Diluar Nalar (Tristan Versi)

100 12 0
                                    

"OMG Hellow, Nayla! Serius lo?" Heboh Sissy setelah mendengarkan kisah Nayla semalam.

"Iya, Si! Gue beneran. Makanya gue takut banget."

Tristan yang duduk dibelakang Nayla hanya menyimak. Tentu ia tau kalau oknum yang sedang dibicarakan gadis dihadapannya ini adalah dirinya. Sesekali ia meringis karna berdekatan dengan darah suci. Tapi demi sebuah rencana, ia harus tahan. Yang ada dipikirannya sekarang adalah, bagaimana agar Nayla jatuh cinta pada dirinya? Agar ia tak kesakitan lagi ketika berdekatan dengan darah suci.

"Si!" Panggil Nayla, "Lo mau gak? Kalo tinggal di Rumah gue? Biar gue gak takut-takut amat. Daripada lo nge kost. Sayang duit lo."

Sissy terkesiap, "Yang bener lo? Lo gak keberatan?"

Nayla mengangguk. Sissy memeluk Nayla erat, "OMG Hellow, Nayla! Makasih banget, ya! Lo emang sahabat terbaik gue."

Nayla merasa sesak dipeluk Sissy. Ia berusaha untuk melepaskan diri, namun Sissy memeluknya sangat erat. Alhasil, Nayla mengomel, "Aduh, Si! Gue sesak tau gak?"

Sissy melepaskan pelukannya. Tak lupa dengan cengiran kudanya. Nayla mendengus kesal.

***

Nayla memandang kesal ketika ia melihat begitu banyaknya sampah di tempat sampah depan Kelasnya. Karna merasa risih, ia berinsiatif untuk membuangnya. Namun terlalu banyak sampahnya pasalnya tempat sampah itu merupakan tempat sampah yang besar. Jadinya ia butuh bantuan.

"Si! Bantuin gue dong! Buang sampah di jurang belakang Sekolah."

Sissy yang sedang memoleskan bedak sambil bercermin berkacak pinggang, "Sorry ya, Nay! Lo gak liat? Gue udah cantik kayak gini masa suruh buang sampah? Nanti kadar kecantikan gue ilang lagi."

Nayla mendelik. Emang dasar Sissy. Mau tak mau ia melakukannya sendiri. Walaupun isi sampah penuh, tapi ia masih mampu membawanya. Lagian sampah itu tak terlalu berat kok.

Di belakang Sekolah, memang terdapat jurang yang tak terlalu dalam tapi tetap tinggi. Biasanya sampah dibuang disana. Kenapa? Karna memang disana tidak ada pemukiman warga. Hanya sebuah perkebunan yang tak terawat dan banyaknya pepohonan yang tinggi. Seperti hutan tapi bukan disebut hutan juga.

Ia tersenyum puas ketika berhasil membuang semua sampah itu. Ketika akan kembali ke Kelas, dahinya mengernyit mendapati Tristan dan saudara-saudaranya berada disana. Di hamparan luas yang banyak pepohonan tinggi itu. Penasaran? Tentu saja. Baru akan menghampirinya, ia dibuat terbelalak dengan apa yang mereka lakukan. Kelima oknum berwajah dingin itu memanjat pohon-pohon tinggi itu dengan kecepatan diluar nalar. Kelimanya seolah saling berlomba-lomba untuk mencapai puncak pohon. Nayla tak menyia-nyiakan moment itu, ia lekas mengambil ponsel di saku bajunya dan merekam video kejadian itu. Begitu selesai, Nayla tersenyum puas dan menyimpan rekamannya.

"Mereka memang aneh banget dari awal." Nayla membatin.

Tentu. Selain Galang, Nayla pun juga sadar akan keanehan dari Tristan dan para saudaranya. Seperti Tristan yang keliatan kesakitan ketika didekatnya. Mungkin jika hanya Tristan saja, Nayla masih mempunyai kemungkinan lainnya. Tapi semua saudaranya juga terlihat kesakitan. Udah gitu, wajah Tristan dan saudaranya sangat pucat dan tanpa ekspresi juga membuat Nayla merasa penasaran. Dan kini, rasa penasarannya semakin tinggi ketika ia melihat kejadian ini.

Nayla lekas meninggalkan tempat. Jika ada Galang, Nayla berpikir akan memberitau kejadian ini padanya. Tapi karna Galang gak ada, ia memutuskan untuk menyimpan ini sendiri.

***

Begitu selesai dari sesi lomba panjat pohon, kelimanya turun dengan melompat. Tentunya dengan kekuatan vampir mereka sehingga mereka mendarat dengan selamat.

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang