Bab 6 | masuk rs

41 3 0
                                    

Happy reading

Halo jangan lupa vote + komen.
kalo ada yang typo tandain guys

*****

"Dia begitu dekat, namun begitu jauh
dia begitu indah, namun tidak bisa kamu miliki."
~Author cantik

"Tahukah kamu, saat ini kamu sedang menyimpan perasaan untuk seseorang yang bahkan tidak mengerti bahwa kamu peduli? Ya, kamu mungkin menyayangi seseorang yang bahkan tidak sadar bahwa kamu ada. Perasaan tak disadari bisa jadi menyakitkan, tapi ingat cinta tidak selalu tentang menerima balasan. Kadang, cinta hanya tentang memberikan dengan sepenuh hati."
~Raka Diaskara

••••••

Aca memejamkan matanya berusaha kuat karena di pukul ayahnya menggunakan botol alkohol.

"DASAR ANAK SIALAN MATI SAJA SANA."bentak Ayah Aiden.

Ayah Aiden mulai berhenti memukul Aca, dia menyiram air panas ke tubuh Aca membuat Aca kepanasan dan kesakitan.

"AKHH PANAS, AYAH ACA MOHON STOP."teriak Aca meringis dengan mata berkaca-kaca.

Ayah Aiden tidak perduli dengan ucapan Aca, dia terus saja menyiksa Aca tanpa kasian. Ayah Aiden menarik kepala Aca dengan kasar agar menatap dirinya.

plak

Ayah Aiden menampar pipi Aca, membuat Aca tertoleh ke samping.

"Aku ga kuat, jemput aku sekarang Ya Allah."batin Aca dengan air mata menetes dari matanya.

"Aca mohon berhenti."Mohon Aca dengan memeluk kaki Ayahnya.

Namun bukan nya kasian, Ayah nya Aca malah menendang Aca, membuat Aca terjatuh ke lantai.

plak

Ayah Aiden kembali menampar pipi Aca lebih keras sehingga membuat pipi Aca sangat memerah.

"Dasar anak sialan."Ayah Aiden pergi dari ruang keluarga meninggalkan Aca sendirian.

"NONA."teriak Bibi Wina dengan menangis melihat keadaan nona muda nya, dia sudah berkerja di sini sejak Aca belum lahir.

"SATPAM, SATPAM TOLONGIN NONA MUDA."teriak Bibi Wina.

Satpam datang dengan tergesa-gesa, Satpam membelak melihat keadaan nona mudanya. Dia dengan cepat menggendong tubuh Aca dan membawa ke mobil.

Bibi Wina duduk di belakang dengan memangku kepala Aca.

"Pak cepat dikit."Isak Bibi Wina mengusap rambut Aca.

"Non bangun,"guman Bibi Wina dengan air mata mengalir.

skip

Mereka sudah sampai di rumah sakit, Pak satpam membuka pintu belakang, dia pun menggendong tubuh nona muda nya.

Takdir KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang