4. Barang-barang?

19 4 0
                                    

Jisoo mengantarkan Seokmin ke depan pintu pagar seperti seorang pasangan yang menunggu suaminya berangkat bekerja. Ia tersenyum ramah melihat Seokmin yang sudah menyalakan mesin mobilnya dan bergerak mundur. Jisoo tidak diam, ia membuka pagar dan membiarkan Seokmin pergi.

"Hati-hati di jalan, tuan"

"Hmm... Kau juga hati-hati di rumah"

"Tuan, tidak perlu mengkhawatirkan aku seperti itu. Aku jadi malu"

Seokmin pun hanya tersenyum singkat dan melajukan kecepatan mobilnya. Jisoo pun menutup kembali pagar rumah dan kembali masuk ke dalam rumahnya sembari menunggu si bibi datang.
.
.
.
"Sangat berlebihan"

"Bapak bicara dengan siapa?"

Salah satu sekertaris Seokmin menegur Seokmin yang sedang melamun itu.

"Tidak ada, aku hanya bergumam sendiri"

"Ah, begitu... Aku rasa sekarang ada beberapa proposal yang harus kau urus"

"Kemarikan"

Sekertaris itu pun memberikan proposal yang ia maksud kepada Seokmin.

"Chan" Panggil Seokmin.

"Ya?"

"Menurutmu apakah patut untuk mempercayai orang yang baru dikenal tanpa mengenal lebih dalam?"

Pemuda yang dipanggil Chan tersebut pun mengernyitkan keningnya.

"Hmm? Maksud bapak?"

"Cukup jawab saja pertanyaanku itu dan kau akan mendapatkan gaji tambahan tanpa bertanya ba-bi-bu kepadaku"

Mata pemuda itu langsung berbinar-binar bahagia dan tersenyum kearah Seokmin.

"Menurutku kau harus menyelidiki lebih dalam dan jangan langsung percaya"

Seokmin mengangguk-angguk mengerti dan memahami perkataan pemuda yang lebih muda 2 tahun darinya itu.

"Akan aku tagih janjimu, Pak"

"Aish, gaji saja semangat"

"Tentu, itu adalah sumber kehidupan ku"

Pemuda itu pun tersenyum sumringah kearah Seokmin sebelum meninggalkan pria itu sendiri di ruangannya.

"Dasar"
.
.
.
"Selamat datang, bibi" Sambut Jisoo ramah saat sang bibi yang selalu bekerja di rumah Seokmin sebelumnya ini pun mau tidak mau ikut tersenyum ramah.

"Terimakasih, nak-..."

"Jisoo" Sambung Jisoo.

"Ah, iya"

"Ingin aku bantu membawakan barang-barang mu? Sepertinya agak berat"

"Tidak perlu, ini hanya bahan-bahan olahan untuk pangan nanti tuan Seokmin"

"Oh, begitu, tetapi tidak apa-apa bibi aku akan membantumu"

Jisoo pun mengambil salah satu tas belanjaan dari bibi tersebut dan membawanya ke dapur.

"Bibi istirahat saja biarkan aku yang mengurus pekerjaan rumah"

"Tetapi, nak Jisoo aku-"

Belum sempat bibi tersebut melanjutkan perkataannya, ia pun mengambil kursi untuk menempatkan bibi tersebut duduk disana.

"Sudah, bibi duduk saja"

"Nanti jika aku tidak bekerja aku akan dimarahi oleh tuan Seokmin dan tidak akan diberikan gaji"

"Aku yang akan berbicara dengannya nanti, bibi"

"Ah, terimakasih nak"

Jisoo kembali memasang senyum palsunya dan mengangguk.

Game | SeoksooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang