Rambut hitam tersisir rapi dengan hair pomade kesukaannya, baju seragam licin rapi tersetrika, sepatu hitam pantofel mengkilat dibawah teriknya sinar matahari pada pagi itu yang mulai menampakkan diri.
Pagi itu ku lihat dirinya dari balik jendela rumah. Sebagaimana kebiasaan setiap harinya ia mempersiapkan dirinya menuju tempat kerjanya sembari menunggu tuannya keluar dari singgasana.
"Deg.. kenapa jantungku seperti berhenti berdetak ya. Aah tidak, mungkin ini hanya karna kebetulan." kata ku dalam hati menimpali isi kepala yang sepertinya mulai kehilangan keseimbangan. "Ini hanya butuh pembiasaan dan afirmasi diri saja mel, lanjutkan misi-mu". Aku kemudian melanjutkan aktivitas dan pekerjaan-ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
illicit affairs
RomanceHai! Ini adalah sebuah kumpulan serpihan perasaan tentang aku dan kamu, ya hanya kita berdua dan Tuhan yang tahu tentang kita. Sebuah pertemuan yang tidak direncanakan yang pada akhirnya membuat kita mengukir kisah. Di negeri yang jauh terpencil yan...