doo-doo, BANGCHAN SHARK! doo-doo—"
Suara Felix otomatis terhenti kala ia mendapati Bangchan akhirnya melirik dengan satu gerakan. Lihat, bahkan posisi tubuhnya tak bergerak sama sekali, hanya matanya yang kini menyipit tidak suka.
"Ulang sekali lagi."
"Bangchan Aragon." Sahut Felix dengan percaya diri.
Bangchan sontak mencibir dalam hati. Sial.
"Tidak sopan, Felix Calvary. Aku dosenmu kalau kamu lupa."
Laki-laki manis bernama Felix itu hanya mendelik. Lagipula siapa suruh sengaja mengabaikannya seperti itu. Bukankah awalnya Felix sudah berusaha sopan dengan memberikan sebutan di depan nama Bangchan? Bangchan-nya saja yang kurang ajar. Giliran seperti ini saja minta diperlakukan secara santun.
"Mantan." Peringat Felix. "Sekarang sudah tidak, ya om. Aku sudah lulus."
"Tetap saja usiaku lebih tua." Bangchan tak mau kalah.
Felix mendengus. "Iya om iya, aku tahu."
Merasa suasana sudah jauh lebih baik dari sebelumnya karena Bangchan yang akhirnya bersuara, pun Felix tak mau mengulur waktu lebih lama. Akhir-akhir ini tujuannya datang malam-malam ke kedai Bangchan memang hanya satu. Jelas bukan untuk sekedar bertemu, untuk apa juga Felix datang kesana kalau hanya untuk menemui Bangchan. Felix butuh sesuatu.
"Om—"
"Tidak ada."
Raut wajah yang awalnya sudah dikondisikan untuk terlihat semangat itu mendadak lesu begitu saja kala Bangchan tiba-tiba menyela. Lidah Felix kelu untuk merespon jawaban dari pertanyaan yang bahkan belum sempat ia utarakan.
Sepertinya Bangchan sudah sehafal itu dengan gelagatnya sampai belum apa-apa saja ia sudah ditolak mentah-mentah seperti ini. "Serius lah om—"
"Tidak ada mahasiswa yang memanggil dosennya om, Felix."
Felix menghela napas. Perkara panggilan lagi ternyata.
Kalau dipikir-pikir Bangchan memang tidak salah. Tapi kan suka-suka Felix mau memanggilnya seperti apa. Toh Bangchan sebenarnya bukan dosen resmi di kampusnya, bahkan dulu saat Felix masih menjadi mahasiswa baru, ia tidak pernah melihat keberadaan Bangchan sama sekali disana. Entah apa alasannya tiba-tiba Bangchan datang begitu saja dan memperkenalkan diri sebagai dosen, pria itu menggantikan dosen pembimbing yang seharusnya membantu Felix dan beberapa anak lain untuk menyelesaikan skripsi di akhir masa studi itu.
YOU ARE READING
Beyond Evil
FanfictionMINHO-FELIX ⚠⚠WARNING⚠⚠ Rated: R-Restricted [17+] Genre: Fanfiction, Fantasy, Romance, Mystery, Crime, Investigation Tags: #mafia, #police, #mpreg, #smut, #softcore, #stronglanguage, #hacker, #heavyangst, #violence, #mentalhealth, #abusive, #fluffy...