5/5

236 31 2
                                    


Satu bulan kemudian.

Jeffrey dan Joanna masih pisah ranjang. Mereka tidur di kamar yang berbeda setelah menikah. Joanna di kamar utama, sedangkan Jeffrey di kamar tamu tentu saja. Sebab hanya ada dua kamar di sana.

"Hari ini aku pulang malam. Nanti pesan makanan saja, ya?"

Tanya Jeffrey yang baru saja selesai sarapan. Sama seperti Joanna yang baru saja menelan obat. Karena dia sedang flu sekarang.

"Aku bisa masak sendiri. Tidak perlu khawatir."

Jawab Joanna setelah menumpuk piring. Sebab tugasnya adalah bersih-bersih. Karena Jeffrey sudah memasak setiap hari. Meski rasanya tidak enak sekali. Namun rasanya semakin membaik dari hari ke hari.

"Bahan-bahan di kulkas habis. Aku lupa belum minta Mama belanja kemarin. Apa aku minta Mama belanja sekarang saja, ya?"

"Tidak usah, pulang kerja nanti aku yang akan belanja. Sudah lama juga aku tidak jalan-jalan."

"Oke. Kalau begitu pakai kartu ini. Kamu bisa beli apapun yang kamu ingin."

Joanna mengantongi kartu yang Jeffrey beri. Lalu mencuci piring. Sedangkan Jeffrey membersihkan meja makan dengan lap kering. Kemudian menyemprotkan cairan anti bakteri.

Selesai dengan urusan masing-masing, Joanna dan Jeffrey berangkat ke kantor bersama. Menggunakan mobil si pria. Sebab tempat kerja mereka searah. Meski tidak berdekatan.

"Sampai kapan dia akan seperti ini?"

Tanya Jeffrey setelah Joanna pergi. Wanita itu langsung keluar mobil. Tanpa mengatakan apapun sebelum pergi. Apalagi mencium tangannya seperti apa yang dilakukan para suami istri yang ingin pamit.

Tok... Tok...

Jeffrey terperanjat karena mendapat ketukan di kaca jendela. Rani pelakunya. Dia ingin menyapa, karena kebetulan lewat di sana.

"Rani? Sedang apa di sini?"

Tanya Jeffrey panik saat menurunkan kaca mobil. Dia takut Joanna melihat ini. Takut wanita itu salah paham dan semakin bersikap dingin.

"Aku kerja di sini. Aku lihat kamu dan istrimu tadi. Aku ingin menyapa kalian, tapi dia keburu pergi."

"Kerja di sini? Lalu Rian bagaimana? Siapa yang mengurus dia?"

"Rian sudah masuk TK. Aku akan menitipkan dia di day care ketika kerja. Kebetulan aku kenal pemiliknya, jadi akan lebih mudah jika ingin memantau dia."

"Di mana tempatnya? Kapan-kapan aku juga ingin melihatnya. Selama ini aku hanya melihat dari Hp saja."

Rani tampak senang. Dia tidak menyangka jika Jeffrey tertarik menemui Rian. Mengingat salama ini Jeffrey hanya mau melihat melalui foto dan video saja. Karena ingin menghargai perasaan pasangan.

"Serius? Rian pasti akan senang jika bertemu ayah biologisnya!"

Rani mulai mengetikkan alamat pada ponselnya. Lalu dikirim pada Jeffrey saat itu juga. Namun hal itu jelas tidak membuat si pria senang. Karena rasa bersalah di hatinya kembali datang.

"Rian tahu aku ayahnya?"

"Belum. Aku belum memberi tahu dia tentang hal ini. Tapi suatu saat nanti, aku pasti akan mengatakan ini!"

Jeffrey diam cukup lama. Dia ingin bertemu Rian. Namun di sisi lain dia takut terikat dengannya. Takut hal ini juga akan memperkeruh hubungannya dengan Joanna.

"Aku pergi sekarang, Ran. Terima kasih sebelumnya."

Jeffrey langsung pergi begitu saja. Meninggalkan Rani yang tampak kecewa. Karena jujur saja, dia sangat berharap Jeffrey bisa menggantikan Ethan. Sebagai suami sekaligus ayah Rian.

10 comments for next chapter.

Tbc...

KIND-HEARTED PERSON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang